"Pulang sama siapa lo?"
"Kayak biasa, naik ojol. Kenapa? Mau ngajak gue bareng ya? So sweet."
Doyoung merotasi bolamata malas, mendorong pelan kening kamu.
"Pede banget si Kuntet! Tadinya gue tuh cuma nanya, tapi karena gue lagi baik, kuy lah gue anterin!"
Kamu tertawa kecil, sembari menjitak pelan keningnya.
"Bisa ae, Bunglon rawa!"
Kalian pun jalan ke parkiran bersama. Banyak yang ngeliatin kalian, bahkan kalian di cie-ciein.
"Kak?"
Kamu langsung menoleh, saat denger suara yang familiar banget dipendengaran kamu.
"Hendra?"
Cowok yang manggil kamu 'kakak' tadi nyamperin kamu, dan langsung meluk kamu.
"Hendra kangen sama kakak."
"Lo sama siapa kesini?" Kamu malah melepaskan pelukannya.
"Dia siapa, Y/n?" Kamu natap Doyoung sebentar, terus balik natap Hendra.
"Dia, adek gue."
"Adek?" Doyoung kaget dengernya, karena dia kira kamu anak satu-satunya.
"Iya, dia adek gue. Namanya, Mahendra, biasa gue panggil, Hendra."
"Jadi, lo bukan anak tunggal?" Kamu menggeleng.
"Bokap nyokap gue cerai sewaktu gue masih SD. Gue ikut Mamah, sedangkan adek gue dibawa sama Papah gue. Dan setelah itu, gue jarang banget ketemu sama adek gue ini. Paling kalo dia lagi kabur aja baru bisa ketemu sama gue." Doyoung ngangguk paham.
"Lo sama siapa kesini? Mamah tau gak kalo lo lagi kabur?"
"Gue gak kabur, kak. Gue dijemput Mamah, suruh tinggal bareng kalian. Soalnya Papah lagi dirawat. Penyakitnya kambuh."
"Gue kira lo kabur. Terus tau tempat sekolah ini dari siapa?"
"Bang Haechan."
"Tepat dugaan gue rupanya." Kamu natap Doyoung.
"Kalo gitu, gue duluan ya, Doy." Doyoung ngangguk.
"Hati-hati!"
🐇🐇
"Kak, tadi tuh siapa lo?"
"Dia temen gue." Hendra natap kamu, dengan menaikkan sebelah alisnya.
"Temen? Itu kayaknya dari sudut pandang lo deh, kak. Soalnya nih, yang gue liat dari tatapan dia ke lo beda banget. Kayak bukan natap temen, tapi natap pacar."
"Bahasanya udah pacar-pacar ya, sekarang! Belajar yang bener, bentar lagi ujian nasional!"
Hendra mengerucutkan bibirnya. Kamu mencubit gemas bibirnya.
"Kebiasaan tuh bibir di monyong-monyongin!"
"Ya, mau digimanain lagi, kan namanya juga udah kebiasaan, kak. Tapi, jujur nih ya, kak. Gue liat, lo juga naksir sama tuh cowok, tapi ego lo itu masih tinggi. Sama kayak doi. Kalian saling suka, tapi kayak lagi terhalang sama sesuatu."
Kamu yang udah geregetan, langsung membekap mulut adek kamu yang kelewat lemesnya itu.
"Mulai sekarang, kakak larang Hendra main sama Xiaojun!"
"Kakak gak asik! Kakak lupa kan? Rahasia terbesar kakak, ada di tangan Hendra. Mau Hendra bocorin?"
Seketika mata kamu langsung terbelalak. Hendra tertawa geli, lalu berlari, sebelum diamuk kamu.
"HEH! AWAS AJA KALO SAMPE LO EMBER KE ORANG-ORANG, DRA!"
🐇🐇
Gak ada angin, gak ada hujan, tiba-tiba aja Alex main ke rumah kamu. Bahkan dia minta ijin sama Mamah kamu buat ngajak kamu jalan-jalan. Dan yang lebih mengejutkannya lagi, Mamah kamu ngasih Alex ijin.
Alex ngajak kamu ke sebuah cafe, yang katanya Instagramable banget, dan wajib buat kamu dan dia datengin.
"Ngomong-ngomong, lo ngapain ngajak gue keluar kayak gini? Gak mungkin kan, kalo gak ada yang mau lo omongin?"
"Lo kok tau banget sih?" Alex tertawa kecil, sembari menatap kamu.
"Ya, kan emang gitu. Mana mungkin seorang Alex Graham Rayshiva jauh-jauh dari rumah nyamperin seseorang terus diajak jalan, tanpa ada hal yang mau diobrolkan? Pasti ada lah walau gak penting."
"Haha. Oke-oke, gue ngaku deh. Langsung to the point aja nih, gue suka sama lo. Kira-kira lo mau gak jadi pacar gue?"
🐇🐇
.
.
.Mahendra/Hendra
.
.
.
nctzenns_
00.03 WIB
Rabu, 09 September 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
[ʙᴏʏꜰʀɪᴇɴᴅ ꜱᴇʀɪᴇꜱ] | ᴋɪᴍ ᴅᴏʏᴏᴜɴɢ
Fiksi Penggemar[ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ] ʙᴏʏꜰʀɪᴇɴᴅ ꜱᴇʀɪᴇꜱ #𝟷 𝙺𝚎𝚋𝚊𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚐𝚊𝚔 𝚔𝚊𝚕𝚘 𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝙺𝚒𝚖 𝙳𝚘𝚢𝚘𝚞𝚗𝚐 𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚙𝚊𝚌𝚊𝚛 𝚔𝚊𝚖𝚞? ⚠️ᴡᴀʀɴɪɴɢ⚠️ ꜱᴇʙᴇʟᴜᴍɴʏᴀ, ᴀᴋᴜ ᴍᴀᴜ ʙɪʟᴀɴɢ ꜱᴀᴍᴀ ᴋᴀʟɪᴀɴ, ᴋᴀʟᴏ ʟᴀᴘᴀᴋ ɪɴɪ ᴀᴋᴀɴ ʙᴀɴʏᴀᴋ ᴍᴇɴɢᴀɴ...