#15#

377 49 5
                                    

"Jennie tolong ambilkan ponsel appa mu di ruangan kerja!" Teriak nona kim
dari lantai bawah.

Jennie yang kebetulan berada di depan ruangan kerja ayahnya pun segera masuk kedalam.

Dia mencari keberadaan ponsel yang di maksud dengan cara mengangkat beberapa dokumen-dokumen yang berserakan di meja itu.

Namun bukannya ponsel yang dia temukan justru ia menemukan foto seorang anak perempuan yang dimana dia sangat kenal dengan orang itu.

Langsung saja Jennie mengantongi foto tersebut dan melanjutkan mencari ponsel ayahnya yang ternyata ada di meja sebelah.

"Ini" Jennie memberikan ponsel itu ke ayahnya yang sedang berada di mobil.

"Kenapa appa selalu mengunci ruang kerja? Seperti ada sesuatu saja"

Tuan Kim sudah curiga dengan sikap anaknya ini.

"Iya,disana banyak Berkas-berkas yang harus appa jaga"

"kalau boleh nanti malam aku mau bawa temanku ke rumah, boleh?" Tanya Jennie.

"Hmm iya boleh, appa pergi dulu ya" biasanya Jennie sesuka hati membawa teman ke rumah tapi entah kenapa sekarang dia meminta izin ke ayahnya dan tuan Kim pun menyadari keanehan dari anaknya itu.

Jennie pun segera pergi ke kampus menggunakan mobil kesayangannya.

_______________

"Yak bisakah kau diam suara ini terlalu merdu untuk dilewatkan"omel Irene pada temannya saat melewati ruangan paduan suara.

Akhirnya Irene dan teman-temannya masuk kedalam ruangan tersebut dan duduk di kursi panjang.

Mereka takjub dengan suara perempuan yang kini sedang membelakanginya.

"Dia siapa?" Tanya yoona.

"Seulgi" tentu Irene mengetahuinya karena dia sudah hafal betul bagaimana gerak gerik dari seulgi.

*Uuuhukk

Tiba-tiba saja seulgi batuk dan menghentikan nyanyinya.
Irene dan teman-temannya pun panik melihat seulgi seperti mengeluarkan darah dari mulutnya.

"Seul" Irene sekali lagi memastikan kondisi seulgi dan membawa seulgi ke rumah sakit.

.
.
.

"TBC nya semakin memburuk tidak seharusnya dia mengeluarkan suara yang kencang seperti berteriak atau bernyanyi" ucap sang dokter pada Irene di ruangannya.

Irene pun mengangguk paham dan kembali ke ruangan seulgi.

"Dokter bilang apa?" Tanya nayeon

"Seulgi punya penyakit kanker tbc" ucap Irene sambil memasuki ruangan seulgi.

Tatapan seulgi sangat berbeda sekarang.
Dia terlihat sangat lemas , tapi entah kenapa Irene menjadi gugup ketika seulgi menggenggam tangannya.

Tidak ada obrolan dari keduanya.
Mereka sama-sama terdiam sampai akhirnya mereka berdua pulang ke kostan.

.
.
.

*Clekk*

Pintu kotsan terbuka dan seulgi tertawa ketika melihat Irene dengan rambut acak-acakan itu.

Irene masuk dengan perasaan yang kesal kemudian dia meletakkan satu kantong plastik berisikan makanan di kasur seulgi.

"Aku pikir tadi orang gila hahahah"

"Diam! Cepat makan atau kau aku bunuh" omel irene sambil mengambil beberapa daun yang ada di rambutnya.

"Sudah aku bilang kalau sore anjingnya di masukan ke rumah bukannya di lepas begitu saja, dasar anjing sialan untung cuman jatuh ke semak-semak bukan ke got" gerutu Irene yang kesal.

NothingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang