dewi nya ijal.

98 10 0
                                    

Awali harimu dengan yang manis-manis. Melihat Kalana contohnya, pagi ini Aizal sudah mejeng didepan gerbang. Menunggu sang pujaan hati, Kalana Ayudia. Dua bulan terakhir keseharian Aizal adalah 3M 1T menunggu Kalana, melihat Kalana, mengagumi Kalana, tergila-gila dengan Kalana.

Berawal dari Kalana yang tidak sengaja tersenyum pada Aizal. Padahal waktu itu Kalana tersenyum kearah Jannie yang kebetulan sedang jalan didekat Aizal. Bukannya malu Aizal malah baper, waktu itu jantungnya berdetak tidak beraturan ketika Kalana tersenyum dengan gigi kelinci dan lesung pipinya.

Kalana datang dengan wajah berseri. Melihat itu jantung Aizal kembali berdetak tidak beraturan. Astaga, jatuh cinta memang seindah ini ya. "pagi Ayu, cantik. " sapa Aizal.

Sudah dipanggil Ayu ditambah cantik pula. Dasar Aizal bucin Padantya. "eh pagi, Zal. " Kalana tersenyum kearah Aizal.

Aizal pengen jingkrak-jingkrak ditempat. Tapi dia tahan, karna doi masih ada di depannya. "nunggu aku lagi hari ini, zal? " tanya Kalana basa-basi.

Aizal mengangguk. "sekarang nunggu kamu udah jadi rutinitas aku. "

Kalana tertawa kecil memperlihatkan gigi kelinci dan lesung pipi nya.

Aduh cantik banget anjim. Batin Aizal.

"aku antar ke kelas boleh gak? " tanya Aizal.

Aizal punya cara berbeda saat mendekati Kalana. Terhitung sudah 2 bulan tapi Aizal hanya berani menunggu Kalana di gerbang dan menyapa Kalana. Aizal belum berani lebih jauh dari itu, ia ingin mendekati Kalana dengan perlahan. Supaya Kalana juga bisa merasakan apa yang selama ini Aizal rasakan.

"kelas kita jauhan, zal. Kamu langsung ke kelas aja biar gak bolak-balik. " tolak Kalana dengan sopan.

Aizal bukan sakit hati atau kecewa, tapi malah tambah menganggumi Kalana. Kalana baik, padahal Aizal sudah cukup mengganggu Kalana dua bulan terakhir. Bukankan seharusnya Kalana risih dengan kehadiran Aizal? Tapi Kalana merespon kehadiran Aizal seperti teman pada umumnya. Ya, walaupun hanya seperti teman, Aizal tetap senang. Nanti, mungkin nanti Kalana bisa merespon Aizal bukan sebagai teman tapi seorang yang mengagumi Kalana sejak lama.

"yahh kita pisah disini, Yu. " ucap Aizal dengan nada yang dibuat-buat. Mungkin jika Harris mendengar ini, Harris akan muntah ditempat.

Kalana tersenyum. "udah gih jangan liatin aku terus, jalan sana. "

Mendramatisi Aizal berpura-pura menangis sambil melambai-lambai sedih kearah Kalana. Dari depan kelas Harris dan Dirga melihat semuanya.

"temen lo tuh. " ujar Dirga sambil menunjuk Aizal menggunakan dagunya.

Harris menghela nafas. "temen lo juga ya nyet. "

Sampai didepan kelas mimik Aizal berubah 180 derajat, Aizal yang tadi didepan Kalana hilang entah kemana.

"kadang jatuh cinta emang bikin tolol, iya kan, Ga. "

Dirga mengangguk setuju. "kaya temen lo yang lewat nih. "

"iri? Bilang boss. "

"palpalipalpali~"

Aizal menggoyangkan badannya dengan lihai. Harris yang melihat itu lantas menendang bokong Aizal. Aizal kalo udah sama Harris dan Dirga kadang suka gesrek banget. Kalo ngga sama mereka juga gesrek sih cuman ngga pake banget. Tapi sama aja, sama-sama gesrek.

Mereka bertiga duduk didepan kelas, bel memang sudah bunyi beberapa menit yang lalu, tapi belum ada guru yang masuk ke kelas 11 IPA 4.

"Ga, denger-denger lo dicalonin jadi ketos yak? " tanya Aizal tiba-tiba.

Dirga menghela nafas. "kayaknya sih iya. Soalnya kemarin udah interview gitu. Keliatannya gue kaga bakal dilolosin kaya tahun lalu. "

Harris tertawa bahagia, pasalnya Dirga cukup pantas untuk ada dijabatan itu. Hanya saja Dirga sering menyia-nyiakan kesempatan itu. Padahal saat Dirga duduk dikelas 10, Dirga hampir saja maju untuk pemiltos, karna saat itu Dirga mempunyai alasan yang kuat ia bisa lolos dengan mudah.

"gass lah, Ga. Lo jadi ketos kan gua sama Aris dapet untung juga. " ujar Aizal yang sukses dapat toyoran, pelakunya adalah Harris.

"anjing, kaga usah toyor pala gua juga dong. aset berharga nih. " Aizal mengusap kepalanya karna toyoran Harris lumayan menyakitkan.

"emang lo tuh pantes ditoyor, nyet. " Dirga membalas dengan toyoran kedua untuk Aizal.

"anjing emang lo berdua. " seru Aizal lalu masuk kedalam kelas meninggalkan kedua temannya.

Jam yang ditunggu-tunggu oleh seluruh siswa SMA Satu Bakti akhirnya tiba, jam istirahat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam yang ditunggu-tunggu oleh seluruh siswa SMA Satu Bakti akhirnya tiba, jam istirahat. Saatnya Aizal melanjutkan rutinitasnya 3M1T.

Kalana sedang bersama Jannie teman sekelasnya. Sedangkan Aizal hanya sendiri, Harris sedang mengerjakan PR dikelas sedangkan Dirga harus pergi karna Pak Jalal--pembina OSIS memanggilnya.

"hai dewi-dewikuu~" sapa Aizal dengan nada yang dibuat-buat.

Kalana membalas sapaan Aizal, begitupun dengan Jannie. Kalana yang melihat Aizal datang sendirian lantas mengajak lelaki berkulit sawo matang itu untuk gabung bersamanya. Dengan senang hati Aizal menerima ajakan itu, kesempatan emas boss.

Belum juga duduk bersama dengan sang pujaan hati barang 2 menit. Kalana sudah pamit karna dipanggil oleh bu Fatiah--guru bahasa Indonesia. Berakhirlah Aizal dengan Jannie dikantin, berdua. Aizal kenal sih sama Jannie, karna selain sering bareng Kalana Aizal juga sering melihat Jannie bareng Dirga. Cuman karna Jannie ngga seaktif Dirga dan Kalana makanya Aizal hanya sekedar tau dan kenal aja.

"gue panggil lo ijal kaya Dirga gapapa kan ya? " tanya Jannie basa-basi.

"santee aja, Jan. Panggil senyamannya aja, gua gak masalah kok. " jawab Aizal sambil melahap makanan yang tadi ia pesan.

"gimana suka sama most wanted sekolah jal? "

"nano-nano banget jirr, kaya direspon sebagai temen aja gua bangga banget, Jan. " Aizal berkobar-kobar menceritakan perasaannya pada sahabat Kalananya.

"kali-kali bikin Kala lupa sama belajar coba, jal. Gue kadang capek liat dia belajar mulu. Ya bagus sih, tapi kan semua ada takarannya. Liat lo gencer banget deketin Kala, tolong ya bikin dia kurangin obsesinya sama belajar. "

Aizal sedikit bingung dengan penuturan Jannie. Tapi Aizal juga jadi sadar, selama mengagumi Kalana dua bulan terakhir ia belum tau banyak soal hidup Kalana. Mungkin jika mengenal lebih jauh soal Kalana, Aizal akan mengerti apa maksud Jannie bilang seperti itu padanya.

Aizal dan Jannie pun banyak berbincang setelah itu. Jannie juga banyak menceritakan Kalana, mulai dari kesehariannya, makanan kesukaan Kalana dan masih banyak lagi. Aizal akui kalo Jannie ini seru banget anaknya. Kayaknya Jannie bakal jadi tim sukses Aizal setelah Harris dan Dirga.

Ada Cerita Di SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang