WHAT

239 48 28
                                    

"Hyung, bukannya aku tidak mau membelikan apa-apa untukmu, tapi memang tidak sempat saja. Jadwal syutingku padat sekali sampai melewati batas waktu yang direncanakan. Aku saja langsung ke bandara begitu menyelesaikan syuting dan itu saja hampir ketinggalan pesawat."

Kurang lebih seminggu yang lalu Jimin kembali dari Budapest dan ia memang tidak sempat membeli apa pun di sana sebagai oleh-oleh. Ia tidak memiliki waktu untuk bersantai, bahkan isi kopernya saja berantakan karena manajernya asal memasukkan barang-barangnya agar tidak terlambat membawanya ke bandara.

"Aku tidak mengharapkan dibelikan apa pun olehmu. Kenapa kau ini? Sejak kapan juga aku mempermasalahkan hal seperti itu?" balas Yoongi, yang terpaksa mengalihkan atensinya dari pekerjaan karena omongan Jimin yang menurutnya tidak masuk akal.

"Habisnya sejak kemarin kau mengabaikanku terus," ujar Jimin, sedikit menggerutu. "Biasanya juga sesibuk apa pun, kau tidak pernah seabai ini padaku. Jadi jangan berdalih kau sibuk dengan pekerjaanmu."

Yoongi juga tidak bisa menampiknya. Sejak Jimin kembali, Yoongi sadar dirinya memang menghindari sahabatnya tersebut. Hal itu tidak lain adalah karena tindakannya yang salah, saat Jimin baru terbang ke Budapest.

Harusnya Yoongi tidak tidur dengan mantan dari sahabatnya sendiri. Harusnya Yoongi tidak pernah mengajak Hyunjung ke studio pribadinya, menuruti maunya dengan memberi alkohol dengan kadar yang begitu tinggi hingga keduanya menjadi sangat kacau dan melakukan sesuatu yang tidak seharusnya mereka lakukan.

"Lalu kau mau aku bagaimana? Yang kau ceritakan juga seputar adegan ciumanmu dengan Song Yeri di jembatan iconic di sana. Mau membuatku iri?"

Lantas Jimin mengulas senyum jahil. Yoongi memang tidak begitu tertarik dengan dunia hiburan kecuali itu memberikan pengaruh pada pekerjaannya, tapi pria itu mengidolakan artis besar bernama Song Yeri. Salah satu dewi di dunia hiburan Korea Selatan, bahkan kecantikannya selalu diagungkan melebihi Hyunjung sebelum dirinya pensiun.

"Aku take sepuluh kali untuk adegan itu." Jimin sengaja mengatakannya untuk membuat Yoongi gerah. Selain karena kualitas naskahnya yang bagus, alasan lain yang membuat Jimin menerima proyek film itu adalah sosok Song Yeri sebagai lawan mainnya. Jimin sengaja ingin membuat Yoongi merasa iri pada pekerjaannya.

"Aku tidak mau dengar." Yoongi memutar kursinya, berpura-pura kesal pada sahabatnya. Ia memang iri dan akan sedikit kesal ketika melihat adegan itu saat filmnya tayang nanti-Yoongi selalu menonton proyek film Jimin, tapi bukan itu yang menjadi beban pikirannya.

Jimin melakukan adegan ciuman dengan idola Yoongi karena tuntutan pekerjaan, tapi apa yang menjadi tuntutan atas tindakan Yoongi di belakang Jimin? Nafsu? Khilaf? Apa pun alasannya, Yoongi telah melakukan pengkhianatan yang ia pun akan menerima jika Jimin akan menghajarnya habis-habisan andai tahu suatu saat nanti.

"Hari ini aku juga akan ke Busan untuk syuting lanjutan dan... sepertinya akan ada adegan ciuman lagi dengannya." Jimin semakin memanas-manasi.

"Pergi sana. Pergi!" Yoongi masih berpura-pura kesal, menanggapi kejahilan Jimin agar tidak dicurigai macam-macam jika terus diam seperti sebelumnya.

"Ini aku juga akan pergi." Jimin bangkit dari sofa. "Nanti aku akan minta manajer merekam adegannya, biar aku bisa menunjukkannya padamu."

"Ya!"

Jimin bergegas keluar saat Yoongi menyalak. Sepeninggalnya pun, Yoongi kembali menjadi dirinya yang merenungi kesalahannya. Sudah satu bulan lebih dan ia belum juga melupakannya.

Tentu Jimin menjadi seseorang yang sangat ia pikirkan, tetapi Yoongi juga memikirkan Hyunjung. Wanita itu menyambut tindakannya pasti karena pengaruh alkohol yang sudah menguasainya, dan Yoongi meninggalkannya begitu mereka selesai karena tidak tahu harus bagaimana dan harus berkata apa.

PROBLEMATIC QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang