PASSION

280 52 7
                                    

Hyunjung sadar dirinya telah melakukan kesalahan besar. Ketika dosa itu selesai dilakukan, Yoongi pergi begitu saja dan ia tidak mencegahnya. Itu malah yang terbaik untuk mereka berdua, dan Hyunjung tidak melihatnya lagi begitu ia bangun saat pagi menjelang.

Pesan masuk dari Taehyung menjadi tanda bahwa adiknya itu telah kembali dari aktivitas luar negerinya telah usai. Bahkan baru lima belas menit yang lalu Taehyung memberi kabar, bahwa dirinya dan Jungkook sudah tiba di Bandara Incheon dan akan langsung kembali ke tempat tinggal mereka untuk istirahat.

Hyunjung memberitahukan di mana keberadaannya dan meminta Taehyung menjemputnya. Ada nada curiga terdengar karena rupanya Taehyung tahu tentang studio pribadi Yoongi, tapi Hyunjung berusaha mengelak dan menyuruhnya untuk bergegas.

"Kenapa kau bisa ada di studio Yoongi Hyung?" Taehyung langsung melontarkan penuh kecurigaannya begitu Hyunjung masuk ke mobil, tak lama setelah dirinya tiba di pelataran parkir kawasan apartemen mewah tersebut.

"Kau tidak tahu sericuh apa kemarin di sini? Tempatmu bahkan juga dijaga sasaeng."

"Iya, tahu. Tapi kenapa bisa di tempat Yoongi Hyung?"

Hyunjung menoleh kesal pada adiknya yang seakan tidak terpengaruh oleh jet lag, sementara Jungkook saja seakan tak punya daya di jok paling belakang.

"Aku kenal siapa lagi di agensi selain Chae Yoongi? Hanya dia yang bisa dan mau menawarkan bantuan untukku. Kau juga kenapa harus ke luar negeri kemarin?!" Hyunjung setengah menyalak hingga Taehyung membelalak karena terkejut.

Dalam hati, Hyunjung kembali menyalahkan Taehyung lagi. Andai aktivitas luar neger Zeus bukan kemarin, mungkin Hyunjung bisa dibantu oleh Taehyung untuk menghindari wartawan yang terus mengincarnya. Mungkin juga Hyunjung tidak perlu meminta tumpangan Yoongi, yang berujung dengan tawaran tempat singgah sementara di studio pribadi miliknya. Lalu kesalahan itu juga tidak akan pernah terjadi.

Situasi hari ini jauh lebih tenang dan terkendali dibanding kemarin. Meski masih ada satu dua wartawan yang menunggu di sekitar tempat tinggalnya, setidaknya mobil tumpangannya bisa masuk dengan tenang ke parkiran, dan Hyunjung tidak perlu menghindari siapa pun ketika naik ke griya tawang miliknya.

"Noona, Ibu tadi menghubungiku. Katanya kau sulit dihubungi sejak kemarin." Taehyung sengaja ikut dengan Hyunjung dan membiarkan Jungkook pulang bersama manajer tanpa dirinya. Ada sesuatu yang ingin ia bicarakan dengan Hyunjung.

"Bicaranya nanti saja," kata Hyunjung.

"Noona...."

"Kita masih di luar, Tae. Tahu tempat sedikit." Hyunjung berujar tegas.

Taehyung mengunci mulutnya rapat-rapat, menunggu lift berhenti di lantai teratas, di mana griya tawang Hyunjung berada. Ia pun belum berani membuka suara saat Hyunjung langsung masuk ke kamarnya dan baru keluar lagi setelah hampir satu jam. Pun kakaknya itu hanya ingin ke mini bar mengambil minuman dan kembali lagi ke kamarnya, tetapi Taehyung lebih sigap untuk mencegahnya pergi.

"Sekarang kita tidak sedang di luar. Ayo bicara." Taehyung menarik tangan Hyunjung, membawa wanita itu ke sofa yang sedari tadi ia tempati.

"Jika kau belum mau menemuinya, setidaknya jawab panggilan atau balas pesan dari Ibu. Jangan menambah beban pikirannya dengan membuatnya khawatir."

Botol minum yang tadi Hyunjung ambil di mini bar diletakkan di meja, lalu kedua tangannya digunakan untuk mengusap wajahnya kasar. Hyunjung gusar dengan banyak hal yang mengganggu pikirannya.

"Aku tidak tahu harus bicara apa pada Ibu. Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya." Hyunjung berkata dengan nada bicara yang begitu lemah.

"Tidak perlu. Kau tidak perlu menjelaskan apa-apa. Ibu tahu semuanya, termasuk kau yang tidak baik-baik saja. Ibu hanya ingin mendengar suaramu, atau sekadar mendapat balasanmu untuk memastikan kau tidak dalam keadaan yang terlalu buruk."

PROBLEMATIC QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang