SELAMAT MEMBACA
***
Rinjani duduk di teras sambil minum segelas teh. Siang menjelang sore itu matahari masih begitu terik tapi anehnya udara justru terasa segar tidak terasa panas sedikitpun. Di depan rumahnya, sudah banyak orang berlalu lalang entah sekedar lewat atau berkegiatan di gedung depan rumahnya. Katanya nanti habis isya sosialisasi mahasiswanya akan di adakan.
Rinjani tersenyum saat melihat Arjuna sudah pulang, padahal waktu masih siang.
"Kok sudah pulang Bang?" Rinjani menyalami tangan Abangnya.
"Iya memang sudah waktunya pulang, tidak banyak pasien hari ini jadi bisa cepat pulang." Jawab Arjuna. Dia duduk di kursi yang ada di hadapan adiknya.
"Mau Jani buatkan minum?" tawar Rinjani.
"Boleh, teh manis seperti biasa."
Rinjani langsung masuk kedalam rumah ingin membuatkan minuman untuk Arjuna.
Saat keluar, Rinjani melihat Abangnya tengah berbincang dengan seorang laki-laki paruh baya yang dia sendiri tidak tau siapa.
Rinjani meletakkan teh di hadapan Arjuna dan tersenyum pada tamu abangnya itu.
"Tolong buatkan minum untuk Pakde Yanto," pinta Arjuna pada adiknya.
Baru saja Rinjani ingin kembali masuk kedalam rumah, tapi tamu itu sudah lebih dulu berbicara.
"Tidak usah repot-repot Mas Juna, Mbak. Saya langsung pamit saja, masih ada yang mau di urus lagi." Ucapnya dengan ramah.
"Kok buru-buru Pakde, tidak ngobrol-ngobrol dulu." Ucap Arjuna.
"Lain waktu saja Mas, niatnya kesini tadi memang cuma mau merepotkan Mas Juna."
"Tidak repot sama sekali Pakde, malah senang saya bisa membantu."
"Yasudah, kalau begitu saya pamit dulu nggih Mas, Mbak..."
"Nggih Pakde, hati-hati."
Setelah itu laki-laki bermana Yanto itu pun pergi meninggalkan rumah Arjuna.
"Siapa Bang?" tanya Rinjani saat tamunya sudah pergi.
"Pakde Yanto. Dia itu ketua RT disini."
"Mau apa beliau kesini Bang?"
"Nanti malam kan ada acara di gedung depan. Biasanya masalah penjamuan itu di urus di rumah ini. Karena yang paling dekat. Tapi karena sekarang kita tinggal disini jadi Pakde Yanto minta izin untuk memakai dapur kita untuk mempersiapkan jamuan."
Rinjani mengangguk faham saat mendengar penjelasan Arjuna.
"Memangnya ini rumah siapa Bang?"
"Rumahnya Pak Lurah."
"Kenapa bisa Abang tinggal disini?"
"Rumah ini kosong. Biasanya di pakai untuk kegiatan umum atau tempat tinggal mahasiswa KKN. Jadi waktu Abang tugas disini, yasudah rumahnya di kasih ke Abang untuk di tempati."
Rinjani lagi-lagi mengangguk faham dengan ucapan Arjuna.
"Pak Lurah itu kaya ya Bang sepertinya. Rumahnya bagus, masih ada rumahnya yang lain."
"Kalau di bandingkan dengan penduduk yang lain sih ya lebih kaya Pak Lurah. Usahanya banyak itu, peternakan yang ada di ujung desa itu semua milik Pak Lurah. Belum sawahnya, kebunnya banyak."
"Pantas saja kelihatannya kaya," guman Rinjani. Jadi tidak heran kalau pak lurah kaya. Usahanya banyak, semalam Rinjani sempat berfikir berapa gaji menjadi lurah kenapa rumahnya bisa sebagus itu. Ternyata tidak hanya menjadi lurah tapi masih banyak usaha yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH PAK LURAH (SELESAI & PINDAH DREAME/INNOVEL)
Poetry"Bapak ngapain lihatin saya seperti itu ?" "Dek dokter mau jadi Bu Lurah?" "Maksudnya ????" #2 Love (3 Juli 2022) #1 Dokter (3 Juli 2022) #5 Romantis (3 Juli 2022) #7 Bucin (3 Juli 2022) #10 Cinta (3 Juli 2022) #6 Humor (3 Juli 2022) #1 Romant...