"Perkenalkan, Lily Hargreeves as known as Number Eight."
"Ayah, bagaimana bisa kita menambah satu lagi? Bukankah kita sudah bertujuh?" protes Diego.
Sir Hargreeves berdehem. "Lebih banyak anggota berkualitas, kalian akan lebih kuat."
"Kenapa ayah tidak merekrutnya sejak kecil saja? Seperti kami? Mengapa ia baru direkrut saat kami sudah menginjak tujuh tahun?"
Pertanyaan Five membuat Lily sedih. Sepertinya kehadiran Lily akan menghancurkan kekeluargaan yang sudah terbentuk di sini.
Dua orang secara tersirat telah menolaknya.
Sebenarnya, Lily juga tidak mau asal masuk menjadi anggota dari keluarga yang bahkan baru Lily temui dua hari lalu. Tetapi ia mengingat permintaan terakhir dari sang ibunda. "Percayalah pada mama, Tuan Hargreeves akan merawatmu dengan baik. Jauh lebih baik dari bagaimana mama merawatmu."
Itu kata mama dua hari lalu, setelah mamanya mempertemukannya dengan Tuan Hargreeves di suatu makan malam.
Pagi harinya, Lily terbangun tanpa ada sosok ibunda di sisi. Tubuh hangat ibunya semalam, terganti dengan secarik kertas bertuliskan, "Mama tidak bermaksud meninggalkanmu. Kau berhak diasuh oleh orang yang lebih layak, honey. Besok kau akan dijemput oleh Tuan Hargreeves. Jangan menangis, Anak Cantik. Mama sayang Lily."
Dan begitulah, hari ini ia benar-benar dijemput oleh Tuan Hargreeves hingga berakhir di ruang tamu kediaman Tuan Hargreeves.
"Awalnya kukira tujuh sudah cukup. Tapi belakangan baru aku sadari, ada satu api yang membara dan banyak lubang dalam kelompok kalian yang akan membuat kalian terbakar hangus atau terperosok. Number Eight akan menyelesaikannya. Menjadi air bagi api, dan menutup lubang kalian. Number Eight adalah pelengkap bagi kalian."
Sambil menunduk, Lily menatap satu per satu anak Hargreeves dengan sedih. Apakah ia akan diterima di kelurga ini?
Semua anak Hargreeves menjadi sedih, seolah mengerti arti tatapan Lily. Ada perasaan tak enak bersarang dalam hati masing-masing.
"Oh, Lily. Selamat datang di Umbrella Academy. Aku Vanya, Number Seven." Salah seorang anak maju, memberikan uluran tangan.
Senyumannya manis. Rambutnya lurus, membuat Lily kagum.
Suasana hati Lily berubah, ia sedikit senang. Setidaknya ada yang mulai membuka kekeluargaan Hargreeves untuk Lily.
Lily menjabat tangan Vanya, kemudian ikut tersenyum. Mata mereka beradu pandang. "Terima kasih, Vanya."
Vanya memeluk Lily. "Kita saudara sekarang," ucap Vanya.
Sungguh, kalimat sesederhana itu membuat perubahan besar di hati Lily. Secara tak sadar, semua saudara Hargreeves lainnya turut senang atas pelukan hangat antara Lily dan Vanya.
Luther ikut memeluk mereka. Disusul Allison, Ben, Klaus, dan Five. Kemudian Diego menjadi pemeluk lapisan terluar.
Cukup lama mereka berpelukan, hingga Lily merasa sedikit sesak. Tapi Lily juga tidak mau menyudahi pelukan besar ini.
Rasanya nyaman. Lily merasa tidak sendirian.
"Ekhm," tegur Tuan Hargreeves.
Semua melepas pelukan satu per satu dan kembali baris di depan Tuan Hargreeves.
"Sekarang yang menjadi permasalahan adalah: dimana dan bersama siapa Lily akan tidur?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweetypie [Ben Hargreeves]
FanfictionNumber Eight, yang juga diberi nama "Lily" oleh ibu kandungnya, merupakan anak angkat keluarga Hargreeves yang tertinggal. Sejujurnya ia tidak tahu mengapa ibu kandungnya menyerahkannya kepada Tuan Hargreeves. Ia hanya anak biasa, tidak memiliki ke...