Menginjak puncak kegiatan HUT. Segala bentuk persiapan nyaris 'sempurna'. Setiap sie memantapkan ppt sesuai dengan tugasnya. Yang kemudian ppt tersebut di presentasikan dihadapan seluruh pengurus dan akhirnya diambil poin-poin penting sebagai bahan koordinasi setelahnya atau cikal bakal keputusan bulat. Tiga hari sukses sudah terlaksana berbagai jenis ajang perlombaan dengan lancar. Jangan lupakan Mahardika sebagai kapten kesuksesan acara ini dan juga bantuan pengurus lain sangat dibutuhkan disini.
"Mulai dari giat gimana hasil akhirnya?"
"Aman, untung lebih cepet selesainya karena kita nggak pasang maskot disini. Kalo mau pake maskot malah gampang nentuin temanya sebenernya. Tapi disini kita cuma fokus sama satu tema aja, itu aja sih. Denah tempat duduk juga udah siap." Terang Caka. Kemudian dibalas acungan jempol dari Dika.
"Perleng apa kabar?"
"Buat proses pemisahan hadiah juara lombanya kurang seperempat jalan. Lagi proses dibungkus" Papar Rahsa lancar.
"Oke lanjut humas, survei aman?"
"Aman banget, surat izin udah di ajuin. Terus daftar tamu undangan juga udah siap. Nanti tinggal dibagiin." Jawab Jingga semangat dengan senyuman yang tak luntur dari sudut bibirnya.
"Oke mantep! Terus sie dokumentasi, kamera sama edit banner, pamflet udah siap?"
"Masalah editing insyaallah aman lagian temanya udah fix terus gampang nyari bahannya."
"Pinjem berapa kamera ke sekolah?" Tanya Dika.
"Dua sampek tiga udah cukup sekalian tripodnya. Anggota lain juga ada buat cadangan." Lanjut Nalan.
"Jadi pake drone nggak?"
"Masih bingung, bakal butuh banget atau nggak. Soalnya ini kita cuma ngadain di aula. Nanti coba di koor ke Bu Endang lagi." Balas Kalingga dengan sepasang alis mengerut. Sedangkan Dika mengangguk menanggapi.
"Saran gue nggak usah pake dulu. Nyari pinjeman drone mesti susah. Lagian prinsip kita dari awal nggak usah ada sewa menyewa, uangnya mending dipake buat hal lain." Timpal Yasa.
"Oke!" Ucap Kalingga final.
"Dekor?"
"Buat perlengkapan yang di butuhin masih nyari-nyari juga. Soalnya ya nyari properti masih agak sulit." Ucap Sana.
"Oke, usahakan segera. Udah h-10."
"Keamanan, mesti siap kan?"
Sangga mengacungkan jempolnya. "Siap aman banget."
"Dan yang terakhir konsum, nih. Gimana?"
Bina mengambil nafas sejeda. "Udah clear masalah snack sama nasi kotaknya. Dan kita minta buat nganternya pagi kurang lebih jam tujuh karna ini acaranya mulai jam 11 siang. Menurut kamu gimana, Dik?"
Dika sedikit menimang jawabannya. "Kenapa nggak jam sembilan aja ready nya? Apa nggak cepet basi nanti kalo terlalu pagi? Yaa minimal jam sembilan sampek jam sepuluh. Saran gue itu. Menurut lo gimana, Yas?" Tanya Dika meminta pendapat dari sang wakil.
"Gue lebih masuk sama saran lo, sih."
Dengan cepat ia merubah atensi ke arah Bina. "Jadi bisa nggak kalo semisal dimundurin dua jam? Lagian nanti acaranya juga belom tentu on time, mesti ngaretnya. Kalo kepagian takutnya kurang pas aja buat menu makan siang."
Bina mengangguk sejeda. "Bisa kok. Besok langsung aku kabari ketempat pesennya."
"Jangan lupa buat bendahara sama sekre LPJ, LAK nya. Proposal udah naik. Uang keluar masuk harus dihitung bener-bener nanti, jangan kurang atau lebih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Temu
Romance°°°Segenap kisah sederhana dari barisan raga asal bumi pahlawan yang tengah mencari dimana letak jati diri sebenarnya; dengan berbekal secawan harap pun terselip semangkuk doa pada setiap ceritanya。。。 © javaveta2O21