🐇 - 𝟷𝟷

577 91 1
                                    

"Kak, abis darimana?"




"Abis keluar bentar. Kenapa? Mamah mana? Belum pulang kah?"




Kamu duduk disofa, disusul Hendra duduk disebelah kamu, dia natap kamu yang saat ini lagi memejamkan mata, sembari memijat kening.




"Kenapa kak? Ada masalah?" Kamu langsung membuka mata, dan menggeleng kecil.




"Kakak gak pinter ih, kalo ngebohong. Sumpah!" Kamu natap dia datar.




"Emang harus ya, kalo gue punya masalah harus cerita sama lo?"




"Gak juga sih. Tapi enaknya tuh mending lo ceritain, kak. Biar perasaan lo lega juga. Siapa tau gue bisa bantu, atau mungkin gue punya solusinya."




Kamu menghela nafas lelah, lalu duduk menghadapnya.




"Jadi gini, ada temen gue yang baru aja nyatain perasaannya ke gue. Tapi belum gue jawab, karena jujur gue gak ada sedikitpun perasaan ke dia, Dra. Ini bukan orang yang waktu itu sama gue, dia beda lagi."




"Terus masalahnya?"




"Gue masih belum bisa ngeganti 'dia' sama orang lain, Dra. Posisi 'dia' dihati gue masih sama, gak berubah sedikitpun, dan gak kurang sedikitpun. Lo tau kan, sesayang apa, dan secinta apa gue ke 'dia' ? Sampe sekarang pun, gue masih belum percaya kalo 'dia' udah pergi."




Hendra tersenyum kecil, lalu memeluk kamu. Dia tau betul kisah kamu yang awalnya menyenangkan, selalu bahagia, tapi berakhir mengharukan.




Dia juga tau betul betapa hancurnya kamu dulu. Hendra mengusap punggung kamu.




"Kakak jangan terus kayak gini, kasian sama abang. Abang pasti gak suka liat kakak kayak gini."




🐇🐇




Karena hari ini sekolah diliburkan, kamu berencana untuk menemui seseorang. Sebelum berangkat, kamu masak sarapan dulu buat Hendra sama Haechan yang kebetulan lagi nginep.




Selesai masak, kamu langsung pergi bangunin 2 bocah yang masih tertidur lelap itu.




"BANGUN WOY! BANJIR!"




Mereka langsung bangun dalam keadaan panik. Seketika kamu tertawa terbahak.




"Banjir nya emang sampe lantai 2, Teh?" Haechan masih ngelag otaknya, apalagi Hendra, dia malah langsung beresin laptop yang masih tergeletak dilantai, terus sama dia dimasukkan ke dalam tasnya.




"Gak ada! Gue cuma bercanda. Udah lo pada mandi, abis itu sarapan. Gue mau pergi sebentar."




Haechan bengong, Hendra berhenti bentar. Abis itu mereka berdua langsung natap kamu datar.




"Bercanda nya gak lucu, kak! Gue kira banjir beneran."




"Sorry. Abisnya kalo gak gitu kalian gak bakal bangun. Gue mau pergi soalnya."




"Mau kemana kak?"




"Ada deh. Kenapa? Mau ikut?" Mereka ngangguk.




"Yaudah mandi sana cepat! Gue tunggu kalian diruang makan."




Mereka ngangguk, kamu balik ke ruang makan. Kamu duduk sambil mainin handphone.




15 menit kemudian, Haechan sama Hendra dateng, terus mereka langsung kamu suruh sarapan dulu.




Setelah selesai sarapan, kalian bertiga langsung berangkat.




"Tetehku yang baik, ini kita mau kemana sih?" Kamu hanya senyum kecil menatapnya.




"Udah diem aja napa, bang! Nanti juga nyampe. Bawel amat, tuh mulut!"




Kamu terkekeh kecil melihat tingkah mereka berdua. Dan gak lama kemudian, kalian sampe ditempat tujuan.




"Kak, kakak oke kan?" Kamu mengangguk kecil.




"Teteh yakin mau kesini?" Kamu menatap keduanya, sembari tersenyum kecil.




"Gue yakin."

.
.
.
nctzenns_
17.13 WIB
Senin, 27 September 2021

[ʙᴏʏꜰʀɪᴇɴᴅ ꜱᴇʀɪᴇꜱ] | ᴋɪᴍ ᴅᴏʏᴏᴜɴɢTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang