C

3.9K 419 13
                                    

Laura mendengus kesal, menatap laki laki didepannya dengan wajah datar. Tadi saat pulang sekolah dia mendadak ditarik oleh laki laki itu dan disinilah mereka sekarang, lantai paling atas sekolah.

"Lo cuma mau diem?" Laki laki itu mendongak, menatap sedikit tak percaya kepada Laura.

"Lo?" Laura sedikit mengerutkan dahinya namun setelah itu dia mengangguk paham. Didalam novel Laura memakai aku-kamu dengan Ken namun tadi dia kelepasan mengatakan "lo"

"Iya apa? Kalo cuma mau diem dieman mending gue balik aja." Laura mengulum bibirnya resah saat merasakan tatapan tajam Ken, bahkan mendadak suasana menjadi mencekam dan dingin.

"Masalah tiga minggu lal-"

"Gaperlu dibahas, gue tau jawaban lo." Ken menghela nafas, dia menatap Laura sambil tersenyum kecil.

"Kasih waktu gue Ra, sebentar aja. Gue mau tau perasaan gue ke lo itu apa. Sebagai adik, saudara, sahabat atau sebagai perempuan." Laura menatap Ken tajam, dia lalu tertawa sinis.

"Menurut lo gue harus ngasih waktu sama orang yang ninggalin cewek sendirian setelah si cewek ngungkapin perasaanya? Lo pikir gue gak punya hati? Seenggaknya kalo emang lo gatau sama hati lo, jangan tinggalin gue tanpa ngomong apapun. Dan sekarang lo minta waktu? Lo pikir laki laki sejenis lo pantas?" Laura berdiri dari duduknya, dia menatap Ken yang juga sedang menatapnya.

"Semua udah selesai, masalah perasaan gue anggap aja lo gatau apa apa. Biarin semuanya ngalir dan perasaan gue ilang sendiri." Ken mengetatkan rahangnya mendengar ucapan Laura.

"Gue pulang, mungkin nanti ada perempuan yang bikin lo jatuh cinta dan itu bukan gue."

Grep

Laura diam membeku saat tubuh besar Ken memeluk tubuhnya, dia dengan jelas merasakan detak jantung Ken yang berpacu cepat begitupun dengannya.

"Maaf. Maafin gue, gue mohon kasih waktu buat gue Ra." Laura tersadar, dia lalu mendorong Ken tetapi sayang sekali tenaga Ken lebih besar darinya.

"Gak ada! Enak aja lo minta minta kesempatan! Lepas gak! Lepas woyyy! Pengap anj!" Karna lelah memberontak akhirnya Laura diam dalam pelukan Ken, sedangkan Ken sedang tersenyum kemenangan.

Ini kenapa jadi gini sih? Perasaan gada tuh bagian Laura dipeluk Ken? Anjir jangan jangan plotnya berubah?! Gawat nih kalo gini!

"Ra! Jangan ngelamun bego!" Laura tersadar lalu menghela nafas, yasudahlah semua juga sudah terjadi mungkin juga plot berubah karna dia masuk kedalam tubuh Laura.

"Oke! Terserah lo mau sampai kapan waktunya tapi gue dengan sangat sangat memohon bersikap kayak biasanya aja! Gausah berlebihan apalagi sampai ngatur ngatur hal gak jelas, paham?!" Dengan berat hati Ken mengangguk lalu melepas pelukannya. Akhirnya! Laura bisa bernafas lega.

"Udah gue mau balik! Bhayy!" Laura langsung berlari, serem kalau si Ken sampai ngoceh ini itu lagi.

Dikarenakan Jessi sudah pulang dulu bersama Amanda tadi, akhirnya Laura harus pulang jalan kaki, kenapa gak naik ojek? Kenapa gak naik angkot? Karena uangnya habis.

"Sial gara gara Kenanjing gue jadi jalan kaki! Setan! Bangke! Monyet! Kambing! Arghhh sialan!" Laura menendang kerikil dengan kesal lalu berjalan kembali, masih dengan umpatan umpatan manis yang ditunjukkan untuk Ken.

Saat sedang berjalan mata cantik nan kece Laura melihat sesonggok sampah-eh maksudnya manusia sedang tiduran dijalan. Laura menggelengkan kepalanya, dilihat dari pakaiannya sepertinya mahal tapi kok tidur dijalan.

"Ck ck orang jaman sekarang capernya keterlaluan banget. Yang cewek kayak cabe cabean yang cowok nangkring dipinggir jalan." Laura menghampiri orang itu, dia sempat terkejut karna orang itu GANTENG WOYYY!

Antagonis and Protagonis Become FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang