favorite day

56 10 0
                                    

Hari ini adalah hari yang paling Aizal tunggu-tunggu. Akhirnya kesempatan jalan sama doi tercapai juga hari ini. Setelah gagal beberapa hari kemarin tapi akhirnya Aizal bisa mengajak Kalana jalan dihari kamis, sepulang sekolah.

Sekarang Aizal sedang menunggu Kalana diparkiran, tadi Kalana meminta untuk menunggnya diparkiran saja karna Kalana masih ada keperluan bersama temannya. Setelah menunggu beberapa menit akhirnya sang pujaan hati datang bersama senyum khasnya. Aizal yang melihat itu lantas tidak bisa menahan diri untuk ikut tersenyum. "maaf ya nunggu lama. " kata Kalana saat sampai disamping motor Aizal.
"gapapa yang penting agenda kita gak gagal lagi, yuk naik. " Aizal memberikan helm hasil pinjam dari Vanessa, maaf Aizal memang ngga modal anaknya.

Kalana menerima helm itu lalu memakai nya, setelah itu ia langsung naik dan duduk dengan nyaman. Aizal deg-deg an setengah mati, padahal Kalana duduknya ngga mepet sama sekali. Tapi Aizal nervous parah. "udah siap? " tanya Aizal memastikan untuk menghilangkan kegugupannya.

Kalana mengangguk lalu menjawab. "siapp ijallll. "

Aizal mau teriak, ini pertama kali nya Kalana manggil dia dengan nama 'Ijal'. Orang-orang memang biasa memanggilnya dengan nama 'Ijal' tapi saat Kalana yang memanggilnya dengan nama itu ada yang membuncah dalam diri Aizal. Rasanya senang bukan main.

"pegangan kemeja aku aja, Yu. " kata Aizal sebelum akhirnya menancapkan gas.

Sepanjang perjalanan mereka tidak hanya diam. Lebih tepatnya Aizal yang pandai mencairkan suasana dan itu membuat Kalana nyaman. Setidaknya tidak ada kecanggungan diantara mereka.

"Ayuuuu. " panggil Aizal dengan nada yang dibuat-buat.

Kalana memajukan sedikit kepalanya agar sejajar dengan kepala Aizal. "kenapa, Zal? " tanya Kalana.

"aku mau nyanyi nih. " celetuk Aizal.

Kalana tersenyum lalu dengan semangat menjawab. "ayoo, aku pengin denger suara kamu. "

Aizal memilih lagu yang ia rasa cocok dengan suasana saat ini, Aizal juga memilih lagu ini untuk menggambarkan perasaannya pada sang pujaan hati.

Kulihat senyum manismu
Ada cinta yang kurasa menyapa hati ini
Tak ingin ku menunggu
Jadikanlah aku, oh, cinta
Kekasih pilihan di hatimu

Kalana merasa jantungnya berdebar tidak beraturan saat Aizal mulai bernyanyi. Apalagi lagu yang Aizal pilih seperti sedang memberi tahu perasaannya pada Kalana lewat lagu ini.

Ku percaya dirimu satu cintaku

Tuhan, tolong aku, katakan padanya
Aku cinta dia, bukan salah jodoh
Dia untuk aku, bukan yang lainnya
Satu yang kurasa pasti bukan salah jodoh

Kalana jelas tahu lagu ini, lagu ini dulu sering menjadi soundtracks film-film yang muncul ditv. Awalnya Kalana hanya ingin mendengarkan saja Aizal bernyanyi, lagi pula suara Aizal sangat enak sekali masuk ketelinganya. Namun entah dorongan dari mana Kalana mulai ikut bernyanyi, akhirnya mereka bernyanyi bersama sambil saling menatap dan tersenyum lewat kaca spion.

Cinta, janganlah cepat berlalu
Di sini temani hari-hariku
Berdua jalani kisah bersama
Hanya ada aku, kamu, kita

Tuhan, tolong aku, katakan padanya
Aku cinta dia, bukan salah jodoh
Dia untuk aku, bukan yang lainnya
Satu yang kurasa, bukan salah jodoh

Saat bait terakhir lagu dinyanyikan, Kalana melihat dengan jelas Aizal tersenyum sangat lebar. Kalana juga menyadari satu hal bahwa Aizal sangat tampan saat sedang tersenyum.

"cieee ikutan nyanyi. " ujar Aizal menutupi rasa malunya.

"hahaha iyaa, suara kamu enak banget, Zal. Huhuhuhuu "

"tenang aja, sekarang aku bakal nyanyi terus buat kamu. Biar kamu seneng. "

Kalana dengan pelan menepuk bahu Aizal, Kalana salah tingkah.

Setelah berkendara tak tentu arah, mereka memutuskan untuk singgah diwarung indomie. "makan disini aja nih kita? " tanya Aizal memastikan, Aizal takut kencan abal-abal pertamanya bersama Kalana memberikan kesan yang kurang bagus dihadapan Kalana.

Tapi siapa sangka Kalana mengangguk santai dan jalan terlebih dahulu kedalam warung tersebut.

Mereka berdua memesan indomie kuah dengan toping komplit. Sepertinya keduanya kelaparan karna bernyanyi dan mengobrol diatas motor.

"gimana jalan sama aku, Yu? " tanya Aizal basa-basi.

"SERUU. " jawab Kalana dengan nada yang kentara sangat senang.

"kayanya part nyanyi bareng diatas motor bakal jadi favorit aku kalo jalan sama kamu deh, Zal. " lanjut Kalana.

Aizal tertawa salah tingkah lalu bertanya. "berati setelah ini bakal ada jalan kedua, ketiga dan keempat kita dong, Yu? "

"hmm gimana yaaa, mungkin? " jawab Kalana sambil ikut tertawa.

"nanti gantian kamu yang pilih lagu, gimana? "

Kalana mengangguk semangat, lalu mereka berdua berbincang. Banyak kesamaan diantara mereka yang membuat obrolan mereka terus berlanjut. Bahkan saat memakan indomie kuahnya mereka masih sempat menyelingkan beberapa obrolan.

Setelah mengisi perut Aizal harus mengantarkan sang pujaan hati pulang. Belum puas rasanya, tapi langit sudah mulai gelap. Aizal tidak ingin membawa Kalana hingga malam tanpa seizin orang tuanya.

Saat sampai dirumah Kalana, kebetulan Ayah Kalana pun baru pulang dari kerjanya dan tidak sengaja berpapasan dengan Aizal.

Karna ingin memberikan kesan baik Aizal turun dari atas motor dan menghampiri Ayah Kalana berniat untuk memberi salam.

"malam, Om. " kata Aizal sambil salam kearah Ayah Kalana.

Ayah Kalana lantas tersenyum. "malam juga. Baru pulang ya? " tanya Ayah Kalana.
"iya, Yah. Ini baru banget temenku mau pulang. Tapi katanya mau salam dulu ke Ayah. " jawab Kalana.

Ayah Kalana menatap Aizal lalu tersenyum. "kapan-kapan main kerumah ya, nak--? "

"Aizal om, biasa dipanggil Ijal. "

"nak Ijal, kapan-kapan main saja kerumah. Bisa main ping-pong gak?"

Aizal mengangguk semangat. "bisa dong, Om. "

Ayah Kalana tersenyum bangga. "waduh, Om kebetulan punya dirumah nanti kita main bareng kalo gitu. "

Aizal seperti dapat lampu hijau dari sang calon mertua(gapapa berharap dulu aja). "siap, Om. "

Lalu Ayah Aizal pamit masuk kerumah membiarkan dua sejoli itu mengucap salam perpisahan. "aku pulang ya, Yu. " pamit Aizal diatas motornya.

"makasih ya, Ijal. Kamu hati-hati dijalan, kalo udah sampai rumah kabarin yaa. " ucap Kalana.

Setelah mengucap perpisahan pendek itu Aizal langsung pergi sambil tersenyum kearah Kalana. Hari ini akan menjadi hari favorit Aizal. Karna Aizal bisa kenal lebih dekat dengan Kalana, bisa mengetahui apa yang belum ia ketahui tentang perempuan berlesung pipi itu.

**

Ada Cerita Di SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang