Biasakan diri dengan menekan bintang terlebih dahulu sebelum membaca.
Terima kasih telah menekan bintang.
Dan selamat membaca🤗
Let's play, Daddy!
•
•
•
•
•
Tepat pukul sepuluh pagi, Selena terbangun dari tidurnya. Tubuhnya terasa remuk. Segera ia berjalan ke kamar mandi. Melihat pantulan dirinya di depan cermin.
Tubuh yang dulunya putih bersih kini penuh dengan tanda-tanda merah juga biru bekas keganasan Daddy semalam. Selena lalu membuang pandangannya. Terlampau jijik hanya untuk melihat tubuhnya.
Setelah memakai gaun putihnya, Selena lalu turun bermain di taman. Namun baru saja Selena sampai di taman, ia melihat kelinci betina nya sudah di ambang sekarat. Tubuhnya terbaring, juga nafasnya tersengal.
Selena menatapnya dengan tatapan datar. Lalu tangannya kembali merogoh saku gaunnya. Mengeluarkan pisau lipatnya.
Selena lalu memotong leher kelinci tersebut.Membelah perutnya, dan mengeluarkan isinya. Kembali menghancurkan rahang kelinci tersebut.
Saat asik bermain dengan mayat kelinci tersebut, Dolby tiba-tiba menggonggong ke arahnya. Mungkin Dolby berfikir, Selena bukanlah Selena yang dulu ia kenal.
Selena tersenyum lembut. Ia lalu mendekati Dolby dengan tangan yang penuh darah. Dolby terus menggonggong. Perlahan Selena mengulurkan tangannya. Mengusap kepala Dolby.
"Tenang lah Dolby. Aku bukan orang jahat. Aku masih seperti Selena yang dulu kamu kenal," ujar Selena pelan.
Dolby lalu terdiam. Merendahkan tubuhnya sampai terbaring di tanah. Selena kembali tersenyum.
"Dolby anak baik. Tak akan menggonggong kembali padaku kan?"
Guk!
"Anak pintar."
Selena lalu meraih Dolby dalam pelukannya. Namun baru saja ia akan pergi kembali ke kamarnya, bahunya di tahan oleh seseorang. Ia lalu menoleh.
"Kamu pikir kamu itu siapa? Kamu hanya pelacur di sini. Jadi, bersihkan dan buang bangkai kelinci yang kamu taruh di sana!"
Selena memiringkan kepalanya lalu berfikir. Ia belum pernah melihat pelayan ini.
Mungkin pelayan baru, gumamnya.
Pasalnya, tidak ada pelayan yang berani mengusik kesalahannya. Karena Daddy pun tak mempermasalahkannya.
"Apalagi yang kamu tunggu? Cepat bersihkan!" bentaknya lagi.
Selena kembali tersenyum. Ia lalu meletakkan Dolby ke tanah. Ia mengelus kepala Dolby.
"Lihat dan perhatikan, Dolby!" perintah Selena.
Guk!
Selena lalu mendekat pada pelayan tersebut. Tanpa diketahui siapapun (kecuali Dolby), Selena kembali mengeluarkan pisau lipatnya. Ia lalu menusukkan ke perut pelayan tersebut.
"Ukhhh! Kau!"
Jlebb!
Jlebb!
Jlebb!
Brukk!
Tumbang.
Tubuh pelayan itu tumbang tanpa perlawanan. Tubuhnya terus mengeluarkan darah. Bahkan perlahan usus miliknya mulai berjatuhan. Selena kembali tersenyum.
"Dolby, kemarilah. Lalu bantu aku," ujar Selena.
Kali ini Dolby langsung mendekatinya tanpa ketakutan seperti tadi. Dolby lalu menggigit leher pelayan tersebut sampai terkoyak.
Sedangkan Selena, kembali menancapkan pisau lipat miliknya ke dada kiri, tepat di jantung pelayan tersebut.
Selena tersenyum puas. Lalu tangannya kembali mengelus kepala Dolby dengan penuh darah.
"Good job, Dolby."
•
•
•
•
•To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's play, Daddy! [Tamat]
HorrorJam malam mulai berdentang. Jarum panjang, jarum menit juga jarum detik berhenti di angka 12. Dan berhenti di sana untuk beberapa waktu kedepannya. Tidak ada yang tahu sampai kapan. Suara burung hantu mulai terdengar samar-samar. Diselingi suara den...