Minggu pukul 5.53 pagi.
Alih-alih melewati minggu paginya dengan rebahan santuy sambil scroll tiktok, seorang gadis bermata sipit yang masih mengenakan piyama bermotif nanas malah sudah membelah jalanan dengan menggunakan mobil jenis Lamborghini Adventador berwarna abu.
Jalanan masih sangat lenggang saat ini, hal itu memudahkan gadis sipit ini untuk berkendara dengan kecepatan diatas rata-rata. Nampaknya, ia tak memperdulikan bahaya yang mengancam keselamatannya atas aksi bar-barnya pagi ini, difikirannya saat ini hanyalah segera sampai ditempat tujuan.
Namanya Sinta Evelyn Axiora. Panggil aja dia Sinta. Panggil Sayang juga boleh. Eits, tapi pastikan dulu kamu bukan jamet yang warna rambutnya semeriah lampu disko terus hobbynya caper sana sinisini ya. Sinta alergi sama model jantan yang begitu.
Hatinya tengah terbakar kobaran api tak kasat mata karena informasi yang didapatnya sekitar 30 menit yang lalu.
"Shit!"
Entahlah ini sudah yang keberapa kalinya dia mengumpat terhitung sejak setengah jam lalu.
Flashback
Ponsel hitam berlogo apel setengah gigit yang terletak diatas nakas disamping ranjang king size itu berdering, terdengar ring tone lagu Butter milik boyband kpop BTS.
Deringan ponsel yang terus bertahan beberapa saat itu memaksa seorang gadis yang memakai piama bermotif nanas bangun dari tidur nyenyaknya.
Tangannya bergerak lemas meraih ponsel diatas nakas.
"Halo," sapanya dengan suara khas bangun tidur
"Ta, gue ada info. Tapi gue nggak bisa jamin lo nggak kena mental setelah denger info ini."
Sinta mengernyitkan dahinya, siapa sih orang yang menelfonnya sepagi ini dan malah berbicara random begini?
Dijauhkannya ponsel itu dari telinganya, berusaha membuka matanya yang masih ingin terpejam lebih lama untuk melihat nama kontak yang tengah mengganggu minggu paginya ini.
Nama 'Mbin' tertera pada layar benda pipih itu. Sinta lantas mengubah posisinya menjadi duduk, berusaha mengumpulkan nyawanya yang masih belum terkumpul sepenuhnya agar dapat menangkap jelas informasi yang diberi oleh sang penelpon
"Info apa, Bin?" tanya Sinta sembari menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang
"Gue sekarang lagi dirumahnya Hyuka. Dan, lo tau apa? Gue lihat keadaan kasur Hyuka acak-acakan. Gue juga nemu mini dres merah sekalian celana dalemnya."
Rasa kantuk yang beberapa saat sebelumnya masih Sinta rasakan, tiba-tiba hilang entah kemana. Nyawanya telah 100% terkumpul.
Mulut Sinta seketika menganga dengan sepasang netra hazelnya yang membola.
Dentuman kecil terasa dalam dadanya.Terdengar helaan nafas dari orang diujung telepon. Lalu orang itu kembali mengucapkan kalimat ambigu yang sukses membuat darah Sinta seolah mendidih.
"Sekarang gue faham kenapa semalem ada suara aneh dari dalem kamar Hyuka. Pasti-"
Bip
"Damn it!"
Sinta mematikan sepihak telepon itu. Tak memberi kesempatan lawan bicaranya untuk menyelesaikan ucapannya. Sinta melempar asal ponselnya diatas ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Kamal
Fanfiction"Berisik, nyosoran, udah gitu suka banget ngejar-ngejar lagi. Lo itu siluman soang apa gimana sih?" - Kamal Kai Huening "Ish, liat deh tiga betina itu, nyebelin banget caranya ngeliat kamu. Jadi pingin nyungkil matanya deh, terus dijual. Lumayan ka...