STUDIO

231 60 18
                                    

Tinggal di kediaman Taehyung dan Jungkook memang membuat Hyunjung terbebas sementara dari kerumunan wartawan. Berkat Taehyung, ia yang keluar gedung tempat acara penghargaan diselenggarakan tanpa ketahuan oleh media karena menyamar sebagai salah satu stafnya.

Namun semua itu hanya bertahan sementara. Tidak sampai tiga hari, media berganti mengerumuni gedung apartemen tempat Taehyung tinggal. Posisinya terendus karena kecerobohan Hyunjung membuka gorden jendela utama, padahal Taehyung dan Jungkook tidak pernah membukanya karena ada kamera sassaeng yang mengintai mereka lebih gila dari paparazi.

"Tinggal jangan ke mana-mana. Akan kupikirkan cara untuk mengusir mereka," kata Taehyung seminggu yang lalu dan tidak membuahkan hasil sampai sekarang. Para awak media tidak meninggalkan tempat mereka, ditambah para sassaeng yang menebar ujaran kebencian di forum internet, menyebut Hyunjung menjadi benalu di hidup Taehyung.

"Kalian benalunya, Sialan!" Hyunjung melempar ponselnya pelan, agar tidak terjatuh ke lantai dan rusak. Ia tidak sedang dalam kondisi bisa berkeliaran keluar dan membeli ponsel baru andai itu terjadi. pun sekarang Hyunjung tidak punya sosok manajer seperti Yeseo yang bisa dimintai pertolongan.

Omong-omong soal Kang Yeseo—dan seluruh staf dalam timnya, tidak ada yang mengontak Hyunjung sejak malam itu. Grup obrolan mereka juga sepi. Pesan terakhir di sana adalah dari Yeseo, yang memberitahu semua untuk tidak bicara macam-macam pada siapa pun sampai perusahaan merilis pernyataan.

Ponsel yang baru saja dilempar itu tiba-tiba berdering. Hyunjung kembali mengambil benda itu dan nama Kang Yeseo tertera di layar. Kebetulan sekali.

"Hm, ya, masih ingat aku? Kukira kau sudah mengurus artis lain sekarang?"

Hyunjung tidak mendengar respons apa pun dari seberang sana. Biasanya, Yeseo akan mendengkus atau sekadar menghela napas berat jika sudah jengah padanya.

"Datang ke agensi sekarang. Kau harus mengurus penyelesaian kontrakmu dengan perusahaan."

Kali ini Hyunjung yang terdiam. Ia tentu senang jika jalannya dipermudah, tapi ketika mendapatkannya, kenapa rasanya begitu janggal? Perusahaan seperti terkesan pasrah, padahal keputusan mendadaknya kala itu pasti merugikan mereka cukup banyak.

"Bagaimana aku ke sana? Ada banyak wartawan di sini." Hyunjung enggan memikirkan kejanggalan itu. Yang penting ia bisa terbebas dari agensi secepatnya.

"Kenapa tanya aku? Merangkak pun terserah kau. Maksimal satu jam kau harus sudah tiba, kecuali kau ingin mendapatkan pilihan buruk lain yang akan merugikanmu."

"Tapi—"

Panggilan terputus, padahal Hyunjung belum sempat membalas secara utuh. Ia sungguh tidak tahu bagaimana cara lolos dari sana. Wartawan menyebar ke segala penjuru, menghadang semua jalan keluar yang mungkin Hyunjung lalui untuk pergi. Taehyung dan Jungkook juga sedang ada jadwal lain di luar negeri.

Kini satu-satunya harapan yang Hyunjung punya hanyalah Namjoon. Mungkin dia juga ada di bawah bersama wartawan lain, tapi di sisi lain pria itu juga berada di pihaknya.

'Namjoon. Kau di bawah?'

Hyunjung mengetikkan pesan dengan cepat, dan semenit kemudian balasan dari Namjoon diterima.

'Tentu saja. Aku tidak mandi tiga hari gara-gara kau. Ada apa?'

'Bantu aku keluar dari sini.'

'Bagaimana caranya?'

'Kau yang pikirkan. Aku akan bersiap sepuluh menit, dan saat itu kau harus sudah punya cara untuk meloloskanku keluar dari sini.'

PROBLEMATIC QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang