Chapt-11❇

163 27 4
                                    

"Aku pernah jatuh hati pada Seseorang karena kebaikan hatinya, namun rasa itu seolah menamparku ketika aku mengetahui siapa tuhan nya."

Ehren Aditya Pratama.
#
•••
Happy Reading!

Keadaan kelas 11 Ips³A Benar-benar Ricuh Karna jamkos. Ada yang Bermain Kartu uno, Mabar game online, mojok dengan doi nya, Konser dadakan, dan juga ada yang memanfaatkan Waktu luang nya untuk tidur.

Berbeda Dengan Ehren, Lelaki itu tengah ketar ketir menunggu kedatangan Vano Yang tengah ada urusan. Ia berdoa dalam hati semoga Vano Tidak masuk sekolah karena ia sangat takut Untuk menepati janji nya kemarin.

"Semoga Si Vano Kaga masuk dah bisa mampus gw kalo dia masuk." Gumam Ehren sembari melirik kearah pintu kelas.

"Kayak nya gw harus kabur sebelum si Vano dateng." Ehren sudah mengambil ancang-ancang untuk kabur tetapi suara Seseorang lebih dahulu mencegahnya.

"Ekhem, mau kabur?!" Tanya sosok tersebut.

Ehren langsung menoleh keasal suara tersebut dan langsung menyengir layak nya orang bodoh.

"Eh babang Vano gimana sehat? Mau Gw teraktir ga nih di warmon, elu bebas deh mau beli apa aja gw jabanin." ucap Ehren lalu merangkul pundak Vano.

"Ga usah ngeles, Janji Tetep janji. Jadi cowo harus gentle!"

"T-tapi,"

"Gaada Tapi-tapian! Udah ayok buruan si hanna udah nunggu lo dilapangan." Tanpa mendengar permohanan Ehren Vano dan Fidlan Langsung menarik paksa Ehren Untuk keTengah lapangan.

Sedangkan Kanza, Kenneth, Arga dan El Hanya mengikuti dari belakang.

Sebenarnya Kanza Masih Bingung dengan semuanya Tapi ia memilih untuk memerhatikan dibanding bertanya.

Setelah sampai ditengah lapangan Vano Dan Fidlan Langsung mendorong pelan Ehren untuk mendekat kearah Hanna yang tengah kebingungan.

Tadi ketika dikelas, Tiba-tiba Vano menghampiri nya dan bilang jika Ehren ingin mengatakan sesuatu tapi dilapangan Outdoor. Entah Hanna yang kelewat polos atau takut kepada Vano Akhirnya ia menurut saja.

Ehren dan Hanna sudah berhadapan. Kini mereka Berdua Telah menjadi bahan sorotan anak-anak Alexandria High School.

"Kalo sampe lo ga nembak Hanna Sekarang, gw sebar aib lo yg suka sama kolor sofia!" Ancam Vano berbisik lalu pergi menuju pinggir lapangan Untuk bergabung bersama Kanza Ddk.

Ehren Yang mendengar ancaman Vano pun membulat kan matanya. Tidak, itu tidak boleh terjadi. Bisa hancur reputasi nya jika Vano membocorkan aib nya yang satu itu.

Ehren menghembuskan nafas nya perlahan untuk mengurangi Rasa gugup nya. Kemudian ia menggenggam kedua tangan mungil Hanna.

Sedangkan Hanna, gadis itu masih bingung dengan keadaan. Ada apa ini Sebenarnya?

Ditatap mata berwarna keemasan tersebut dan Hanna pun membalas tatapan Ehren.

"Hanna, Gw tau lo masih bingung sama semuanya. Dan disini gw mau ngomong sesuatu yang penting dan itu bakalan disaksi in langsung sama seluruh murid Alexandria." Ucap Ehren. Sedangkan Hanna hanya menyimak sembari menunggu ucapan Ehren selanjutnya.

Reveelix [SEDANG MASA PEROMBAKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang