HAVE FUN

282 50 33
                                    

Selama ini, Hyunjung tidak memiliki minat pada bidang apa pun selain akting atau jenis pekerjaan lain yang masih berada di industri yang sama. Rekan sesama pekerja di industri hiburan pernah mengajak Hyunjung untuk ke kelas pilates, ikut klub golf, bahkan hingga ke klub memancing agar Hyunjung memiliki hobi lain yang bisa dijadikan pelepas stress, tetapi Hyunjung selali menolak.

Bagi Hyunjung, selama dirinya memiliki jam tidur dan sosok Jimin di sampingnya, ia tak membutuhkan apa pun. Stressnya akan menguap begitu saja. Ia tidak membutuhkan hobi atau keanggotaan dengan klub mana pun.

Namun kini, stress tiba-tiba dirasakan karena jam tidur yang berlebihan. Hyunjung tidak pernah mengira jika tidak memiliki pekerjaan apa pun—setelah sibuk selama belasan tahun—memiliki tekanan tersendiri pada batinnya. Lebih buruknya lagi, kini Hyunjung tidak memiliki Jimin di sisinya.

"Sepertinya aku akan pindah dari sini."

Dampak dari stress yang mendera Hyunjung adalah munculnya keinginan untuk meninggalkan griya tawangnya. Sebelumnya, Hyunjung bekerja sangat keras untuk membeli hunian mewah itu adalah demi kenyamanan atas privasinya. Tidak akan ada yang bisa memotret dengan sesuka hati setiap kali Jimin mengunjunginya, lalu membuat berita tidak penting tentang bagaimana mereka berkencan.

Namun saat semua tujuan itu lenyap, Hyunjung tidak merasa perlu lagi untuk tinggal di sana. Ia bukan lagi seorang selebriti yang harus menjaga privasinya, juga tidak ada lagi Jimin yang perlu dijaga privasinya untuk setiap kunjungannya.

"Pindah ke mana?" tanya Namjoon, yang dipaksa datang ke sana sepulang bekerja karena Hyunjung terus merengek dirinya kesepian.

"Ke tempatmu."

"Apa?" Namjoon sampai tersedak minumannya sendiri.

"Maksudku ke gedung apartemenmu. Aku punya satu unit di lantai dua belas."

"Wah... kau menyebutkan aset properti seolah itu hanya bagian dari koleksi tas mewah biasa. Pantas saja aku selalu menemukan komentar orang yang iri pada hidupmu. Kalau dipikir-pikir lagi, sepertinya aku juga iri dengan aset yang kau miliki saat ini."

Hyunjung menuruti ajaran ibunya untuk menabung setidaknya separuh dari penghasilannya dan tidak membiasakan diri hidup dalam kemewahan. Meski memiliki penghasilan besar, Hyunjung tidak hobi mengoleksi barang-barang mewah seperti tas maupun sepatu. Sebagian besar brand mewah yang dipakainya selama ini adalah produk sponsor dan Hyunjung tidak malu akan hal itu.

Dengan pola hidup seperti itu, ditambah Hyunjung juga diberitahu untuk menemui konsultan keuangan, ia bisa memiliki banyak aset di usianya yang masih terbilang muda. Properti menjadi incaran utamanya, dan salah satu pencapaian besarnya adalah kepemilikian griya tawang yang ditempatinya saat ini.

"Kau bisa membeli salah satunya," kata Hyunjung. "Aku punya satu yang ada di Apgujeong. Biasanya kusewakan, tapi sepertinya masa sewanya akan habis dua bulan lagi dan aku belum mendengar tentang perpanjangan. Nilai properti di sana naik tinggi, tapi aku bisa menjualnya padamu dengan harga beliku saat itu."

"Terima kasih atas kebaikanmu, tapi nanti dulu. Aku harus menabung puluhan tahun dengan profesiku yang sekarang untuk membeli apartemen di Apgujeong."

"Ada pinjaman bank."

"Profesiku tidak akan memberiku limit yang tinggi."

"Siapa suruh jadi jurnalis?" Hyunjung mencibir. "Padahal dulu sudah bagus kau punya cita-cita dokter, pakai banting stir segala."

"Aku benci lihat darah."

"Dasar payah!"

"Kenapa kau mau pindah dari sini?" Namjoon mengembalikan topik ke arah semula. Pembicaraanya dengan Hyunjung selalu begitu. Melebar tak tentu arah, tetapi selalu kembali ke jalur yang benar sebelum benar-benar tersesat.

PROBLEMATIC QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang