#09#

287 51 3
                                    


Irene terbangun dari tidurnya karena merasakan nyeri di bagian lehernya.
Pantas saja sakit karena semalaman Irene harus tidur dengan posisi duduk dan tentu saja seulgi saat ini menyender ke pundak Irene.

Dia menatap sekejap ke wajah seulgi yang sedang pulas tidur.
"Dulu aku pikir kau mengingkari janji namun aku tidak pernah tau kalau kau sudah berusaha untuk menepatinya bahkan sekarang kau sudah menepatinya" batin Irene sambil mengelus pipi seulgi.

Irene masih berada di posisi itu dia memilih untuk tidak membangunkan seulgi.
Setelah ceritanya semalam Irene jadi tau kenapa seulgi menjadi sangat tertutup dengan orang-orang dan ia harap seulgi bisa mengingat siapa sosok Irene di kehidupan dulunya.

... ... ... ... ...

Sudah sekitar 10 menit Irene melamun dan akhirnya seulgi bangun dari tidurnya.

"Kau masih disini?" Tanya seulgi dengan suara seraknya

"Tentu saja!" Ucap Irene kesal dia pun beranjak dari kasur seulgi dan pergi ke meja belajarnya untuk melihat jadwal hari ini.

Seulgi masih berada di posisi yang sama dia terus memperhatikan Irene yang tengah sibuk mempersiapkan dirinya pergi ke kampus.

Namun seulgi menyadari sesuatu dari Irene, kenapa Irene selalu memegangi pundaknya?

"Yak seulgi kau mau kemana? Ini jadwal mu untuk buang sampah oh jangan main pergi-pergi saja!!" Teriak Irene namun seulgi tidak menghiraukan Omelan Irene tadi.

"Kenapa penderitaan ku tidak habis sampai sini? Leherku saja sakit karena dia dan sekarang haruskah aku yang membuang sampah? Padahal ini tugasnya huft"

_____

Irene dengan kesal menuruni tangga dengan di tangan kirinya membawa plastik sampah dan di sebelah kanannya membawa tas laptop.

Ini bukan tugas yang sulit tapi Irene ingin kalau seulgi itu bisa disiplin dengan jadwal.

Dari kejauhan Irene melihat seulgi yang sedang lari menuju arahnya bahkan Irene sudah bersiap untuk memarahinya lagi.

"Kau sudah mau berangkat? Leher mu pasti sakit karena semalam jadi aku belikan plester pereda nyeri di apotek tadi, maaf sedikit lama hehehe" seulgi menyodorkan plastik berisikan plester tersebut.

"Ah iya sini biar aku yang buang" seulgi mengambil kantong plastik berisikan sampah di tangan kirinya irene.

Irene tampak mematung dia benar-benar malu sudah marah-marah ke seulgi tadi dan ternyata dia keluar dari kost-an hanya untuk membelikannya plester.

"Oh ya sudah aku mau buang ini dulu" ucap seulgi sambil berbata-bata begitu pun dengan Irene yang seketika merasa sangat canggung.

Hari ini seulgi tidak ada mata pelajaran kuliah jadi dia memutuskan untuk pergi menemui ayah setelah ayahnya menyuruh dia ke rumahnya.

Tak butuh waktu lama seulgi akhirnya sampai di rumah ayahnya yang sangat besar.

"Kenapa semuanya berantakan?" Baru saja memasuki gerbang rumah tapi pemandangan disini benar-benar beda dari sebelumnya.

Sekarang perabotan rumah sudah ada di halaman rumah. Namun setelah melihat kesana dan kemari seulgi menemukan boneka beruang yang waktu itu pernah ia temui di salah satu kamar rumah ini.

"Seulgi kau sudah datang kenapa tidak langsung masuk?" Seulgi pun segera mengikuti ayahnya ke dalam rumah namun pandangannya masih melirik ke arah boneka beruang tadi.

"Kenapa di luar berantakan?"

"Appa sedang mendekor ulang kamar anak appa, katanya ia ingin konsep yang lebih modern"

NothingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang