Zea membawa Rahel dan Aril ke depan laboratorium. Zea tidak menyadari kalau ia masih menarik tangan Aril dan Rahel.
"Bang lo gak papa kan?" Tanya Zea kepada Aril karena wajah Aril terlihat memerah.
Padahal wajah Aril memerah bukan karena ocehan Alex, melainkan Zea yang masih memegang tangan Aril.
"E-engga. Gue gak papa." Ucap Aril sambil menatap tangan mereka.
Zea yang mengikuti tatapan Aril, langsung sadar dan melepas tangan Rahel dan Aril. Rahel juga baru menyadari kalau tangannya dan tangan Aril baru dilepas karena Aril yang salah tingkah.
"Huuhahahah, lo gak pernah di pegang cewe kak? Tegang amat." Ucap Rahel ngakak. "Udahlah Zee, kak Aril suka sama lo, gak peka banget, hahahh." Lanjutnya yang masih tertawa.
"A-apasih, gak jelas lo" cetus Aril dengan sangat gugup.
Zea hanya menatap tajam tingkah sahabatnya itu.
"Hahh, cape gue ngeliat kesalah-tingkahan kalian. Ayo Zee, kita ke kelas." Pinta Rahel sambil menarik tangan Zea.
"Kita masuk dulu ya bang" ucap Zea dan tersenyum.
Aril mengangguk cepat dan tersenyum lebar ke arah Zea. Saat Zea dan Rahel sudah tidak keliatan, Aril menghela nafas panjang, dan mengatur ekspresinya.
**
Rahel dan Zea sudah sampai di kelas mereka. Saat mereka masih ingin mengobrol, lonceng masuk berbunyi.
"Gak seneng banget ni guru" cetus Rahel.
Guru pelajaran pertama pun masuk membawa seorang siswi cantik dan tinggi ke kelas mereka.
"Baiklah anak-anak, kalian memiliki teman baru. Silahkan perkenalkan diri kamu." Ucap pak Harto, wali kelas mereka.
"Perkenalkan saya Angelia Renata, biasa dipanggil Angel. Semoga kita bisa menjadi teman baik." Ucap Angel.
Seluruh kelas 11 MIPA 2 berbisik-bisik memuji kecantikan Angel, termasuk Rahel.
"Gila, cantik banget. Insecure gue." Bisik Rahel kepada Zea.
"Ngapain insecure? Kita itu cantik, natural lagi. Liat tuh dia pake make up, matanya di softexin lagi." Jawab Zea.
Zea memang lebih cantik dari Angel, dan masih menjadi Murid tercantik di SMA Taraf Agung.
"Softlens Zee, astagfirullah. Ia sih, emang lebih cantik Lo."
"Lebih cantik lo juga sih menurut gue. Tapi gak tau menurut yang lain." Ucap Zea terkekeh kecil.
"Yaudah, kamu cari bangku kosong." Ucap pak Harto.
"Bisa gak pak, kalo saya duduk di samping perempuan itu?" Tunjuk Angel ke arah Rahel.
Rahel dan Zea kaget. "Eemm maaf ngel, kita udah sebangku. Cari yang lain aja." Ucap Zea dengan nada rendah dan tersenyum.
"Yahh, tapi saya pengennya disitu pak" rengek Angel.
"Udah Zee, kasih aja. Murid baru loh itu."
"Jangan dikasih Zee, itukan kursi lo."
"Kasih aja hel, trus Lo sama gue."
Ucap teman-teman Zea. Ada yang mendukung Zea, ada yang menyuruh Zea pindah, dan ada juga yang memanfaatkan keadaan agar bisa sebangku dengan Zea.
Pak Harto yang merasa bingung, terpaksa menyuruh Zea pindah. "Bapak gimana sih, jelas-jelas saya yang duluan disini. Dan lo, Lo gak liat kalo gue udah disini. Makanya cabut tuh software biar lo bisa ngeliat." ucap Zea menaikkan nada bicaranya.
"Softlens Zee" potong Rahel. "Iya nih pak, saya juga maunya sama Zea. Kok main pindah-pindah aja?" Tanya Rahel.
"Zee, kalau kamu gak mau pindah, jangan harap kamu dapat nilai bagus dari saya." Ancam Harto.
Zea yang mendengar ancaman Harto, terpaksa pindah ke bangku paling sudut bersama dengan Bagas. Zea memilih dengan Bagas karena Bagas itu orangnya tidak banyak bicara.
Bagas adalah murid pindahan saat mereka kelas 10. Ia jarang bicara, dan hanya memiliki beberapa teman, bisa dihitung. Dan bisa dibilang Bagas itu nolep.
"Bagas, gue disini ya?" Pinta Zea.
Meskipun Bagas sebenarnya tidak ingin memiliki sebangku, ia terpaksa harus mengiyakan Zea. Selain karena kasihan, Bagas juga tau kalau Zea sahabatan dengan Rahel. Bagas menyukai Rahel.
TBC
Onig:@ainiklk
Tq:))
KAMU SEDANG MEMBACA
DYK? ILY
Genç KurguMenyukai seseorang yang sering menjahili kita sagat menjengkelkan ya? Namun itu lebih baik daripada mencintai seseorang yang berpura-pura tidak peka, walaupun orang itu sangat menyayangi kita. Tapi kenapa dia menolakku jika dia menyayangiku?