SELAMAT MEMBACA
***
Rama turun dari mobilnya, dia mengamati bangunan besar yang berdiri dengan kokohnya di hadapannya. Bangunan tinggi dengan tulisan Satyagana's Internasional Hospital (SIH) terpampang jelas disana.
Rama lebih dulu menarik pelan nafasnya, untuk menenangkan perasaannya yang tiba-tiba menjadi sangat gugup itu. Dia memutuskan untuk bertemu dengan Abi di rumah sakit karena pasti laki-laki itu tengah bekerja saat ini. Berharap saja, jika kedatangannya tidak mengganggu sama sekali.
"Mas Rama..." saat baru saja kakinya memasuki pelataran rumah sakit seseorang memanggilnya. Rama penasaran siapa yang mengenalnya di sana.
Saat di toleh, seorang laki-laki muda berjas putih menghampirinya.
"Ternyata benar Mas Rama, tak kirain tadi aku salah orang. Mas Rama apa kabar? Ada urusan apa disini?" Tanya laki-laki itu dengan ramah pada Rama. Dia adalah Ibra, adik ipar dari Rani adiknya. Mereka beberapa kali pernah bertemu jadi tidak heran jika mereka saling kenal.
"Alhamdulillah, kabar baik. Ini ada sedikit urusan jadi mampir." Jawab Rama dengan ramah.
"Mas Rama sakit?" Tanya Ibra lagi.
"Tidak-tidak, Mas sehat. Cuma memang ada urusan saja."
"Oalah begitu, Mas Rama lama di Jakarta? Nanti mampir kerumah kalau lama ya, kita ngobrol-ngobrol di rumah. Sekarang aku harus kerja dulu, nanti kita ngobrol lagi."
"Iya-iya, silahkan. Nanti kita ngobrol lagi."
Rama tersenyum melihat Ibra yang berlalu meninggalkannya. Sepertinya laki-laki itu terlihat sibuk.
Setelah itu, Rama kembali melanjutkan niatannya untuk menemui Abi. Sebelumnya dia memang belum membuat janji, namun sepertinya Arjuna sudah mengatakan kedatangannya itu pada ayahnya.
"Permisi selamat siang, apa saya bisa bertemu dengan dokter Abimanyu Satyagana?" ucap Rama dengan sopan saat sampai di loby rumah sakit.
"Selamat siang Bapak. Mohon maaf apa sebelumnya sudah buat jadwal dengan beliau? Atau mau saya aturkan jadwal untuk konsultasi lebih dulu?" ucap petugas rumah sakit dari balik meja kerjanya itu dengan ramah.
"Saya tidak ingin konsultasi ataupun periksa Mbak. Saya ada urusan pribadi dengan beliau. Saya belum membuat janji, tapi apa bisa di tanyakan dulu, mungkin saja beliau berkenan bertemu dengan saya."
"Baiklah kalau begitu, mohon di tunggu dulu Pak. Saya akan tanyakan pada Dokter Abi, silahkan duduk dulu. Kalau boleh tau dengan Bapak siapa saya berbicara?"
"Saya Rama dari Jogja, terimakasih Mbak."
Setelah itu Rama duduk di kursi yang ada di dekat meja petugas rumah sakit itu. Sedangkan petugas itu tengah sibuk berbicara di telpon menanyakan apakah dokter Abi bisa di temui. Selama menunggu, mata Rama mengamati setiap sudut rumah sakit yang siang itu sedikit ramai. Banyak lalu lalang orang entah datang dengan kondisi sakit ataupun pulang dengan kondisi sehat. Beragam aktivitas tertangkap oleh indra menglihatan Rama. Benar-benar gambaran kehidupan kota yang sibuk.
"Pak Rama, silahkan mari saya antar keruangan dokter Abi."
Lamunan Rama terbangun saat mendengar namanya di panggil. Dia langsung berdiri dan mengikuti kemana petugas perempuan itu membawanya.
Setelah berjalan beberapa saat, mereka sampai di sebuah ruangan yang sedikit berbeda dari ruangan yang lain. Bahkan pintunya pun berbeda dengan pintu-pintu yang ada di rumah sakit itu.
"Silahkan masuk Pak, dokter Abi sudah menunggu di dalam."
"Baik, terimakasih Mbak." Ucap Rama dengan sopannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH PAK LURAH (SELESAI & PINDAH DREAME/INNOVEL)
Poetry"Bapak ngapain lihatin saya seperti itu ?" "Dek dokter mau jadi Bu Lurah?" "Maksudnya ????" #2 Love (3 Juli 2022) #1 Dokter (3 Juli 2022) #5 Romantis (3 Juli 2022) #7 Bucin (3 Juli 2022) #10 Cinta (3 Juli 2022) #6 Humor (3 Juli 2022) #1 Romant...