G

2.8K 315 5
                                    

Laura menatap heran orang orang disekelilingnya, saat ini dia masih ada didalam mobil yang terparkir apik di parkiran sekolah. Gimana gak heran, ini orang orang kenapa memakai baju olahraga?

Laura kembali melihat hp, bener kok hari ini hari kamis yang artinya mereka memakai seragam identitas sekolah tapi kenapa orang orang pakai baju olahraga? Laura menaikkan bahunya acuh lalu keluar dari mobil, tentu saja dia langsung menjadi sorotan karna memakai baju berbeda sendiri.

"Apa lo liat liat?! Mau gue colok tuh mata hah?!" Laura memelototi adik kelas yang menatapnya sambil menahan tawa.

"BWAHAHAHA LAU! LO NGAPAIN PAKE SERAGAM?!" Laura memalingkan wajahnya menatap teman sekelasnya.

"Lah kalian yang aneh, ngapain hari kamis gini pake baju olahraga?!"

Adit mendekati Laura lalu menepuk bahu Laura, sedangkan Laura menatap Adit ganas.

"Tangan lo mau gue patahin?!"

"Hehe, santai dong. Lagian ya harusnya emang hari ini pake baju olahraga." Laura mengerutkan dahinya, wajar saja dia tidak tahu soalnya udah seminggu lebih dia gak sekolah.

"Gue gak dapet info tuh jadi bukan salah gue!" Adit meringis pelan sambil mengelap wajahnya, Laura cantik cantik tapi kalau ngomong bikin banjir.

"Bang kembar gak ngasih tau emang?" Laura melengos meninggalkan Adit.

"WAHHHH SONGONG LO! DITANYA BAEK BAEK MALAH PERGI! LO PIKIR LO CANTIK HAH? Tapi emang cantik sih."

"Gue emang cantik huh." Laura mengibaskan rambutnya sombong, dia sebenernya sedikit malu sih gara gara diliatin tapi gapapa. Buat makhluk yang suka caper kayak Laura itu malah jadi kesenengan.

"Ini mana lagi dua monyet, biasanya Jessi juga bareng gue terus si anak monyet pagi pagi juga pasti udah nongol tapi kenapa sekarang ngilang?" Laura menajamkan matanya saat melihat sosok sosok manusia yang sedang ia cari, ternyata lagi nangkring di tribun.

"WOYYYY RATU KEGELAPAN SAMA ANAK MONYET!" Laura tersentak kaget saat semua mata orang orang ditribun menatapnya.

"Ini sekolah lagi, kenapa jadi kayak penampungan anak sekolah lain ya." Lirih Laura menatap orang orang disekitar tribun sambil melangkah ke Jessi dan Amanda.

"Wehhhh ada apaan nih, rame banget kek rumah sakit jiwa."

"Laura orang gilanya?" Laura memasang wajah masam, orang orang kek gini kalau diladenin cuma bikin emosi jadi kacangin aja.

"Ada apaan Jes?" Laura mendudukan diri disebelah kanan Jessi sedangkan Jessi masih asik menyenderkan bahu sambil menatap sekeliling.

"Pekan olahraga jadi gini." Laura mengangguk anggukan kepalanya. "Sekolah mana aja?"

"Cakra Bumi, Nusa Bangsa, Pancasila, Garuda sama Lentera Bangsa."

"Wuihhhh banyak yah, lumayan nih buat nyari gebetan." Jessi mendengus lalu memejamkan matanya karna lima detik yang lalu matanya tanpa sengaja bersitatap dengan mata coklat diseberangnya.

"Terus lombanya apa aja? Berapa hari?"

"Nanya mulu lo kek popo." Laura melirik sinis Jessi, matanya lalu menatap area lapangan dengan liar. Apalagi dunia ini tidak ada satupun orang yang gak goodlooking.

"Anjem, itu bukannya Jendra?! Wahhh gila parah, manusia manusia tidak pantas hidup ngumpul semua ini!" Laura memekik pelan, apalagi melihat Jendra yang saat ini menatapnya sambil menyeringai.

"Ihhhh serem, kek banci nemu juragan tempe." Laura bergidik ngeri, dia lalu beralih menatap sisi kanan lapangan dan menemukan Theo yang juga sedang menatapnya.

"Gila gila! Kenapa nih orang gada otak gada akhlak pada liatin gue?!" Laura tersenyum masam, sialan gara gara plot berubah orang orang gila itu jadi meliriknya terus menerus.

"Bye, hidup aman nyaman tentram dan bahagia gue." Amanda yang berada disebelah Laura menatap Laura bingung. Ingin bertanya takut disemprot, tidak bertanya rasa keponya makin meningkat.

Tanya sama Jessi? Amanda lalu menatap Jessi yang sedang menatap tajam orang diseberang lapangan, tidak tahu siapa tapi ngeliat Jessi seperti itu ada baiknya Amanda gak tanya.

"Lho iya! Laura liatin deh, masa Jessi kayak mau makan orang." Amanda menarik lengan baju Laura, Laura berdecak kesal lalu menghempas tangan Amanda.

"Jangan sentuh sentuh gue! Enak aja lo udah nyentuh gue padahal calon suami gue belum dapet apa apa." Amanda mengerutkan dahinya bingung.

"Hah?" Akhirnya hanya itu yang keluar dari mulutnya.

Lagi lagi Laura berdecak, ini dia kalau sama Amanda bawaanya tuh pengen makan orang terus. Daripada nanggepin kelemotan otak upil Amanda, Laura lebih milih merhatiin Jessi.

"Gak heran sih dia kek mau bunuh orang, yang diliatin mantan bangsatnya sih." Laura mengangguk anggukan kepalanya paham.

"Kalo gak salah Jessi ikut jahatin Amanda gara gara mantannya ikut ngelindungin Amanda karna Theo sahabatnya cinta sama Amanda. Di novel juga dijelasin kalau mereka berdua putus gara gara Bian ketahuan tidur sama cewek lain di hotel. Wah waahh emang gak ada yang waras nih tokoh novel." Laura menggeleng gelengkan kepalanya sambil berguman.

"Laura ngomong apa? Manda gak denger."

"ASTAGA!" Laura berteriak kaget saat melihat wajah kepo Amanda yang sudah ada tepat disebelahnya dengan jarak yang sangat dekat.

"Nyuprat." Guman Amanda sambil mengelap wajahnya yang terkena kuah Laura.

"Lagian lo ngapain deket deket! MANGAP MANGAP AJA YA GUE MASIH SUKA COWOK APALAGI YANG GANTENG!"

"Salah siapa Laura ngomong tapi pelan banget! Manda kepo tauu! Lagian gak ada yang bilang Laura gak suka cowok!" Laura mendelik sambil melipat tangan.

"Berani lo sama gue? Pergi sana! Gausah sok deket sama gue!" Amanda mengedip ngedipkan matanya lalu menatap melas Laura tanpa berkedip.

"Lauraaaaa." Laura memalingkan wajahnya melihat sinar menyilaukan dari pemeran utama dihadapannya.

"Hiks."

"Anjir! Lo ngapain nangis?!" Amanda makin sesenggukan, sedangkan Laura panik sendiri.

MASALAHNYA DIA DILIATIN ORANG ORANG SEKARANG! APALAGI JESSI CUMA NGELIATIN!

"Aduh lo ngapain sih nangis! Diem dong! Gue kek cowok yang bikin ceweknya kit ati!" Laura dengan terpaksa menepuk nepuk kepala Amanda.

"Laura jangan usir Manda dong, Manda gak ada temen. Gimana nanti kalau Manda diganggu Tara lagi? Gimana nanti kalau Manda dideketin preman? Gimana nan-"

"BERISIK LO MONYET!" Amanda tersenyum manis tanpa dosa.

"Apasih lebay lo! Gue berjanda aja kali! Cengeng banget lo digituin nangis! Jadi calon temen gue tuh gaboleh cengeng!" Amanda mengangguk anggukan kepalanya.

"Terus Manda harus gimana biar gak cengeng?" Laura menyeringai dengan wajah sombong.

"Lo harus latihan ngomong anj*ng, ba*i, bang-"

"BANGSAT!" Laura memegang keningnya yang memerah karna terkena lemparan batu dari Jessi.

"Goblok. Sesat."

Ditulis 20 Desember 2020

Haiiii^^

Udah lama ya gak update 🤣
Gimana ada yang nungguin gak?

Kangen gak? Kangen dong pastinya😜

Btw, aku gak update akhir akhir ini karna lagi sedikit malas, kemarin revisi part eh malah ada kesalahan terus cerita yang aku ketik ilang jadi gitu agak kesel terus kebawa males. Yang ilang tuh part setelah part ini, padahal kemarin mau double up pas tahun baru eh malah gak jadi😔

Mulai sekarang bisa kok update lagi, tapi cuma seminggu sekali aja ya. Bisa 2 atau 3 kali tergantung mood sama vote komen kalian sih😛 semangatin dong, kasih komen apa aja biar aku semangat juga wkwk.

Segitu aja dulu yaaa...
See you next part, maaf banget lama update. Makasih buat yang mau nunggu💞

Antagonis and Protagonis Become FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang