7. Arion Caffe

23 2 0
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.

🦢🦢🦢

Sinta mematut dirinya di depan cermin. Seusai memoles bibirnya dengan liptint dan menyemprotkan parfume beraroma strawberry, gadis itu lantas memakai blazer seragam sekolahnya yang berwarna hitam. Meraih tas sekolahnya, Sinta lantas beranjak keluar dari kamarnya, kemudian turun ke lantai satu untuk sarapan.

🦢🦢🦢

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦢🦢🦢

Punggung seorang cowok yang memakai seragam putih biru ialah yang pertama Sinta lihat saat sampai di ruang makan. Jeka, adiknya itu sedang kusyu memakan sop ayam. Sinta tersenyum tipis melihat siluet tubuh sang adik.

"Jadi beban keluarga pun perlu tenaga, betul apa betul, pemirsah?" ujar Sinta sembari meraih gelas panjang berisi susu cokelat panas yang memang menjadi minuman wajib paginya. Jeka melirik malas Sang siluman soang, kelewat paham tabiat kakak perempuannya yang hobi mengusilinya . Kemudian, Jeka melanjutkan aktivitas sarapannya. Setelah mengambil satu centong nasi dan sup, Sinta pun juga sarapan.

🦢🦢🦢

Tepat setelah Sinta menyelesaikan sarapannya, suara notifikasi di ponselnya menginterupsi. Segera Sinta mengeluarkan benda canggih itu untuk untuk mengecek pesan yang masuk. Ternyata pesan itu dikirim oleh Beomgyu yang memberitahu bahwa ia sudah berada di depan rumah Sinta.

Jemari Sinta menari di atas keyboard, mengetikkan balasan untuk Beomgyu.

Lantas, Sinta segera menuju halaman rumahnya menemui Beomgyu.

🦢🦢🦢

Sepuluh menit membelah jalanan, motor ducati yang Beomgyu kendarai akhirnya sampai di SMA Pelita Bangsa. Ketika Beomyu dan Sinta melewati gerbang, banyak pasang mata yang memperhatikan mereka. Kebanyakan, sih, cewe-cewe centil yang terpesona sama Beomgyu, dan cewe-cewe yang iri sama Sinta karena kedekatannya dengan salah satu dari top 10 cowok terganteng di SMA Pelita Bangsa.

Sinta turun dari motor Beomgyu dengan berpegangan pada bahu cowok itu. Lantas, cewek itu mengeluarkan cermin portabel, memastikan apakah poni kesayangannya baik-baik saja setelah tadi kena tiupan angin sepanjang jalan. Ternyata, aman. Tentramlah hati cewek pendek itu.

Melepaskan helm fullfacenya, telapak tangan Beomgyu mendarat di pucuk kepala Sinta. Mengacak-ngacak rambut gadis itu, menyulut emosi Sang siluman soang.

"GYU! DON'T YOU DARE, JERK!"

Sinta memekik kencang sembari menepis kasar tangan kekar Beomgyu dari atas kepalanya. Beomgyu cuma cengengesan melihat wajah emosi Sinta, merasa puas atas aksinya.

Mas Kamal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang