BAB 6: PULANG BARENG

44.4K 5K 80
                                    


SELAMAT MEMBACA 

*** 

Rinjani turun dari mushola dan duduk di undak-undakan tangga. Dia baru saja selesai menunaikan sholat isyanya. Sekarang sedang menunggu Arjuna yang sejak tadi tidak juga keluar dari mushola. Berkali-kali matanya menatap pintu bagian laki-laki namun abangnya itu tidak juga muncul. Sedikit ragu sebenarnya Rinjani ingin memanggil Arjuna, takut jika abangnya itu masih memiliki urusan. Namun matanya sudah mulai mengantuk dan dia ingin cepat-cepat pulang. Tapi setelah berfikir sebentar, akhirnya Rinjani lebih memilih untuk menunggunya sebentar mungkin saja sebentar lagi abangnya itu akan keluar.

"Dek jani sendirian?" Rinjani menoleh saat mendengar seseorang menyebut namanya. Di sana, di hadapannya berdiri seorang laki-laki dengan gagahnya menggunakan baju koko dan sarungnya. Baru saja turun dari mushola juga.

"Ehh Pak Lurah, saya sama Bang Juna. Tapi tidak tau ini kok belum keluar-keluar juga." Jawab Rinjani dengan sopan pada laki-laki yang menyapanya itu.

"Tadi Mas Juna masih ngobrol sama Pakde Yanto mungkin ada yang penting. Mau pulang dulu sama saya, kebetulan tempat tinggal kita searah." Rinjani menatap lekat laki-laki di hadapannya itu.

Sebenarnya dia bisa saja menerima tawaran dari Rama. Tapi dia merasa sungkan jika harus pulang bersama. Tapi menunggu Arjuna, takutnya Abangnya itu masih lama ngobrolnya. Sedangkan dia sudah mulai ngantuk, apalagi berlama-lama duduk di sana pasti akan jadi makanan nyamuk.

"Tidak papa, ayo pulang sama saya. Memangnya Dek Jani berani pulang sendiri?" Rama tau ada keraguan di mata gadis itu.

Rinjani kembali berfikir memang benar tidak dia tidak berani pulang sendiri. Sebenarnya rumahnya tidak terlalu jauh dari mushola tempatnya sholat itu dan juga jalanan tidak gelap. Tapi tetap saja Rinjani merasa was-was karena dia orang asing di sana.

"Kalau tidak merepotkan Pak Lurah boleh kalau begitu," ucap Rinjani pada akhirnya.

Rama tersenyum manis, dia mempersilahkan Rinjani untuk berjalan lebih dulu. Sedangkan dia mulai berjalan di sampingnya dengan pelan. Sesekali matanya melirik wajah ayu milik Rinjani.

"Dek Jani mau berapa lama tinggal di sini?" Rama mulai membuka obrolannya sambil berjalan santai.

Rinjani menatap Rama yang berjalan di sampingnya, apa maksud pertanyaan kepala desa itu apa sebuah pengusiran secara halus.

"Saya masih mau liburan dulu Pak Lurah. Apa tidak bisa saya izin tinggal sedikit lama di desa ini?" tanya Rinjani pelan.

Rama sadar, mungkin pertanyaannya secara tidak langsung menyinggung gadis di sampingnya itu.

"Ehh tentu saja boleh. Dek Jani jangan salah faham dengan pertanyaan saya tadi ya. Saya tidak mengusir lho ini, saya cuma tanya. Mana tau kan Dek Jani punya kesibukan di kota." Ucap Rama sambil terkekeh pelan.

Rinjani pun tersenyum malu, dia salah menyangka ternyata.

"Saya kira itu tadi usiran secara halus," ucap Rinjani lagi.

"Tidak, sama sekali tidak. Saya malah senang kalau Dek Jani tinggal di desa ini," ucap Rama tanpa sadar.

Rinjani langsung menoleh, apa maksudnya.

"Maksud Bapak bagaimana ya?"

"Ehh, maksud saya kami orang-orang di desa ini senang kalau Dek Jani tinggal di sini. Kami senang menyambut tamu." Rama berusaha mencari alasan untuk ucapan tidak sadarnya barusan.

Rinjani pun mengangguk, dia fikir ada apa.

Obrolan mereka terhenti saat mereka sudah sampai di depan rumah yang Arjuna dan Rinjani tempati.

JODOH PAK LURAH  (SELESAI & PINDAH DREAME/INNOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang