Hari ini adalah hari kedua Rahel bersekolah setelah kelas 11. Seperti biasa, Rahel selalu semangat sekolah karena ia bisa bertemu dengan Ken.
*Tok tok tok (suara ketukan pintu)
"Assalamualaikum"
"Oma, Zea udah dateng. Rahel berangkat dulu ya." Ucap Rahel sambil mencium punggung tangan Hana.
Rahel membukan pintunya. Ternyata yang datang bukanlah Zea melainkan Aril bersama dengan supirnya.
"Kak? Lo ngapain disini?" Tanya Rahel.
"Lo gak mau motor lo? Sama, gue juga gak mau." Jawab Aril tersenyum tipis.
"Dihh, Lo ngasinya bisa di sekolah kali" ucap Rahel yang langsung mengecek motornya.
"Gue naik motor tawon ke sekolah? Di kira ngebadut dong gue" ucap Aril.
Rahel hanya menatap Aril tajam.
"Yaudah pak, bapak udah bisa pulang. Bapak naik taksi aja, nih uangnya." Ucap Aril sambil memberikan uang kepada supirnya.
"Ngomong dah sama motor kesayangan lo itu. Gue mau cabut dulu." Kata Aril kepada Rahel.
Saat Aril ingin menaiki motornya, tiba-tiba Zea datang untuk menjemput Rahel. Kenapa sih Rahel gak pernah menjemput Zea? Selain karena Rahel lama bangun, Rahel tidak pernah menjemput Zea karena pekerjaan ayah Zea itu seorang badut maskot untuk menghibur anak-anak yang berulang tahun. Rahel sangat takut dengan maskot. Zea juga tau jika Rahel tidak suka boneka, dan Zea sangat ngertiin Rahel.
"Bang Aril? Ngapain?"
"Hmm? Nganter motor tawon ke tawonnya." Jawab Aril.
"Yee motor gue juga gitu. Itu gambar lebah btw." Ucap Zea
"Sama aja" ucap Aril tertawa. "Ya udah Zee, Abang pergi dulu ya" lanjutnya.
"Yi idih zii, ibing pirgi dili yi". Nyinyir Rahel "Sama Zea sok lembut lo. Jangan-jangan lo suka lagi sama Zea. Atau jangan-jangan lo sukanya sama gue?" Ucap Rahel sambil mengsipitkan matanya.
Beda halnya dengan Aril yang membulatkan matanya karena kaget dengan perkataan Rahel. "Najis erotomania" Jawab Aril dengan ekspresi ngeri.
"Habisnya lo ngeselin kalo ngomong ke gue." Cetus Rahel.
"Udah ah, gue gak jadi-jadi berangkatnya." Ucap Aril kepada Rahel dan Zea.
"Haha, bareng aja bang sama kita" pinta Zea.
"Hah? Eee gimana yaa." Kata Aril yang masih berpikir.
"Ayolah, jarang-jarang loh gue mohon"
'kalo gue nolak, gak enak sama Zea' ucap Aril dalam hati. "Yaudah deh, ayo"
"Kalo gue yang minta kak Aril ikut, beda lagi ceritanya" cetus Rahel.
"Pasti mau kok, bang Aril kan suka sama lo" ucap Zea sambil tertawa.
'gue suka nya sama lo Zee' lirih Aril dalam hati. "Apaan sih, gak jelas lo berdua. Jadi bareng gak nih?"
Mereka bertiga pun berangkat ke sekolah bersama.
Setelah 15 menit berlalu, akhirnya Aril, Rahel, dan Zea pun sampai. Mereka bertiga memarkirkan motor mereka di tempat yang sama.
'Aduhh, ada Alex lagi. Malu banget gue' ucap Aril dalam hati.
Alex adalah anggota Aril di ekstra basket SMA Taraf Agung.
"Wah wahh, seorang ketua basket mengantar si kembar lebah. Ada gerangan apasih kawandd?." Kata Alex kepada Aril.
Ekspresi Aril kini bercampur aduk dengan perasaan malu dan emosi.
Rahel yang melihat wajah Aril yang terlihat malu langsung menyambar perkataan Alex. "Yang di anter siapa? Sok tau lo. Kita aja jumpanya di gerbang juga"
"Apaan, jelas-jelas gue ngikutin kalian dari warung bakso di dekat rumah gue. Ciee yang nutupin aibnya babang Aril." Ucap Alex yang tidak ada berhenti-berhentinya untuk ngeledek.
Zea sedari tadi menutup hidungnya dan membuat ketiga orang yang di dekatnya bingung.
"Lo kenapa nutup hidung?" Tanya Alex.
"Nafas lo bau asap api neraka" jawab Zea santai.
"Jiaakkhh pak cepak cepak cepak jedderr" ledek Rahel sambil bernyanyi.
"Huuahaha, yok ah." Zea langsung menarik tangan Aril dan Rahel menuju kelas mereka.
TBC
Ehh ternyata masalahnya belum dapet😂
Maaf yaa:')❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
DYK? ILY
Teen FictionMenyukai seseorang yang sering menjahili kita sagat menjengkelkan ya? Namun itu lebih baik daripada mencintai seseorang yang berpura-pura tidak peka, walaupun orang itu sangat menyayangi kita. Tapi kenapa dia menolakku jika dia menyayangiku?