~Pasal Rahel

24 20 27
                                    

Rahel pun pergi mengikuti Aril yang sudah pergi duluan.

Karena merasa bosan, Aril bernyanyi dengan suara khasnya yang serak-serak basah tapi merdu.

Aril belum sadar jika Rahel mengikutinya. Rahel tersenyum dan mengikuti lirik lagu yang dinyanyikan oleh Aril karena ia juga hapal dengan lagu itu.

"Aril, Rahel!!" Panggil Bu Ela, mantan wali kelasnya Rahel.

Aril bingung kenapa Bu Elza memanggil Rahel, padahal ia pikir Rahel tidak ada disini. Saat Aril membalikkan badannya, ia kaget dengan keberadaan Rahel.

"Lo ngapain disini? Lo ngikutin gue?" Tanya Aril.

"Hehe, suara lo bagus kak. Selamat, dapat hadiah Omelan dari Bu Ela. Rahel pergi dulu yaa" jawab Rahel yang kabur dari panggilan Bu Ela. Rahel sudah berpengalaman dengan Ela yang jika ngomel, tidak ada habis-habisnya.

"Hehh, lo mau kemana!!

Saat Aril ingin kabur, langkah nya terhentikan karena Ela lebih dahulu menjewer telinganya.

"Aduhh Bu, sakit" ujar Aril yang melebih-lebihkan nada bicaranya.

"Mau kemana ganteng? Telat ya? Mau cabut?" Tanya Ela.

"Anu Bu.." ujar Aril yang merasa kesakitan. "Ehh ada ibu kepala sekolah. Pagi bu" Aril pura-pura melihat ke arah ruang guru.

Ela yang masih menjewer telinga Aril langsung melepaskan tangannya dari telinga Aril. "Aril jangan telat lagi yaa, udah nak silahkan masuk ke kelasnya." Ucap Ela dengan sangat gugup.

Kepala sekolah SMA Taraf Agung sangat Memprioritaskan Aril, karena Aril adalah anak dari pemilik sekolah Taraf Agung.

"Oh baik Bu, makasih. Btw saya udah cocok belum Bu sebagai pemain sinetron-sinetron gitu?" Tanya Aril.

Ela yang masih belum peka menjawab pertanyaan Aril dengan nada yang masih gugup. "Iya nak, cocok banget. Yaudah sekarang cepat kamu masuk kelas. Baik-baik belajarnya ya."

"Oke Bu" Aril mencium punggung tangan Ela dan buru-buru pergi menuju kelasnya sebelum Bu Ela menyadari bahwa kepala sekolah sebenarnya tidak ada disana.

Setelah Aril pergi, Ela membalikkan badannya "pagi Buu" sapa Ela entah kepada siapa.

"Ariiiiilll!!!" Teriak Ela. Kebetulan ada anak yang namanya Aril juga di sekolah itu alias Syahril.

"Ibu manggil saya?" Tanya Syahril yang baru keluar dari kelasnya.

"Gak usah geer. Masuk sana!" Perintah Ela.

**


Aril masih berjalan menuju kelasnya. "Awas aja lo hel, berani-beraninya lo macam-macam sama gue. Liat aja nanti" cetus Aril yang masih sangat kesal dengan Rahel.

"Wihh, kenapa sama teman gue bang?" Tanya Zea yang baru selesai rapat.

Zea memang memanggil kakak-kakak kelas dengan sebutan Abang, karena dia merasa risih jika manggil kakak kelas laki-lakinya dengan sebutan kakak. Maklum saja Zea itu wanita tomboy.

"Ajarin tuh temen Lo. Udah dibantuin juga, malah ninggalin gue sama Bu Ela" Cetus Aril.

"Rahel ngerepotin Abang lagi ya? Maaf ya bang. Makasih juga deh udah bantuin dia." Ucap Zea sambil tersenyum menunjukkan gingsulnya.

"Kenapa jadi lo yang minta maaf? Lo Rahel?" Tanya Aril.

"Rahel sahabat gue bang. Anggap aja yang minta maaf Rahel. Lagian salah gue juga, tadi gak nungguin Rahel." Ucap Zea yang merasa bersalah.

"Kalo aja gue nungguin Rahel, pasti Rahel gak bakalan ketemu sama lo dan ngerepotin lo. Sekali lagi maaf ya" Lanjut Zea.

Aril mengangguk dan tersenyum "iya, gak papa. Gue udah maafin dia kok"

*ini yang buat gue suka sama lo Zee, Lo cantik dan sifat lo dewasa* lirih Aril dalam hati.


TBC

Onig:@ainiklk_

DYK? ILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang