8. Shopping

14 2 0
                                    

🦢🦢🦢

Sejak dua menit lalu yang Sinta lakukan hanyalah memandangi luar jendela. Pemandangan yang tersaji di luar mobil Ferrari yang dikendarai oleh Hyuka berupa puluhan gedung pencakar langit yang silih berganti.

Hyuka sudah membawanya berkendara selama hampir sepuluh menit, namun pria itu belum juga membelokkan mobilnya ke tempat tujuan.

"Kok nggak sampe-sampe, sih, Mas Kamal? Sebenernya kita tuh mau kemana? Sinta curiga, jangan-jangan Mas Kamal mau bawa Sinta ke rumah orang tuanya Mas Kamal, ya?"

Mendengar ocehan gadis di sebelahnya, membuat Hyuka spontan menolehkan lehernya, "dih, ngarep banget lo!"

"Ya abisnya, dari tadi Mas Kamal cuma bawa Sinta muter-muter doang. Nggak nyampe-nyampe."

"Sabar, elah. Bentaran juga nyampe," datar Hyuka kembali menginjak pedal gas karena lampu hijau sudah kembali menyala

Sinta menggembungkan pipinya. Cewek itu memandangi side profile Hyuka yang terlihat begitu menawan di matanya. Seketika muncul ide di otak Sang Siluman soang untuk langsung menyosor pipi yang terbingkai rahang kokoh milik Hyuka.

Sinta menggelengkan kepalanya, mengusir imajinasi ngawur yang tiba-tiba parkir di otaknya.

🦢🦢🦢

Hyuka membelokkan mobilnya ke sebuah pusat perbelanjaan yang terletak di jantung kota.

"Mas Kamal mau ajak Sinta shopping?"

Hyuka berdehem singkat guna merespon pertanyaan Sinta.

Namanya cewek, ya, paling nggak bisa kalau soal ajakan shopping gini. Sinta auto super exited.

Setelah mendapatkan tempat parkir, Hyuka kemudian mematikan mesin mobilnya. Tak luput dari pengelihatan Sinta, bagaimana Hyuka melepaskan seat belt, memakai jaket denimnya, kemudian menyugar surai madunya.

Sinta rasa, pria itu membuatnya jatuh cinta setiap hari. Tidak pernah semenitpun Sinta merasakan perasaannya berkurang pada Hyuka.

Lantas, pria berparas blesteran itu beranjak keluar dari mobilnya. Hal yang sama pun juga Sinta lakukan.

Sinta berjalan di sisi kiri Hyuka, yang mana membuat cewek pendek itu terlihat mungil. Tinggi badan mereka sangat kontras. Sinta yang kepalanya tak sampai menyentuh bahu Hyuka harus rela mendongak sesekali untuk menatap wajah Hyuka ketika berbicara.

Baik Sinta maupun Hyuka tak ada yang menyadari, bahwa seseorang yang memakai masker hitam dan sunglasses yang bertengger di hidung mancungnya memperhatikan mereka berdua dengan tatapan heran.

Orang itu tersenyum miring, "perkembangannya semakin signifikan." gumamnya sebelum dering ponselnya menginterupsi.

🦢🦢🦢

Di dampingi oleh Sinta -yang membuat mereka berdua terlihat seperti pasangan suami istri dosen dan murid SMAdi dunia wattpad karena penampilan mereka- Hyuka mendorong troli yang hampir terisi penuh oleh kebutuhan rumah tangga.

Ini adalah rak terakhir yang berniat Hyuka kunjungi sebelum singgah ke kasir. Dan, alasan utama kenapa pria itu mengajak Sinta ke sini.

"Eung..." Hyuka tampak canggung untuk bersuara.

Pria itu kikuk, menggaruk belakang lehernya, "ini yang bagus yang mana?" tanya Hyuka sembari melirik jejeran pembalut wanita yang tersusun rapih dari berbagai brand.

Mas Kamal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang