10. Brownies Sinta

38 3 0
                                    

🦢🦢🦢

Malam telah kembali datang menyapa bumi. Menggantikan tugas sang surya terhadap semesta. Ditemani segelas coklat panas yang sudah tandas sebagian, Sinta duduk seorang diri di balkon rumahnya. Menikmati semilir angin malam yang terasa membelai kulit wajahnya.

Di pangkuannya terletak paper bag pemberian Hyuka tadi. Iya, Sinta baru akan nembuka pemberian Hyuka itu sekarang.

"Mas Kamal kasih apa ya?" Tanya Sinta pada diri sendiri dengan jantung yang derdegub tak normal. Euforia dalam dadanya membuat Sinta membayangkan berbagai hal indah dalam benaknya.

Jemari lentik itu mulai membuka paper bag. Mengeluarkan isinya dari dalam. Tekstur empuk dan lembut adalah yang pertama kali Sinta rasakan. Tangan Sinta mulai mengeluarkan isinya yang ternyata sebuah boneka angsa. Persis seperti julukan yang Hyuka berikan untuk dirinya.

"Ih, lucu banget!" gemas Sinta

Dipeluknya hadiah pertama dari Hyuka itu. Malam ini Sinta merasa sangat-sangat bahagia.

"Ekhem."

Deheman seorang cowok dari arah belakangnya membuat Sinta terlonjak kaget. Jay, cowok jangkung itu datang dengan nampan berisi piring dan gelas. Diletakkannya nampan itu di atas meja di hadapan Sinta, bersandingan dengan gelas cokelatnya. Lantas, cowok berparas bule itu mendudukkan dirinya di kursi sebelah Sinta.

"Kamu belum makan malam," Jay mengingatkan

Sinta cuma nyengir. Saking bahagianya dapat hadiah dari crush, sampai lupa ini sudah lewat dari jam makan malamnya. Sinta mendadak lupa sama asam lambung yang bisa dengan mudah menyiksanya kalau saja cewek itu telat makan.

"Padahal kamu juga udah aku bawain banyak hadiah, tapi belum ada yang kamu sentuh satupun."

Ah, Sinta jadi merasa nggak enak. Cewek itu teringat puluhan paper bag dari berbagai brand dunia pemberian Jay yang masih tertumpuk rapih di atas meja ruang tamu.

Untuk sesaat suasana menjadi hening. Sinta dan Jay larut dalam pikiran masing-masing.

"Kamu masih sama ya, Ta."

Keheningan usai tatkala Jay bersuara, sontak membuat Sinta menoleh ke arah cowok itu.

"Kamu masih Sinta yang dulu. Sinta yang kalau udah cinta sama seseorang, bakal ngasih seluruh hatinya tanpa menyisakan tempat sedikitpun untuk hati lain."

"..."

"Bahkan ketika kamu udah lihat sendiri ada hati yang siap mencintai kamu sebesar cinta yang kamu miliki."

Sinta menghela, ia faham arah pembicaraan Jay.

Jay meletakkan tangannya di atas tangan Sinta. Digenggamnya tangan mungil berkulit putih itu. Membuat Sinta melihat cincin perak yang telah melingkari jari manis cowok itu hampir dua tahun.

"Aku seneng pernah menjadi pemilik hatimu, Ta."

🦢🦢🦢

"Aku sayang Kak Jay."

Jay tersenyum mendengar ucapan gadis kecil yang tengah menyandarkan kepalanya pada bahu kanannya itu. Hari ini tepat ulang tahunnya yang kesebelas. Sesuai janji Jay seminggu yang lalu, sore ini Jay membawa Sinta jalan-jalan ke danau. Menikmati suasana sore danau yang terasa begitu menenangkan.

"Kakak juga sayang kamu, Ta."

Mendengar penuturan Jay, Sinta lantas mengubah posisi. Anak perempuan itu menegakkan tubuhnya, memandang lurus pada wajah Jay.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mas Kamal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang