11. Promise 💮

378 74 20
                                    

Beberapa bulan sudah berlalu. Pengakuan Lily di depan Klaus masih aman terjaga. Ternyata, Klaus tidak buruk untuk dijadikan teman cerita.

Tepat hari ini, Five nekat untuk menjelajahi waktu. Sebenarnya, Ben tidak terlalu terkejut karena dia memang sudah mendengar rencana Five beberapa bulan lalu. Tetapi, yang mengganggu batinnya adalah Lily yang risau karena Five belum juga kembali hingga sore hari.

Dua puluh empat jam sepeninggalan Five, seluruh penghuni bangunan Umbrella Academy meyakini bahwa Five tidak akan kembali sesuai apa yang dikatakan Tuan Hargreeves. Kecuali Vanya.

Number Seven masih menjaga harapan akan kembalinya Five, lelaki yang pernah memikat hatinya.

Tidak memerlukan waktu lama untuk mereka menutupi formasi yang kosong karena kepergian Five. Tuan Hargreeves semakin menekan latihan, bahkan bersikap seolah Five tak pernah ada. Tentu saja, Vanya yang paling terluka dalam siklus waktu ini.

"Ben, kuharap kau tidak seperti Five." Lily mengutarakan isi hatinya sebelum Ben terjun ke misi pertama sejak Five meninggalkan rumah. Ben tertinggal beberapa langkah dari empat anak lainnya yang sudah memulai aksi mereka.

Karena tidak ingin membuang waktu, Ben mengangguk. "I promise I'll never leave your side."

Malam hari, Ben sudah sangat lelah sewaktu Lily mengulang pertanyaan yang sama. Dan diberi jawaban yang sama pula oleh Ben.

Lily mengangkat jari kelingkingnya. "Promise?"

Ben tersenyum dan menautkan jarinya. "I swear. Aku juga tidak punya alasan untuk meninggalkanmu."

***

Lily mematung di depan ruang perawatan.

"Lily, kemana saja kau?" Suara Tuan Hargreeves menyambut kedatangannya.

Lily tidak peduli pada ocehan Tuan Hargreeves yang memarahinya karena sempat menghilang. Kedua kakinya bergetar melihat pemandangan mengerikan di hadapan.

Pantas saja suasana sepi. Ternyata semua berkumpul di sini.

Ben berlumuran darah. Tubuhnya sangat kotor. Antara debu, pecahan kaca, dan banjir darah, semua menjadi satu. Menyelimuti di seluruh tubuhnya.

"Lihat, ini akibat kau meninggalkan tim!"

Lily bertanya dalam-dalam, apa Tuan Hargreeves tidak punya otak?

Dengan keadaan pelipis dipenuhi cairan kental dan tangan memar bekas ikatan rantai, apa Tuan Hargreeves tidak bisa menyimpulkan apa yang telah terjadi pada Lily sehingga ia tiba-tiba menghilang dan berjalan pulang terseok sendirian?

Atau setidaknya, tanyakan rintangan apa yang baru saja dilalui Lily demi bisa kembali menginjakkan kaki di rumah ini.

Ah, tidak mungkin Tuan Hargreeves berniat seperti itu. Bukankah yang ada di benaknya hanya 'HARUS BERHASIL DALAM SETIAP MISI'? Intinya, misi adalah hal terpenting. Meninggalkan anak angkat yang hilang di tengah TKP tanpa berusaha mencarinya adalah hal wajar.

Lily berjalan mendekati ranjang tempat Grace berusaha mengobati Ben berada. Lima saudara Hargreeves yang semula mengerubung, memberikan celah agar Lily bisa melihat Ben lebih dekat.

"AAARRRGHHH!"

Teriakan Lily terlepas tatkala melihat luka besar di dua titik vital Ben, lambung dan jantung. Tuhan, satu titik vital terserang saja sudah mematikan.

Apalagi dua?

Lily mengguncang tubuh Ben hingga ranjang berderit.

"Ben, please, hold on! You promise me."

Sweetypie [Ben Hargreeves]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang