"Ck ck, protagonis gini amat deh. Nyalinya segede biji kacang." Laura memilih mengamati, dia akan bertindak jika si cewek cempreng itu bertindak diluar batas.
"Neng ini empek empeknya udah jadi." Laura menengok lalu tersenyum senang, dia mengambil makanan pesanannya lalu duduk dikursi tidak jauh dari tempat pembullyan.
"Keknya scene ini dinovel masih jauh deh, kalo dinovel kan Laura ikut ngebully dia gara gara lihat Ken ngebela anak monyet. Tapikan Laura udah koid terus yang ada gue, bukan gak mungkin jugakan kalo Ken tetep belain anak monyet." Laura asik berceloteh sendiri sambil sesekali menyuapkan empek empek ke dalam mulutnya.
Matanya berbinar senang saat melihat Ken yang berdiri di pintu kantin sambil menatap datar pembullyan didepan mereka. Tetapi lima detik kemudian matanya membulat saat melihat Ken yang justru berjalan kearahnya.
"L-loh kok? Kok? Bukannya harusnya dia jadi penyelamat? Kenapa malah kesini?! Anjir Ken bego! Dungu! Ngapa jadi belok tuh orang!"
"Kenapa?"
"Hah?" Laura menatap bingung Ken yang baru datang, ini orang kenapa nanya sama dia? Harusnya yang ditanyain tuh Amanda.
"Kok lo kesini sih?!" Ken mengerutkan dahinya bingung, memang jika dia menghampiri Laura salah?
"Salah?" Laura mengacak rambutnya prustasi! Iyalah gimana gak prustasi, orang ini alur novelnya udah sedikit melenceng! BUKAN SEDIKIT LAGI DENG! UDAH BANYAK!
"Salah lah bego! Harusnya lo nolongin Amanda bukan nyamperin gue!" Ken mengangkat bahunya acuh, Amanda semenjak kecelakaan jadi aneh karna itu Ken udah biasa.
"Lo ngapain duduk?!" Sentak Laura saat melihat Ken yang justru duduk disebelahnya diikuti teman temannya, dan jangan lupa dua abang kembarnya.
"Capek berdiri." Laura mengerang kesal, lalu kembali menatap Amanda yang sedang duduk dilantai sambil menunduk.
"Argh! Bego apa gimana sih tuh bocah! Udah dibilang kalo ada yang ngebully lawan kenapa malah diem aja! Gabisa dibiarin nih!" Laura berdiri dari duduknya lalu menghampiri gerombolan manusia bodoh yang cuma menonton tanpa ada niat menolong.
***
Sedangkan ditempat keributan, Beby a.k.a orang yang sedang membully Amanda baru akan menumpahkan segelas jus ke Amanda. Namun niatnya harus terurungkan karna sesorang mengambil gelas itu lalu menumpahkan isinya ke tubuh Beby.
"ANJING!" Beby melotot melihat bajunya yang sudah berubah warna menjadi hijau, dia lalu menatap pelaku yang sudah membuat tubuhnya kotor.
"Maksud lo apa?" Laura, si pelaku hanya tersenyum angkuh, tidak lupa tatapan meremehkannya yang berhasil membuat lawannya naik pitam.
"Pengen buang sampah ke tempat sampah." Beby menggeram kesal, tangannya terangkat untuk menampar Laura namun Laura lebih dulu menepisnya.
"Jangan berani beraninya angkat tangan sampah lo ke gue!" Laura menajamkan matanya, dia paling benci seseorang melakukan kekerasan dengannya.
"Bangsat! Dasar sampah! Gausah ikut campur urusan orang anjing!"
"Dih, lo siapa ngatur ngatur? Harus banget gitu gue ikutin omongan lo?" Beby menggeram kesal, sialan wajah Laura benar benar membuatnya kesal, tatapan santai namun mengejek itu berhasil membuatnya semakin kesal.
Sedangkan Laura sendiri semakin menatap Beby dengan tatapan menghina, enak saja si babi membully monyet kesayang-ehm maksudnya anak monyetnya uhuk.
"Apa lo melotot gitu?! Mau gue congkel tuh mata hah? Mau baku hantam sama gue? Sini gue ladenin! Jangan cuma misuh misuh ngebatin! Sini gelut sama gue, gatakut gue sama tante tante sama lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis and Protagonis Become Friends
काल्पनिक☁️TERIMA KASIH UNTUK YANG SUDAH MAMPIR, HAPPY READING //☁️☁️☁️// Gania, gadis penuh kebebasan dengan segala sikap seenaknya dan semaunya mendadak bertransmigrasi ke tubuh antagonis sebuah novel yang ia baca dua minggu lalu sebelum kecelakaan. Dan s...