13|

64 23 3
                                    

Sea of Hope

Buku bersampul biru itu tiba-tiba berada di meja belajarnya. Irvetta berniat mengerjakan tugasnya, seperti biasanya. Tapi entah sejak kapan buku yang tidak pernah ia miliki itu berada di sana.

Tidak mungkin ini milik Kal kan?

Irvetta mengernyit bingung. Kemudian ia memutuskan untuk membaca buku itu. Mulai dari sinopsisnya.

"Lautan memiliki kedalaman yang tidak dapat kamu raih. Sebelum kamu dapat meraihnya, kesadaranmu akan terenggut terlebih dahulu. Kecuali, kamu bisa bernapas dalam air.

Lautan memiliki berbagai macam rahasia yang tidak bisa kamu ketahui. Sebelum kamu dapat mengetahuinya, otakmu akan menyangkalnya terlebih dahulu. Kecuali, kamu seorang eksentrik yang percaya pada hal paling mustahil sekalipun.

Biar aku beritahu. Jauh di sana, ada kerajaan yang berdiri kokoh di kelilingi samudera. Jauh di sana, ada kerajaan yang tidak bisa kunjungi bahkan jika kamu bersikeras. Kecuali, mereka mengizinkanmu.

Mintalah dengan setulus hati. Lautan mungkin akan mengabulkannya kalau kamu beruntung. Seperti aku.

Ini adalah sebuah legenda kehidupan dari kerajaan nun jauh di sana. Oseania. Kerajaan yang dikelilingi oleh samudera."

Irvetta termenung. Apa yang baru saja dibacanya? Apa ini semacam buku sejarah atau apa? Tapi Irvetta tidak pernah mendengar guru sejarahnya membahas tentang buku ini. Tidak sekalipun. Orang tuanya jelas cukup-lebih dari mampu untuk memanggil guru paling baik. Di akademi tidak ada guru sejarah, itu pelajaran dasar yang harus dikuasai para bangsawan.

Irvetta memutuskan untuk membaca buku itu. Satu lembar, dua lembar, tiga lembar. Irvetta berhasil membaca hampir setengah buku itu. Irvetta dengan cepat menutup buku setelah membaca sebaris kalimat.

Tidak mungkin!

Irvetta menggeleng cepat. Ini mustahil. Pikirnya.

"Dengan mengorbankan dirinya, putri kediaman Iridis itu berhasil menyelamatkan jiwa Freyja, anak Dewa Njords yang tersesat." Apa maksudnya itu?!

Baiklah, mari kita uraikan satu-persatu. Irvetta Iridis yang dulu. Memiliki alasannya sendiri untuk tidak keluar dari kediamannya, itu karena kemampuannya yang bisa berkomunikasi dengan roh. Tidak ada yang tahu, bahkan keluarganya.

Dewa Njords. Salah satu dewa yang diagungkan di Kerajaan Oseania, mengetahui kemampuan Irvetta Iridis. Memintanya membantu untuk berkomunikasi dengan jiwa putrinya yang tersesat. Awalnya Irvetta tidak mengerti dan tidak ingin terlibat terlalu jauh, Irvetta hanya salah satu Vanir, penduduk dunia Vanaheimr yang memiliki keistimewaan.

Mengapa harus aku? Apa tidak ada orang lain yang mampu? Itu yang dikatakan Irvetta saat itu.

Hanya ada satu setiap seribu tahun. Itu artinya, jika Irvetta tidak bersedia-Dewa Njords harus menunggu seribu tahun lagi untuk bertemu putrinya. Irvetta tidak bisa menolak.

Sebagai gantinya, aku akan memberikan kehidupan yang lain untukmu. Kau anak yang baik. Berbahagialah.

Irvetta merasa lelah. Semakin lelah. Ia akhirnya tertidur untuk pertama kali. Irvetta juga bermimpi untuk pertama kalinya.

"Irvetta Iridis, anakku." Irvetta membuka matanya perlahan.

Saat ini di hadapannya ada dua laki-laki dan seorang perempuan yang tersenyum. Ketiganya menatap Irvetta hangat. Seolah berterima kasih.

"...kalian?"

"Aku Njord. Ini Freyr, kembaran jiwa yang kau tolong, Freyja." Laki-laki dengan rambut kuning keemasan yang terlihat lebih tua, menunjuk seorang laki-laki lain dan perempuan di sebelahnya secara berurutan.

"Terima kasih sudah menolongku, Irvetta." Freyja terlihat sangat cantik dengan gaun birunya.

"Aku bahkan tidak ingat apapun." Irvetta menjawab ragu.

"Benar. Itu karena kau harus melewati dua kehidupan yang berat. Maafkan aku..." Freyja memegang pundak Irvetta.

"Aku melewati dua kehidupan?" Irvetta sangat terkejut.

"Benar, kehidupan pertamamu saat pertama kali kau bertemu ayahku. Kedua, saat kau menjadi Aruna Irvetta. Kau menolongku di kehidupan keduamu. Ini adalah kehidupan ketigamu." Njords menjawab.

"... bagaimana bisa? Apa yang aku lakukan? Lalu-yang menulis buku itu siapa?"

"Aku. Siapa lagi?" Kali ini laki-laki rupawan dengan baju biru gelap berbicara. "Terima kasih sudah membantu adikku. Untuk pertanyaanmu yang pertama..."

"Biar aku yang menjelaskannya." Njords mengerti dengan baik bahwa anaknya kesulitan menjawab. "Irvetta, di kehidupan pertamamu aku memintamu dengan sengaja masuk ke dalam air. Itu adalah persyaratan pertama agar roh Freyja bisa terpanggil, karena aku sudah mengikatmu menjadi perantara. Tapi kemudian itu tidak berhasil karena Freyja saat itu sedang terhalang dan tidak bisa keluar. Kemudian aku memberikan kehidupan keduamu, sayangnya kehidupan keduamu tidak begitu bahagia. Kau memutuskan untuk menghabisi nyawamu dengan sukarela satu kali lagi. Entah aku harus berterima kasih atau menyesal karena memberikan kehidupan kedua yang tidak menyenangkan padamu."

Irvetta menunduk. "Begitu rupanya." Irvetta bersuara kecil.

"Kali ini, apa aku bisa bahagia?" Ketiganya menatap Irvetta bersalah. "Ah? Tidak? Benar juga. Di kehidupan ini, aku malaikat maut." Irvetta tertawa dengan suara yang terdengar menyakitkan.

"Maafkan kami." Irvetta menggeleng sambil tersenyum.

"Lagipula itu keputusanku. Tidak apa-apa." Irvetta tersenyum, ketiganya masih menatap Irvetta.

"Kami akan membantumu di kehidupan ini." Irvetta diam, mendengarkan. "Mungkin kami tidak bisa membantu banyak mengenai kehidupan dan kematian yang kau tangani. Tapi kami akan menangani milikmu, jajaran dewa teratas sudah setuju."

"...dan apa maksudnya itu?" Dewa Njords tersenyum, kali ini wajahnya terlihat lebih lega.

"Kau akan tahu nanti. Jalanilah tugasmu dengan baik di kehidupan ini. Jangan pernah berpikir untuk sengaja membunuh dirimu sendiri. Kali ini, kau tidak perlu mengorbankan dirimu sendiri, kami juga akan menjagamu dari jauh." Irvetta memilih untuk mengangguk.

"Terima kasih."[]











cece's

Masa lalu Irvetta sudah terungkap~ hehe. Kalau ada yang nggak tahu Vanaheimr. Itu dunia kedua setelah Asgard. Iya betul, mitologi Nordik. Jauh banget ya mainnya Irvetta wkwkwk.

Selamat menjalani hari Minggu! Besok Senin, jangan lupa kerjain tugasnya ya.

Sea of HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang