Farel

549 83 11
                                    


𝗱𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗸𝗮𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗮𝗸𝘂 𝗯𝗮𝗿𝘂 𝗯𝗶𝘀𝗮 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗲𝗿𝘁𝗶 𝗯𝗮𝗵𝘄𝗮 , 𝘀𝘂𝗮𝗿𝗮 𝘀𝗲𝗺𝗲𝘀𝘁𝗮 𝘁𝗲𝗻𝘁𝗮𝗻𝗴 𝗮𝗽𝗮𝗽𝘂𝗻 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗸𝗶𝘁𝗮 𝗴𝗲𝗻𝗴𝗴𝗮𝗺 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝗸𝗶𝘁𝗮 𝗺𝗶𝗹𝗶𝗸𝗶 𝘀𝗲𝗸𝗮𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗶𝘀𝗮 𝗷𝗮𝗱𝗶 𝗺𝗶𝗹𝗶𝗸 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗹𝗮𝗶𝗻. 𝗸𝗶𝘁𝗮 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗽𝗲𝗿𝗹𝘂 𝗺𝗲𝗻𝘂𝗻𝗴𝗴𝘂 𝘄𝗮𝗸𝘁𝘂 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗺𝗲𝗹𝗲𝗽𝗮𝘀𝗶𝗻𝘆𝗮.

Hening.

Ketiga nya tidak ada yang membuka suara sama sekali.

Sibuk dengan pikirannya masing masing.

Yang lebih tua perlahan membuka suaranya, memecahkan keheningan.

"Jadi?"

Farel menatap Rassya dan rey, "don't think about me, lakuin apa yang mau kalian lakuin. gue bakal ngedukung, selagi niat itu baik buat aqeela." Ucapnya.

Rassya memutar bola matanya malas. "Gausah sok kuat deh Lo."

Farel tersenyum, menepuk pundak Rassya pelan.

"Gue ikhlas kalo lo balikan lagi sama aqeela, gue gak masalah."

Rey berdiri.

"Selesein urusan lo berdua, gue pergi dulu." Pamit nya lalu pergi meninggalkan farel dan Rassya yang mulai di selimuti rasa kecanggungan.

"Atas dasar apa lo bilang kek gitu?bukannya lo yang misahin gue sama aqeela?"

"Gue emang misahin lo sama aqeela, tapi di balik itu semua gue punya alasan."

"Tck, emang apa alasan lo?"

"Satu alasan gue. Gue gamau aqeela trauma sama lo."

Bisu.

Rassya tidak tau harus menjawab apa.

Farel lagi lagi tersenyum. "Lo berhak dan Lo pantes ngedapetin aqeela lagi, sya. Karena pacar asli aqeela disini tuh sebenernya elo bukan gue. Gue cuman peran pengganti saat peran utama gak ada

Peran utama akan tetap menjadi peran utama, dan peran pengganti hanya bertahan sebentar. Karena sesuai namanya 'sebagai penganti',

Dan gue adalah pengganti disaat lo gak ada buat aqeela, pengganti menjaga aqeela. Tapi bukan berarti gue bakal rebut hati aqeela dari lo. Gue yakin walaupun aqeela amensia dia tetep punya rasa ke elo. Otak dia lupa semua tentang lo, tapi hati dia ga pernah berpaling. Gue yakin."

"Terus, kalo gue balikan sama aqeela, lo gimana?" Tanya Rassya. Bagaimana pun laki laki itu yang menemani aqeela selama beberapa tahun ini.

"Gue bakal pergi, jauh. Tenang aja"

Setelah farel mengatakan itu, hanya ada keheningan.

"Gue pernah mencintai dia melebihi gue mencintai diri gue sendiri.
gue pernah memprioritaskan kebahagian dia dan melupakan kebahagiaan gue sendiri. Dan gue berharap lo bakal ngejaga aqeela di saat gue udah gabisa ngejaga aqeela lagi."

"Maksud lo apa?"

"Di saat lo udah bareng bareng lagi sama aqeela, gue ga punya hak buat ngejaga aqeela. Karena semua hak udah ada di elo

Dan yang harus lo tau, sya. Ketakutan terbesar dalam hidup gue bukanlah kehilangan aqeela, tapi ngeliat aqeela kehilangan kebahagiaan dia."

"Sesayang itu lo sama aqeela?"

'LUKA'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang