First Day

6K 1.1K 246
                                    

Pukul 7 pagi..

Jungkook bersenandung riang dengan tangan yang sibuk beradu diatas kompor. Membuat bumbu untuk capcai daging sapi kesukaan Taehyung. Tidak lupa ia membuat lauk lainnya seperti sosis juga telur gulung. Anak itu sudah bangun sejak subuh hanya untuk membuatkan berbagai macam menu. Kegiatan yang sudah ia tekuni semenjak tiga tahun lalu tanpa bosan sama sekali. Jujur saja Jungkook itu tidak pandai masak kecuali makanan instan, tapi demi mengejar si Dosen tampan nan dingin ia sampai rela belajar memasak hingga jari-jemarinya yang tak pernah menyentuh dapur itu penuh dengan plester. Ia punya guru memasak khusus yang selalu sedia membantunya jika dirinya kesusahan.

"Wah..ini enak.." Puji Jimin sambil memakan makanan yang disiapkan Jungkook.

"Benar sekali. Skill memasakmu semakin membaik.." Sambung Lisa. Ia dengan tak tahu malunya berdiri dan menuju rice cooker untuk menambah.

Irene memicing,"Lapar apa doyan, Lis? Dan ini masih pagi tapi makanmu sudah seperti makan siang.."

Gadis berwajah kecil dengan senyuman manis itu menoleh dan nyengir,"Ya gimana..masakan Jungkook enak sih.."

Jungkook terkekeh,"Habiskan saja tidak apa kok. Malah aku senang kalau kalian suka.." Ucapnya sambil meletakkan beberapa kotak makan yang sudah ia isi dengan makanan diatas meja.

"Tapi memang skill memasakmu semakin baik. Aku ingat saat awal-awal kau memasak, rasanya seperti memakan berkilo-kilo garam.." Irene terkekeh ketika mengingat kejadian tiga tahun lalu. Mereka bertiga yang menjadi korban percobaan Jungkook saat itu. Mengerikan untuk diulang tapi lucu jika diingat kembali.

Jimin mengangguk menyetujui, indera perasanya sampai terasa mati saat itu. Bahkan Lisa sampai trauma dengan makanan asin selama beberapa waktu.

Jika orang biasa belajar memasak, mungkin kadar keasinannya masih bisa ditoleransi tapi Jungkook benar-benar lain cerita. Kadar asinnya sudah diluar batas normal. Mereka bertiga setuju bahwa Jungkook benar-benar buruk sekali soal dapur dan meminta anak itu untuk jangan masuk kedapur lagi, tapi Jungkook yang keras kepala tak mau mendengar.

Pada akhirnya semua kerja keras Jungkook membuahkan hasilnya.

"Kau tidak makan?" Tanya Jimin.

"Sudah kok.."Jawab Jungkook.

Kening Jimin mengerut, kapan anak itu makan?

"Jungkook..ada susu?" Tanya Irene.

"Sudah dibawa tiap hari masih saja cari.." Lisa berucap tiba-tiba dan membuat Jimin serta Jungkook menoleh kaget. Bahkan Irene sampai tersedak sendiri.

"Yak..!" Pekik Irene sebal. Lisa itu memang cantik tapi isi otaknya absurd. Jokesnya terkadang terlalu gelap untuk dipahami tapi terlalu receh untuk diketawai. Sementara gadis berdarah Thailand itu hanya memeletkan lidahnya cuek dan lanjut makan. Sedangkan Jimin menggeleng saja, sudah khatam betul kelakuan Lisa yang memang kadang tidak jelas.

Jungkook tertawa pelan,"Ada dikulkas.."

Irene berdiri menuju kulkas dan membukanya, terkejut karena masih mendapatkan banyak makanan yang terakhir kali diberikan oleh ibunya.

"Loh..ini lauk minggu lalu dari ibuku, tidak kau makan?" Tanya Irene heran, mengeluarkan sekotak susu dan menutup pintu kulkas lagi. Mengambil gelas dari raknya dan menuangkan susu hingga penuh.

"Aku lupa..hehehe.." Jungkook menggaruk pipinya kaku.

"Kau ini selalu saja membuat makan siang untuk pujaanmu tapi mengabaikan diri sendiri. Dan juga ibuku akan sedih jika tahu kau tidak menghabiskan makanan buatannya. Lihat..sepertinya kau kurusan. Apa beratmu turun lagi?" Irene mengomel sebal bukan karena makanan ibunya tidak dihabiskan tapi karena tubuh Jungkook yang memang terlihat mengurus beberapa bulan terakhir ini.

Songsaenim..! Come to me..! (Vkook) {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang