Fifth Day

6.7K 1K 168
                                    

Jungkook berdiri ditengah-tengah koridor kampus sambil menatap ponselnya. Membaca pesan dari Taehyung— Dosen menyebalkan yang sudah menolaknya berkali-kali. Isi pesan Taehyung itu random. Terkadang ia mengirim sejenis spam, lalu bertanya kenapa tidak menjawab teleponnya atau kenapa tidak mengikuti kelasnya.

Aneh.

Tidak biasanya Taehyung mengirimnya dengan banyak pesan begini. Seingat Jungkook dulu saat ia masih rajin-rajin mengirim Taehyung pesan dari pagi sampai malam, tidak ada satupun yang di balas. Pria itu hanya membaca pesannya saja dan mengabaikan. Perlu diingatkan lagi tidak kalau Jungkook rutin melakukan itu selama tiga tahun tanpa terlewat satu hari pun.

Dan sekarang Jungkook merasa bodoh karena melakukan semua hal tidak berguna itu hanya untuk menarik perhatian Taehyung, yang berakhir hanya diabaikan saja.

Sakit tidak sih?

Jelas.

Tapi Jungkook selalu optimis setiap harinya, ia yakin suatu hari nanti ia akan berhasil meluluhkan hati dingin Taehyung. Begitulah cara Jungkook mengabaikan rasa sakitnya setiap kali. Namun lama-lama, Jungkook mulai kehilangan harapan. Ia mulai tidak seoptimis biasanya dan sering overthingking hingga membuat kepalanya sakit. Namun Jungkook selalu berusaha untuk tidak menyerah dan meyakinkan dirinya bahwa ia pasti bisa.

Lalu ketika ia mendengar rumor-rumor tentang Taehyung dan Seolhyun, disitu Jungkook mulai goyah. Hati yang ia tambah terus menerus selama tiga tahun itu perlahan-lahan mulai terlepas dan rontok. Ditambah ia menyaksikan sendiri interaksi mereka membuat Jungkook langsung tertampar kuat dengan kenyataan.

Ah, ternyata selama ini sia-sia.

Ternyata ia hanya membodohi dirinya saja untuk masa depan yang semu.

Jadi Jungkook menyerah.

Melepas harapannya yang sudah diujung tanduk itu dengan suka rela hingga hancur menghantam kesakitan.

Dan sekarang disaat ia sedang berusaha untuk melupakan dan melanjutkan hidupnya, kenapa pria itu malah datang padanya tanpa ia minta?

Kenapa datang disaat ia sudah bertekad untuk melupakan?

Kenapa mempermainkan perasaannya semudah ini?

Apa perasaannya se-bercanda itu?

Menggelikan.

"Jungkook.." Panggil seseorang.

Jungkook mendongak dan mendapati Minho melambai padanya dengan senyuman lebar. Anak itu balas tersenyum dan memasukan ponselnya lagi tanpa membalas pesan dari Taehyung lalu berjalan mendekati pemuda itu.

"Hyung..lama menunggu?" Tanya Jungkook.

Minho menggeleng saja,"Tidak kok. Ayo.." Ajaknya.

Hari ini mereka berencana latihan menyanyi untuk festival musik nanti. Berhubung Jungkook juga sudah memutuskan akan membawakan lagu apa maka ia menerima ajakan latihan Minho.

"Dimana ketiga temanmu yang lain?" Tanya Minho penasaran. Pasalnya ia selalu mendapati Jungkook bersama dengan mereka bertiga atau hanya salah satu saja. Tapi mendapati Jungkook yang sendirian begini adalah hal langka.

"Irene sedang membahas skripsi dengan dosennya lalu lisa dan Jimin sedang berlatih dance untuk festival musik juga. Mereka akan menjemputku saat selesai kok.." Jelas Jungkook.

Pemuda bernama lengkap Choi Minho itu hanya tertawa saja, gemas juga dengan tingkah para sahabat anak itu yang memperlakukan Jungkook seperti bayi. Tapi kalau makhluk se-menggemaskan Jungkook sih memang harus dijaga, dia saja berasa ingin menculiknya kok saking gemasnya.

Songsaenim..! Come to me..! (Vkook) {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang