~Hancur

14 9 37
                                    

"Zee, motor gue kemana? Tadi kan gue letak disini. Lo liat sendiri kan?" Tanya Rahel dengan sangat panik.

"Iya Hel, motor lo tadi didekat motor gue" Jawab Zea ikutan panik.

"Kalian semua!! Ada liat motor Rahel gak?" Tanya Zea kepada orang-orang yang berada di sekitarnya dengan sedikit teriak.

Zea sangat kesal karena tidak ada yang menjawab pertanyaannya. "SIAPA YANG NGAMBIL MOTOR RAHEL!!!" Teriak Zea yang sudah sangat emosi.

Karena teriakan Zea, semua orang di sekitar Rahel dan Zea berkumpul dan mengelilingi mereka. Sebagian besar murid SMA Taraf Agung sudah mengerti jika Zea teriak pasti ia sangat emosi, dan semua orang menyegani sekertaris OSIS itu, termasuk adik kelasnya yang baru masuk sekalipun.

Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang berjalan ke hadapan Rahel dan Zea sambil menundukkan kepalanya.

"M-maaf Hel, aku pikir itu motor Zea" Ucap seorang laki-laki yang menyukai Rahel. Itu Bagas, teman sebangku Zea.

"B-bagas? Kenapa lo?" Tanya Zea bingung. "Haahh, okee itu gak penting. Sekarang motor Rahel dimana?" Lanjut Zea bertanya.

Bagas berjalan menjukkan motor Rahel yang sekarang berada di belakang kelas dan sudah hancur terpisah-pisah.

"M-maaf Hel. Aku pikir..."

"TRUS KALO ITU MOTOR ZEA KENAPA? LO PUNYA DENDAM APA SAMA ZEA?" Teriak Rahel sambil mendorong Bagas dengan matanya yang sudah berkaca-kaca.

Bagaimana tidak, itu adalah barang pertama yang Rahel belikan dari hasil kerja kerasnya sampai ia rela menjadi kasir Indomaret. Ia tidak mau meminta kepada Hana, karena saat itu perusahaan Hana yang dipegang Om nya, yaitu adik dari Ibunya Rahel, sedang turun drastis dan hampir membuat mereka bangkrut.

Bagas terjatuh karena dorongan Rahel di depan banyak orang yang setia mengikuti mereka dari tempat parkiran sampai ke belakang kelas.

"Huu, parah lo gas"

"Punya nyali juga lo ya"

"Dasar cupu"

"Ku kira cupu, ternyata suhu"

Teriak beberapa orang yang sedang menyaksikan kehancuran motor Rahel tersebut.

Bagas mengepalkan tangannya dan langsung berdiri. "Gue juga gak mau kayak gini Hel. Gue diancam sama Angel buat ngehancurin motor Zea, biar Angel mau ngebayarin uang sekolah gue" teriak Bagas. "Maaf." lanjutnya merendahkan nada bicaranya.

Jadi setelah Bagas jatuh miskin, yang bayarin uang sekolah Bagas itu adalah Angel. Dulu saat mereka SMP, Bagas adalah kakak kelas Angel, dan Bagas merupakan sahabat Ken. Makanya Angel mau membayar uang sekolah Bagas saat saat Bagas jatuh miskin.

Tapi Bagas pernah sakit mental dan pernah masuk rumah sakit jiwa setengah tahun karena Ibunya meninggal disebabkan oleh jalang peliharaan Ayahnya. Karena kelicikan jalang itu, semua orang mengira bahwa ibu Bagas mati karena bunuh diri. Terpaksa Bagas harus mengulang sekolahnya. Bagas tidak tinggal bersama Ayahnya, karena ia tahu kalau yang bunuh Ibu kandungnya Bagas adalah jalang itu, alias Ibu tirinya.

Kebetulan disudut sana ada Angel yang menyaksikan perdebatan tersebut. Tiba-tiba para siswi-siswi yang melihat Angel, menarik Angel kehadapan Rahel dan Zea.

"Apasih narik-narik, tangan lo banyak kumannya tau gak." Cetus Angel kepada orang yang menariknya. "Lo gimana sih gas, gak becus banget." Ucap Angel kepada Bagas seperti tidak bersalah.

Plaakkkk

Satu tamparan mendarat mulus dipipi Angel. Ken yang baru datang karena melihat keramaian di belakang kelas menghampiri ketiga gadis itu. Ken sempat melihat Rahel menampar wajah Angel

"Aww momm... hikss.." ucap Angel sambil menangis. Maklum saja, sebelumnya ia tidak pernah ditampar.

Ken langsung mendorong bahu Rahel hingga Rahel terjatuh. "LO APA-APAAN SIH HEL!! KENAPA LO NAMPAR ANGEL?" Tanya Ken dengan nada tinggi.

Air mata Rahel kembali pecah. Tidak ada yang luka. Rahel menangis karena ia tidak menyangka kalau orang yang ia suka mendorongnya.

Zea membantu Rahel untuk berdiri dan tersenyum miris kepada Ken. "LO MASIH NGEBELAIN BAJINGAN INI GAK YA, SETELAH LO TAU KELICIKAN DIA?" Tanya Zea dan membawa Rahel pergi dari keramaian tersebut.

TBC

Tengkiuuu🎈

DYK? ILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang