Q

1.6K 165 27
                                    

#Amanda#

Pagi ini si manis Amanda sedang sibuk membenahi tanaman janda bolong milik Papinya, wajar mengoleksi janda bolong karna kata Papi dilarang pelihara janda asli sama Mami. Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi jika Papi Manda benar benar memelihara janda betulan.

"DEWA RUCIKA MAU KEMAN TUHH?!" Amanda langsung berteriak saat melihat tetangganya yang tampan tampan kiyowo baru saja mengelurkan motor.

"Jalan sama cewek gue." Amanda menurunkan bahunya lemas, yahhh gagal sudah menjadi pacar mas tetangga. Padahal Amanda sudah sejak sd suka sama Dewa.

"Mau ikut?" Amanda melengos, pura pura tidak dengar sajalah dia. Bener kata Laura, kita harus ngumpulin cowok yang banyak supaya nanti kalau yang satu pergi masih ada yang lain.

"Manda."

"Gausah manggil manggil, Manda mau jual mahal." Dewa menggelengkan kepalanya melihat tetangganya yang sudah ia kenal sejak kecil.

"Yaudah gue duluan, mau nitip gak?"

"Gausah! Manda bisa beli cilok sendiri." Dewa mengangguk saja, langsung melajukan motornya pergi meninggalkan pekarang rumah dan Amanda yang sedang menatap sendu motor yang sudah tidak terlihat bentuknya.

"Mami, Manda patah hati. Biasanya orang patah hati ngapain?"

Dannn disinilah Amanda sekarang, Duduk di ayunan taman bermain anak anak. Tadi dia mencari tahu apa yang dilakukan orang galau, katanya suruh bersenang senang. Sempat tanya sama Laura, dijawab orang galau itu biasanya loncat dari lantai 10, biar bisa teriak ngelepasin beban sama nyawa sekalian.

"Laura tuh kadang bisa bodoh juga ya, masa orang patah hati jadinya bunuh diri." Sambil menatap anak anak yang sedang bermain Amanda memakan jajanan yang sengaja ia siapkan untuk kegiatan galau.

"Kakak awas, aku mau naik." Amanda menatap sengit bocah perempuan didepannya, pengganggu

"Gamau, ini ayunan bukan punya nenek kamu jadi gausah ngusir ngusir Manda!"

"Kakak udah besar, gak boleh naik ayunan lagi." Amanda mengerutkan dahinya tidak suka.

"Emang ada aturan orang besar gak boleh naik ayunan? Gak ada tau, dasar bocil sok tau!" Mendengar suara Amanda yang naik, anak perempuan itu langsung menangis dan berlari meninggalkan Amanda.

"Dasar anak kecil, Amanda dilawan. Gitu aja nangis, dasar cengeng." Amanda tersenyum pongah, bangga sekali bisa bikin anak orang nangis. Mirip Laura, bedanya Manda bikin nangis bocah.

"Kekanankan, sama anak kecil aja gak mau ngalah." Amanda melirik laki laki didepannya, lalu pura pura tidak mendengar.

"Budeg lo?"

"Nyenyenyenyenye, gak ngomong sama angin." Laki laki didepan Amanda mendengus kecil namun bibirnya membentuk senyuman.

"Ngapain Dewa disini? Katanya mau main sama pacarnya."

"Tadi bilang gak ngomong sama angin."

"Asu." Dewa membulatkan matanya mendengar Amanda mengumpat, jujur saja selama delapan belas tahun hidupnya ini baru kali pertama dirinya mendengar Amanda mengumpat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Antagonis and Protagonis Become FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang