BAB 11: KEPULANGAN RINJANI

37.5K 4.8K 13
                                    

SELAMAT MEMBACA 

*** 

"Assalamualaikum," salam Rama saat masuk kedalam rumahnya.

"Wa'alaikum salam..." jawab Rani dan Lastri secara bersamaan.

Rama langsung mencium tangan ibunya, begitupun Rani yang mencium tangan Rama.

"Mas dari mana, motornya sudah sampai rumah kok orangnya tidak ada?" tanya Rani pada Rama yang duduk di sampingnya. Tangan Rama asik menoel pipi keponakan gembulnya yang masih balita itu yang kini sedang di pangku oleh Rani.

"Ada urusan sedikit tadi, jadi keluar dulu. Kenapa memangnya?" tanya Rama dengan santainya.

"Harusnya Mas pulang dari tadi," ucap Rani dengan tatapan menggodanya pada kakak lelakinya itu. Sedangkan Lastri hanya tersenyum melihat interaksi antara kedua anaknya.

"Wes ngerti," (Sudah tau) ucap Rama langsung.

"Ngerti opo?" (Tau apa) tanya Rani balik.

"Orang Mas yang ngantar dia pulang kok tadi," ucap Rama dengan santainya.

"Gerak cepat nggih Pak Lurah," (Gerak cepat ya Pak Lurah) Rani semakin gencar menggoda kakaknya itu. Suatu kejadian langka menurutnya bisa menggoda dan melihat wajah malu dari Rama.

"Lha, iya jelas. Harus gerak cepat dan tepat sasaran." Rama justru membalas ucapan adiknya. Membuat Rani kembali tertawa.

"Oiya Mas harus cepat lho ini, soalnya Ibra juga ternyata sudah melamar Jani. Tidak cepat, nanti keburu keduluan sama Ibra."

Rama mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan adiknya.

"Ibra anak mana?" tanya Rama langsung.

"Ibra adiknya Mas Abra. Adik iparku, ternyata temannya Jani. Satu tempat kerja juga, sudah di lamar dari lama tapi belum di jawab. Adik kelasnya Mas Abra juga waktu kuliah ternyata. Keburu kalah kamu Mas sainganmu para dokter ganteng." Ucapan Rani benar-benar membuat Rama panas. Yang benar saja, dia bersaing dengan adik ipar dari adiknya sendiri. Dari sekian banyak gadis di atas muka bumi dan banyaknya dokter yang bekerja di rumah sakit yang sama dengan mereka kenapa harus gadis pujaannya yang di lamar. Jadi apa yang di katakan Arjuna jika sudah banyak yang melamar Rinjani itu bukan kebohongan belaka.

"Jangan bikin panik lah kamu ini," ucap Rama dengan gusarnya.

"Ini informasi Mas. Bukannya biar panik, tapi biar gerak cepat."

"Lha Jani sekarang dimana Le?" kini giliran Lastri yang bertanya. Sejak tadi dia diam mendengarkan obrolan kedua anaknya itu.

"Sudah pulang Bu, di jemput ayah bundanya tadi." Jawab Rama.

"Balik ke Jakarta Mas?" sahut Rani lagi.

"Iyo," jawab Rama dengan lesunya.

"Susul lah Mas, katanya suka masa tidak di perjuangkan. Jangan-jangan sampai Jakarta nanti menikah. Lha kamu yang katanya suka masa cuma pangku nasib disini lihat gadis pujaan hati menerima lamaran orang lain." Rani semakin gencar memanaskan suasana hati kakak lelakinya itu. Melihat wajah Rama yang terlihat gusar menjadi hiburan tersendiri untuknya.

"Diam kamu anak kecil tau apa?" Rama jadi kesal dengan adiknya. Gara-gara informasi dari Rani sekarang pikirannya menjadi tidak tenang sama sekali. Berbagai prasangka buruk menghampirinya.

"Halah, aku anak kecil tapi sudah bisa bikin anak kecil. Lha sampeyan, sudah tua..." belum sempat Rani menyelesaikan ucapannya Rama langsung pergi begitu saja.

"Kamu Nduk, senangnya kok ganggu mas mu." Ucap Lastri pada putrinya.

"Biarin Bu, jarang-jarang bisa ganggu Mas Rama."

JODOH PAK LURAH  (SELESAI & PINDAH DREAME/INNOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang