' Aqeela Pov 'Aku mulai merentangkan otot otot tangan ku yang terasa pegal,ini adalah kertas ujian terkahir ku.iya aku sedang ujian.
Ah aku malas berada di kelas,kini pemandangan yang aku lihat adalah kekasihku yang tengah bermesraan Bersamaa sahabatnya.
Jujur,aku cemburu.
Sudah dua Minggu semenjak kejadian waktu itu,aku dan kekasihku lebih menjauh dari pada biasanya,dia akan mengabari ku hanya untuk menanyakan 'udah makan?'
Huh,aku menghembuskan nafas lelah.
Kringggg.
Ah Bunyi bel pulang sekolah akhirnya terdengar,aku bergegas membereskan buku buku ku dan dimasukan-nya ke tas.
Iya memang,hari ini sekolahku pulang lebih cepat,katanya sih guru guru akan rapat.
"Qeel"
Aku menoleh,mendapatkan sahabatku yang sudah aku anggap seperti kakak ku sendiri tengah tersenyum tampan ke arahku.
Aku membalas senyumannya.
"Kenapa kak Rey?"
"Mau gw anter pulang gak?"
Aku binggung,padahal niat ku sehabis pulang sekolah ingin ke suatu tempat.
Bagaimana aku menolaknya?
Dengan rasa canggung,aku mulai berucap.
"Maaf kak Rey,bukanya aqeel gamau tapi aqeel ada urusan."
Aku jadi tidak enak membohongi pemuda di depanku ini.
"Yaudah gapapa,lain kali aja."
Aku tersenyum.setelahnya aku menghampiri farel.
Kenapa aku menghampiri farel bukankah seharusnya aku menghampiri rassya,kekasihku?entahlah aku terlalu takut.
"Eum Farel,aqeel mau pulang sendiri boleh?"
Pemuda di depan ku sempat berfikir,kemudian dia mengangguk mengiyakan.
Aku tersenyum senang, "makasih"
Setelahnya,aku berjalan keluar kelas tanpa menghiraukan pandangan tidak suka dari kekasihku, menyusuri kordikor dengan sesekali aku menyapa adik kelas ku.
Ah entahlah hari ini aku merasa bahagia,mungkin karna aku ingin mengunjungi bunda ku?
Aku menghentikan taxi yang lewat, aku memasuki taxi tersebut dengan senyuman yang tidak pernah luntur dari bibirku.
Sebelum itu aku menyempatkan untuk membeli bunga yang indah untuk bunda,ah bunganya pun sangat wangi,pasti bunda sangat suka.
15 menit,akhirnya aku sudah sampai.
Aku berjalan dengan langkah pelan, banyak pohon Kamboja di sini,udaranya juga sangat sejuk.
Aku berjongkok saat aku sudah sampai di tempat tujuan ku,kuburan Bunda ku.
Aku tersenyum getir,mataku terasa panas.
"B-bunda."
"Bunda apa kabar?"
Satu tetes air mata lolos dari kelopak mataku.
Sesak.
"A-aqeel rindu bunda" kataku.
"Bunda udah tenang ya disanaa?"
"Udah ga ngerasain sakit lagi ya bun?"
"Aqeel bawa bunga buat bunda."
KAMU SEDANG MEMBACA
'LUKA'
Teen Fiction[FOLOW SEBELUM MEMBACA] takdirmu atau bukan, kenyataan atau hayalan, hanya waktu yang bisa menjawab apa yang akan terjadi di akhir. berpisah? atau dipisahkan? -A . . . tanpa sadar aku membuatnya terluka bukan bahagia. -R . . . ketika aku mati, janga...