[1.0] Period

644 64 6
                                    

Nara menoleh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nara menoleh. Menatap pintu ruang kesehatan yang dibuka dan menampilkan teman temannya. Ada Difa, Lia, dan Ica yang membawa plastik berisikan nasi bungkus untuk Nara.

"Nih buat ratu" kata Lia kemudian meletakkan plastik berlogo rumah makan Padang langganan mereka diatas nakas.

Nara bersorak, menarik overbed table kemudian membuka bungkusan nasi Padang kesukaannya. Gadis itu menghirup aroma makanan didepannya dalam dalam. Dibarengi dengan senyum lebar tatkala samar samar asap mengepul di makanannya.

"Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan. Woahhh naspad te o pe be ge te gaada dua. Selamat makann!" Kata Nara dan langsung menyantap nasi padangnya. Membuat ketiga temannya terheran heran.

Mau gak nyangka tapi dia Kinara, yaudah gapapa udah biasa. Suka ajaib anaknya.

Ya mau bagaimana? Tadi pagi setelah rapat selesai. Tiba tiba koridor lantai dua ramai akibat sang bos besar menggendong seorang gadis dengan tergesa. Membuat manusia manusia yang dilewati bergumam dan berbisik, terheran heran lebih tepatnya.

Pasalnya baru kali pertama melihat CEO mereka membawa seorang gadis dengan raut wajah yang terbilang panik kelimpungan.

Yah siapalagi gadis itu, tak lain adalah seseorang didepan mereka yang dengan lahap sedang memakan nasi padangnya, Kinara.

Nara yang memang sedari awal sangat memaksakan tubuhnya tiba tiba kehilangan kesadaran sesaat setelah Jefrian, sedikit memeriksa keadaan gadis itu. Tubuhnya yang semula menegang karena takut akan kemurkaan sang bos seketika melemas, lega. Setidaknya atasannya tidak marah.

Namun karena kondisinya memang tidak baik baik saja, gadis itu malah tidak sadarkan diri. Beruntung Jefrian di depannya dengan segera menangkap tubuh gadis itu.

Maraka yang berada di sebelah Jefrian kala itu terbelalak. Menepuk pipi temannya mencoba menyadarkan Nara namun nihil. Karena wajah gadis itu makin pucat, dengan segera Jefrian menggendong Nara, diikuti Maraka dan langsung membawa gadis itu ke ruang kesehatan.

Begitulah singkat ceritanya.

Pintu ruangan kembali terbuka. Kali ini memunculkan Jevan, dengan kemeja putih yang sudah dia gulung sebatas siku. Tatapan pria itu tajam. Menatap lurus pada Nara yang sudah menegang diatas brankar.
"Nahloh pak dokter datang siap siap kena semprot" kata Nadifa yang diangguki oleh kedua temannya.

Nara sudah memasang muka memelas. Dengan menekuk kedua sudut bibirnya kebawah. Sudah tahu setelah ini pasti bakal kena omel pak dokter.
"Kinara?"

"Ada rapat, Na. gatau juga kalo ini jadwal bulanan aku" tutur Nara.

Satu satunya pria di dalam ruangan itu menghela napas. Sebenarnya bukan salah Nara juga. Toh memang menghandle rapat bulanan juga tugas dia. Ditambah periode menstruasi gadis itu tidak teratur.

Jevan menyerahkan dua kaplet obat dan sebotol air mineral diatas meja.

"Vitamin sama penambah darah. Diminum setiap pagi selama menstruasi. Banyak makan daging juga, inget kamu ada darah rendah. Jangan lupa sarapan dan jangan capek capek. Nanti pulang bareng aku, kita beli jamu kunyit asem kayak biasa" kata Jevan panjang lebar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

E N E M Y   | JJH [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang