BAB 9: MEMBERANIKAN DIRI

40.5K 5.1K 83
                                    

SELAMAT MEMBACA 

*** 

"Mas Juna..."

Arjuna yang merasa terpanggil namanya pun menoleh. Ternyata ada Rama di belakangnya yang tengah berjalan menuju dirinya.

"Ehhh Pak Lurah, mau minum es juga?" tanya Arjuna saat melihat Rama menghampirinya.

"Iya, kebetulan bertemu disini. Panas-panas begini minum es sepertinya enak."

Arjuna mengangguk pelan, dia pun berjalan menuju penjual Es cincau yang ada di bawah pohon di depan puskesmas. Bersama Rama tentunya, yang tidak sengaja juga bertemu di sana.

"Habis dari mana ini tadi Pak, kok sampai disini?" tanya Rama memulai obrolannya. Karena letak kantor kepala desa dengan puskesmas yang lumayan jauh, aneh rasanya jika Rama datang hanya untuk minum es cincau.

"Ini tadi ada rapat di kabupaten, sekalian pulangnya mampir disini waktu lihat Mas Juna. Saya fikir sekalian minum es tidak ada salahnya kan?" jawab Rama.

Arjuna faham, dia pun hanya mengangguk sekilas. Arjuna mengamati laki-laki di hadapannya itu, sejak duduk gerak geriknya sedikit aneh sepertinya ada yang ingin dia sampaikan.

"Ada yang mau Bapak sampaikan sama saya?" tanya Arjuna langsung, saat melihat gelagat aneh dari Rama mulutnya tidak lagi bisa di cegah untuk bertanya.

Rama tersenyum canggung, memang ada yang ingin dia tanyakan pada dokter muda itu. Tapi, dia bingung bagaimana cara memulainya. Sebelumnya dia meminum dulu es cincau yang baru saja di antarkan oleh pakde penjualnya. Berharap bisa mengurangi rasa gugup di hatinya.

"Emmm, Mas Juna sebelumnya saya minta maaf. Saya harap Mas Juna jangan tersingung ya. Saya mau tanya sesuatu," ucap Rama memulai bicaranya.

Arjuna hanya bisa mengerutkan keningnya, apa pertanyaan yang akan membuatnya tersinggung. Tidak biasa-biasanya Pak lurah bertingkah seperti itu fikir Arjuna.

"Tanyakan saja Pak, saya sama sekali tidak tersinggung. Apa ada yang bisa saya bantu?"

Rama semakin salah tingkah, dia benar-benar bingung dan malu untuk mengatakannya.

"Emmm, ini masalah adiknya Mas Juna." Ucap Rama pelan.

Arjuna yang mendengar terbawanya Rinjani dalam obrolan mereka, semakin bingung. Apa adiknya itu membuat masalah, hingga Pak Lurah membicarakannya.

"Apa Rinjani membuat salah Pak? Apa yang dia lakukan?" tanya Arjuna langsung.

"Ohhh bukan, bukan begitu Mas Juna. Adiknya Mas Juna tidak membuat masalah apapun." Rama langsung menggeleng, sepertinya Arjuna salah faham dengan maksudnya tadi.

Arjuna masih diam, menunggu apa yang akan Rama katakan selanjutnya.

"Ehemm, begini Mas Juna. Saya sebenarnya malu menanyakan ini tapi saya tekadkan untuk bertanya."

Rasanya Arjuna sudah tidak sabar ingin tau apa yang sebenarnya ingin di katakan lurahnya itu. Kenapa berbelit, apa tidak bisa langsung saja katakan apa yang ingin dia tanyakan. Jangan membuatnya penasaran.

"Apa di Jakarta, adiknya Mas Juna sudah memiliki calon suami?" tanya Rama akhirnya.

Uhukkk ...

Arjuna tersedak, mendengar pertanyaan Rama.

Jadi dengan narasi yang berbelit tadi, hanya dengan tujuan menanyakan apakah adiknya sudah punya calon suami apa belum. Kenapa tidak di tanyakan sejak tadi, kenapa harus dengan narasi Panjang yang hampir membuatnya mati penasaran.

JODOH PAK LURAH  (SELESAI & PINDAH DREAME/INNOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang