Tangisan

483 83 10
                                    

kemarin saya tidak sengaja menemukan sebuah kalimat kurang lebih bunyinya seperti ini : "jika kamu berani mengucapkan selamat tinggal , kehidupan akan memberikanmu hadiah berupa lembaran baru. dan sontak saya mengucapkan selamat tinggal , pada apapun yang melukai hati."

Aqeela tengkurap, ia menangis sejadi jadinya. Pengakuan farel tempo hari lalu sungguh membuat hatinya berdenyut sangat sakit.

Bukan pengakuan ini yang ia mau.

Ia tidak ingin menemui farel, beberapa kali laki laki itu memaksa untuk bertemu dengannya, namun ia sangat kekeuh untuk tidak bertemu dengan laki laki itu.

Terlalu kecewa.

"Hiks,,,kenapa farel ngelakuin ini ke qila?"

3 hari sudah ia tidak bertemu dengan farel, namun saat bertemu malah mendapatkan pengakuan yang tidak pernah ia bayangangkan.

Sakit sekali rasanya.

Ia memang belum tau semuanya, namun ia sudah tau jika lelaki kemarin yang ia temui adalah laki laki yang selalu datang dalam mimpinya.

Atau bisa di bilang sebagai, kekasihnya.

Rassya.

Nama itu, selalu tergiang giang di kepalanya.

Benci, kecewa, sakit.

Bercampur jadi satu.

"Udah 4 hari ini Aqil hiks, ga ketemu sama farel,, aqil kangen hueeee~"

"T-tapi farel tega ngeboongin Aqil kek gini..."

"Sayang..." Usapan lembut di kepala membuat aqeela mendongak seketika.

"Bunda" aqeela berhambur kepelukan sang bunda.

"Hustt...tenang sayang"

"Kenapa farel ngelakuin ini ke Aqil?"

"Karena farel sayang sama Aqil."

"Kalo sayang kenapa ngelakuin ini?"

Jadi bunda harus menjawab apa?

-o0o-

Arghhhhh!

Teriakkan nyaring itu menggema di seluruh ruangan.

"KENAPA JADI KEK GINI BGST." teriaknya frustrasi.

"Rel tenangg, kenapa lo jadi kek gini!"

Farel mendorong clay. Hingga punggung laki laki itu menghantam ke tembok.

Sedikit meringis, namun ia tetep kekeuh untuk mengehentikan aksi bejad farel.

Ruangan nya kini sudah tidak bisa di bilang baik baik saja. Darah dimana mana.

Jelas itu darah farel.

Bahkan ini lebih gila dari pada Rassya.

Clay memeluk farel dengan erat, ia tak kuasa melihat farel-sahabat yang sudah ia anggap sebagai adiknya terluka seperti ini.

"Cukup, jangan gila kek gini..."

"Hiks,,,, gue-gue jahat ya? gue ga bisa menuhin janji gue buat ngejaga aqeela."

"Gak! Lo udah ngejaga aqeela dengan baik. Dan sekarang waktunya buat lo berhenti."

Farel menggeleng. "gue bikin nangis Aqila clay, gue lay! gue! gue bikin dia nangis. Iya! gue yang bikin dia sakit juga, gue yang bikin dia terluka, semua gue yang ngakibatin semua ini..." racau nya.

'LUKA'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang