Gaun Putih Yang Ternoda Darah

732 18 0
                                    

Biasakan diri dengan menekan bintang terlebih dahulu sebelum membaca.

Terima kasih telah menekan bintang.

Dan selamat membaca🤗

Let's play, Daddy!

Tak lama kemudian, keadaan kembali hening. Rasa dingin itu juga mulai menghilang. Ragu-ragu, Daddy mulai keluar dari persembunyiannya.

Melirik jarum jam di dinding. Ternyata sudah pukul dua dini hari. Ia menghembuskan nafas lega. Berfikir, penderitaan tadi telah usai.

Tepat di saat ia selesai memandangi jam tersebut, pandangannya tak sengaja jatuh pada balkon kamar tersebut.

Ada gadis di sana. Dan Dolby, anjing peliharaannya tengah duduk didekat gadis tersebut.

Gadis tersebut mengenakan gaun putih bersih. Rambutnya terurai panjang. Perlahan gadis itu menghadap Daddy.

Daddy, aku mencintaimu.

Perlahan tubuh putih gadis itu mulai diselimuti oleh luka. Darah dari kepalanya mulai membasahi gaun putih miliknya.

Mata gadis tersebut jatuh dan menggelinding ke arah Daddy bersamaan dengan otak milik gadis itu yang jatuh terurai.

Dan di saat Daddy melihat bola mata yang berada tak jauh darinya itu, bola mata tersebut langsung mengedip. Padahal tidak ada kelopak mata di sana.

Daddy, sakit. Sakit sekali Daddy. Kenapa kamu membunuhku? Aku mencintaimu, Daddy!

Bersama dengan itu, gadis itu mulai menjatuhkan dirinya ke bawah. Membuat Daddy tanpa sadar berlari ke arahnya. Sebelum sempat menyentuh permukaan, gadis itu tersenyum miring padanya.

Kau pembunuh!

"Tidakkk! Aku bukan pembunuh!"

Daddy jatuh terduduk di samping Dolby. Tangannya terus menarik rambutnya kuat.

Kau pembunuh!

Daddy lalu mengangkat wajahnya. Dan melihat Dolby dengan menatapnya tajam. Tak berselang lama, dari mata Dolby mulai bercucuran darah. Dan mata itu juga jatuh menggelinding ke arah Daddy dengan terus menatapnya.

Kau pembunuh!

Daddy tak mau mempercayai pengelihatannya. Tapi ia tahu, bahwa Dolby lah yang baru saja mengatainya seorang pembunuh.

Kembali tak sengaja mata _Daddy_ melihat jarum jam kembali bergerak menuju angka 12.

Jam kembali berdentang nyaring. Bersamaan dengan bunyi-bunyi tadi kembali bersahutan. Angin malam kembali berhembus.

Gonggongan Dolby kembali terdengar bersamaan dengan suara burung hantu yang tadi sempat menghilang. Dan sekali lagi, dingin kembali merajai.

Daddy mulai berlari kembali untuk bersembunyi di balik selimutnya, disaat tawa melengking terdengar di telinganya. Namun pintu balkon tersebut segera tertutup.

Daddy, aku mencintaimu. Tapi mengapa kamu membunuhku, Daddy? KENAPA?!!

Suara itu yang awalnya begitu lembut, dan diakhiri suara yang begitu melengking. Membuah kaca-kaca di sana tampak bergetar.

"Aku tidak membunuhmu. Kamu bunuh diri sendiri. Aku tidak membunuhmu. Kamu bunuh diri sendiri!" elak Daddy.

Kau membunuhku!

"Tidak! Aku tidak membunuh kamu. Aku juga mencintaimu, Selena. Aku tidak membunuhmu! Kamu yang bunuh diri sendiri!" pekik Daddy.

Wajah hancur gadis di depannya mulai membaik. Gaun putihnya juga sudah hilang dari noda darah. Tangan kecil gadis itu mulai terulur ke atas, membelai wajah tak terurus milik Daddy.

Di sana tampak janggut yang mulai memanjang. Kumis yang tampak tak terurus. Dilihat dari manapun, Daddy mengalami hidup yang berarti beberapa hari ini.

Daddy, aku mencintaimu.

"Aku juga Selena. Aku mencintaimu. Sangat."

Sekejap, tak membiarkan Daddy berpikir sejenak pun, penampilan gadis itu kembali hancur. Darah menutupi gaunnya.

Wajahnya hancur dan pekanya pecah. Kuku-kuku panjang miliknya ia angkat, lalu menusuk ke perut Daddy berulang kali.

"Selena ...."

Kau harus merasakan apa yang aku rasakan, Daddy! Hihihi!

Tepat sebelum Daddy merasa dirinya akan jatuh menghantam permukaan tanah, dan mati seperti Selena, tubuhnya seolah kembali ke dalam kamar tersebut.

Kembali merasakan takut, dan mendengar kata-kata cinta milik Selena. Dan ia juga membalasnya. Setelah itu, ia akan di tusuk oleh Selena, dan dilemparkan ke bawah.

Dan sebelum ia menyentuh permukaan tanah, ia sudah akan kembali berada di dalam kamar.

Hal tersebut terus berulang-ulang sampai pagi menjelang. Dan di saat pagi menjelang, Daddy akan ditemukan tengah meringkuk ketakutan, dengan wajah pucat berada di balkon tersebut. Terpaku menatap tempat jatuhnya Selena waktu itu.

Hihihi!





To Be Continued

Let's play, Daddy! [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang