Sasrawarsa O3

630 84 2
                                    

"Kalian nggak lupa kan, sama berbagai macam semoga yang kalian tulis sendiri sebulan lalu?"

Pagi pagi sekali dari urutan bangku nomer empat, sosok raga seorang gadis sudah terlihat menduduki kursinya. Tetapi kali ini dengan wajah yang tidak secerah biasanya, padahal nyaris setiap hari pasti lengkungan kurva pada sudut bibir selalu terukir jelas disana. Ayolah, apa benar dia si Rafadini yang senantiasa murah hati?

Nyatanya penyebab dari muka muramnya pagi ini tidak lain dan tidak bukan dari sebaris ucapan yang disuarakan oleh Abimanyu kemarin. Memang terkesan klise, tapi arti dibaliknya cukup buat telinga mendengung berjam-jam.

"Harus gitu ya, disebut juga?" Celoteh gadis Salasatri sembari menendang kaki meja sesekali.

"Heh, miring ya lo?" Celetuk seseorang dari arah belakang yang sudah mengejutkan jantungnya. Sangking serunya menendang kaki meja sampai kehadiran seseorang sedari tadi saja tidak tau. 

"Siapa juga yang miring?"

"Itu tadi lo ngomong sendiri bukan miring namanya?"

"Aku nggak ngomong sendiri."

"Terus?"

"Lagi ngomong sama keramaian."

Bayu menghela nafas singkat. "Gini nih, contoh contoh pasukan teri yang nggak pernah absen baca ulang novel berkali-kali, sampai hafal sama dialognya." Tuturan Bayu harus dibenarkan sepertinya.

Sontak raga Fadin segera berputar seratus delapan puluh derajat, menghadap sempurna pada sosok pemuda Bayu Aji yang sudah menggulir netranya entah mencari apa.

"Tau darimana? Sering buka tasku, terus baca bukunya?"

Bayu mendesis samar. "Ngaco banget. Siapa juga yang buka tas lo?" Protes pemuda berwajah garang itu tidak terima. "Username kontak lo. Ann?"

"Jangan lupa satu fakta bahwa lo pernah berhalu ria jadi Ann waktu kelas satu."

Sejeda seusai suara itu mengudara tepat di samping telinga, sepasang netra Fadin membola sempurna.

"Kemarin malem, aku nggak sengaja nemu username yang tulisannya Geez disitu!"

"Geez?"

Tolong siapapun ajak si Fadin untuk pergi ke Palung Mariana sekarang juga! Pengen tenggelam disana.

"Gimana? Gue percaya seratus persen kalo lo masih inget betul peristiwa keramat setahun lalu." Celoteh Bayu dengan cepat. Fadin tetap bungkam, pikirannya masih sibuk berkelana ke mana-mana.

Ting!

Sontak bunyi notifikasi secara serentak menghancurkan dinding nostalgia yang nyaris selesai mereka bangun. Ganggu saja.

SASRAWARSA (23)

Abimanyu:
| Teruntuk anggota inti dan calon kandidat koordinator sekbid. Segera kumpul sekarang juga ke panggung budaya!!

Perintah tegas dari sang bapak katua sudah tidak bisa diganggu gugat kalau begini ceritanya.

"Anjing, mau ngapain lagi?" Kan, kata mutiara Bayu sudah mencuat.

"Udah yuk!" Seru Fadin menyambar pergelangan tangan Bayu dengan cepat tanpa meminta izin kepada sang empunya yang sudah membulatkan kedua netranya.

––––

"Kok gue yang jadi koordinator sekbid Bela Negara gini jadinya?"

Ruang TemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang