Prolog

11.5K 1.3K 236
                                    

"Sampai disini ada yang mau ditanyakan ?" Suara bass yang terdengar datar itu bertanya sambil melihat buku yang ia pegang. Kacamata tipis yang membingkai wajahnya tidak mengurangi kadar ketampanannya sama sekali, malahan terlihat begitu seksi sekali. Ditambah style berpakaiannya yang mungkin biasa saja tapi entah kenapa sangat cocok sekali ditubuh tegapnya yang tinggi itu. Kemeja putih dengan bagian tangan yang dilipat sedikit dipadukan celana kain hitam juga sepatu pantofel yang membungkus kakinya. Jika boleh jujur, mungkin para mahasiswa yang mengambil kelasnya akan lebih fokus memperhatikannya ketimbang pelajaran yang ia ajarkan. Sebenarnya itu merupakan salah satu alasan kenapa kelasnya sangat ramai bahkan ada beberapa mahasiswa yang nekat mengulang mata kuliahnya hanya untuk melihatnya saja.

Namanya Kim Taehyung— Dosen muda berusia 29 tahun yang menjadi incaran setiap mahasiswa atau mahasiswi di salah satu Universitas terkenal di Korea. Bahkan teman sesama Dosenpun tak mau kalah ikut mengejar pria Kim itu. Lupakan kepribadiannya yang lebih dingin dari kutub utara karena hal itu bukan menjadi halangan bagi siapapun yang nekat mendekati si Dosen muda.

Termasuk—

"Saya.." Sebuah suara terdengar sambil mengacungkan tangan kanannya semangat. Tak lupa senyuman lebarnya yang terlihat manis dan menggemaskan.

Taehyung mendongak dan menghela nafas malas, menatap anak itu yang masih terus mengacungkan tangannya juga senyumannya yang menurut Taehyung terlihat bodoh.

"Apa yang mau kau tanyakan, Jungkook ?"

Mahasiswa bernama Jeon Jungkook itu berdiri dan berdehem pelan,"Ssaem..kenapa tidak membalas pesanku semalam ?"

Seharusnya sudah mereka duga. Pertanyaan Jungkook tak pernah ada yang benar setiap kalinya dan ini memang bukan yang pertama. Ini merupakan rahasia umum dimana semua orang tahu bahwa Jungkook tanpa lelah atau mungkin tanpa tahu malunya terus mengejar-ngejar Taehyung semenjak ia memasuki kampus ini. Melakukan banyak hal konyol atau bahkan tak masuk akal lainnya hanya untuk menarik perhatian si Dosen tampan. Dan ini sudah masuk tahun ketiga ia terus melakukannya, banyak yang penasaran apakah Jungkook tak lelah atau apakah Taehyung tak merasakan apapun kepada anak itu ?

Bahkan ada beberapa yang melakukan taruhan kapan Jungkook akan berhenti atau akankah ia berhasil atau tidak.

Sementara Taehyung tidak bereaksi seperti biasanya, ia sudah terbiasa dengan tingkah Jungkook atau mungkin lebih tepatnya terkadang membuatnya risih.

"Karena pesanmu bukan sesuatu yang penting untuk dibalas jadi berhenti mengirimiku pesan. Itu mengganggu" Jawab Taehyung dingin lalu merapikan buku-bukunya diatas meja dan kembali menatap para mahasiswanya yang hanya diam sedari tadi,"Kelas akan saya akhiri disini. Sampai bertemu minggu depan.." Katanya lalu berjalan keluar.

Park Jimin yang merupakan sahabat Jungkook itu meringis mendengar jawaban Taehyung lalu melirik si sahabat disebelahnya. Ia cemas jika Jungkook sakit hati atau sedih.

"Jungkook—"

"Yak..! Ssaem..! Ucapanmu kejam sekali..! Untung kau tampan jadi aku memaafkanmu..!" Pekik Jungkook kuat dan membuat Jimin kaget sendiri. Bahkan mahasiswa yang lain hanya tertawa saja, mereka tahu Jungkook akan bereaksi seperti ini karena sekali lagi ini bukan pertama kalinya.

Harusnya ia tahu bahwa Jungkook takkan semudah itu dibuat jatuh hanya karena beberapa kalimat kejam. Jika ia selemah itu, Jungkook takkan bertahan mengejar Taehyung selama tiga tahun ini.

"Sudahlah Jungkook. Menyerah saja, Kim Ssaem tidak menyukaimu astaga. Mentalmu kuat amat.." Ucap Bae Irene, salah satu teman sekelasnya.

"Benar. Ini sudah tiga tahun loh Jungkook. Kau bahkan sudah mengajukan judul skripsimu.." Lalisa mengiyakan. Menatap sahabat manisnya itu dengan tatapan datar.

Songsaenim..! Come to me..! (Vkook) {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang