16|

51 18 0
                                    

"Ada yang ingin kau katakan, Irvetta?"

"Tidak ada."

"Aish! Ayolah! Aku penasaran!"

"Bagaimana hal itu bisa terjadi?"

"Hal apa?"

"Irvetta?! Jangan pura-pura bodoh!"

"Ya, ya. Aku memang bodoh."

"Percuma bertanya padanya, dia sepertinya tidak akan menjawab." Putri Filia yang sedari tadi diam mengamati akhirnya membuka suaranya.

Saat ini Irvetta sedang diinterogasi oleh kedua temannya. Aithne dan Leticia. Perihal kembalinya mereka bertiga dengan pemberitahuan penemuan mayat. Menggemparkan tentu saja. Bukan hanya karena mayat. Tapi juga bagaimana Irvetta bisa bersama kedua laki-laki dari keluarga Nivalis.

"Tanya saja pada sepupumu." Akhirnya Irvetta berdiri. "Aku mau istirahat."

Kepala Irvetta terasa pusing seakan detik itu juga akan meledak. Padahal sebelumnya ia tidak pernah merasa seperti ini. Ingat, malaikat maut tidak bisa lelah. Pikirnya, mungkin ini efek kontrak yang baru saja dilakukannya.

"Biarkan Irvetta beristirahat dulu, mungkin dia lelah dan terkejut." Leticia akhirnya mencoba memaklumi.

"Apa aku bertanya pada Noa? Tapi aku tidak yakin dia akan menjawabnya." Aithne bermonolog.

"Apa?" Ketiga perempuan yang duduk melingkar itu tersentak.

"NOA!"

"Berisik." Tentu saja itu Noa, dia baru saja kembali setelah melaporkan kejadian tadi.

"Bagaimana kalian bisa menemukan mayat itu? Bersama Irvetta? Apa yang terjadi padanya? Bagaimana—"

"Nona, sebaiknya anda pelankan suara anda." Sean melirik beberapa orang yang menatap mereka penasaran.

"Ayo cari tempat lain." Putri Filia memutuskan untuk mencari tempat lebih sepi.

"Ke ruanganku saja." Aithne menjawab cepat.

"Apa tidak apa-apa?" Leticia khawatir akan muncul rumor buruk.

"Nanti tinggal perlihatkan identitas mereka saja, Nivalis dan Amarylidis masih satu keluarga." Noa dan Sean mengangguk.

Maka, mereka berlima segera menuju ke ruangan Aithne.  Sebenarnya ruangan Aithne, Irvetta, dan Putri Filia tidak begitu jauh. Tapi mereka tidak berani memanggil Irvetta, Irvetta terlihat sedang tidak baik.

"Sekarang, bisa jelaskan apa yang terjadi?" Aithne langsung bertanya setelah masing-masing orang duduk.

"Kami menemukan mayat di dekat perbatasan hutan terlarang." Ketiga perempuan itu membelalak kaget.

"...apa Lady Irvetta yang membawa kalian ke sana?" Kali ini Putri Filia bertanya penasaran.

"Bisa iya, bisa tidak." Noa menoleh ke arah Sean, sejujurnya ia bingung harus menjawab apa.

"Irv—Lady Irvetta mendapatkan firasat buruk, katanya itu beberapa kali sering terjadi. Kami mengikutinya, lalu tubuh itu sudah ditemukan tidak bernyawa." Sean ikut menjelaskan dengan singkat.

"Firasat buruk?" Leticia menggumam.

"Apa firasat baik dan buruk bisa datang bersamaan?" Aithne terdengar kesal. "Kalian tahu, sebelum bertemu kalian Irvetta bilang firasatnya sedang baik, setelah itu—firasatnya buruk? Secepat itu? Apa itu karena kalian?" Noa dan Sean terdiam.

"Aithne, sudahlah..." Leticia menenangkan Aithne.

tok tok tok!

"Siapa yang bertamu? Aku tidak pernah menerima tamu sebelumnya." Aithne menggumam tapi tetap berdiri untuk membuka pintu.

Sea of HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang