Part 2

337 13 0
                                    

"Ii...ia Dad!" ucap Olivia terbata bata dan takut takut.

Membuat Nathan menyeringai di tempatnya, karna bukan hanya dia yang akan menjadi korban kemarahan Daddynya.

 'Kamu sangat mirip dengan Mommy mu Olivia, selalu membantah apa kata Daddy, adik angkat sekaligus cinta pertama Daddy, apa lagi iris mata mu, sangat mirip,' batin Calvin memperhatikan Olivia lekat lekat dan tersenyum miris karna menggingat, adik angkatnya itu lebih memilih orang asing dari pada dirinya yang jelas jalas sangat mencintainya dan bergelimang harta.

"Daddy?" panggil Olivia karna Calvin cuma memperhatikannya tampa kata, "ada apa Daddy, apa Daddy sakit?" tanya Olivia khawatir, bangkit dari duduknya, duduk di samping Calvin, dan langsung memeluknya, karna Calvin cuma tersenyum melihatnya sambil menggeleng pelan.

"Berapa lama kamu meninggalkal rumah sayang?" tanya Calvin lembut, mengelus ramput ungu setengah pinggang Olivia.

"7 bulan Daddy!" jawab Olivia hati hati, takut Daddynya tambah marah padanya.

"Dan membuat para anak buah Daddy pulang dengan muka babak belur," dengus Calvin mengingat para anak buahnya kalah melawan seorang wanita, yang memang ia akui Olivia bukan wanita sembarangan, ia di ajar bertarung sejak ia masih kecil bersama Kakak Kakaknya, guna melindungi diri, di mana anak anak lain masih asik dengan bonekanya.

"Hahaha... itu sih salah mereka sendiri Daddy, siapa suruh memaksa Olivia pulang," ucap Olivia di selah selah tawanya.

"Daddy yang memerintahkan mereka membawamu pulang, anak nakal," dengus Calvin memencet hidung Olivia gemas.

"Iiiiiihhhh... Daddy, kebiyasan deh, hidung Olivia sudah mancung, tidak usah di pencet pencet lagi, entar hidung Olivia panjang seperti Pinokio bagaimana, Daddy masih mau ngakuin Olivia sebagai Anak Daddy?" sungut Olivia memasang wajah cemberut karna kesal hidungnya di pencet.

"Anak ini!" dengus Calvin mengacak acak rambut ungu Olivia gemas.

"Daddy!" sunggut Olivia lagi, melipat kedua lengannya di depan dada dan sekali lagi memasang wajah cemberut.

"Dasar, anak Daddy yang paling manja!" dengus Nathan melihat kelakuan Olivia yang sangat ke kanak kanakan.

"Biarin, bilang saja kamu cemburu, karna tidak bisa bermanja manja seperti Olivia, eeee...!!!" ucap Olivia menjulurkan lidahnya, mengejek Nathan, dan kembali memeluk Calvin.

"Anak ini!" dengus Nathan bangkit dari duduknya, duduk di samping Calvin dan segera memeluknya juga, "aku sangat merindukan Daddy!" ucap Nathan semakin memeluk Calvin, tidak mau kalah dengan Olivia.

"Olivia juga sangat merindukan Daddy!" timpal Olivia semakin memeluk Calvin dan Nathan.

"Maaf Daddy, kalau selama ini Nathan sering membuat masalah," sesal Nathan.

"Olivia juga, Olivia minta maaf, karna sering membuat ulah di luar sana dan membuat Daddy pusing memikirkan Olivia, dan harus ke luar masuk kantor polisi," sesal Olivia semakin mempererat pelukanya pada Calvin.

"Berterima kasihlah pada Paman Anddy, karna dia lah, kamu cuma menikmati hotel gratis itu cuma beberapa menit, dan tentunya menghabiskan uang Daddy," ucap Calvin memutar kedua bola matanya jengah.

"Uang Daddy tidak akan habis, cuma gara gara menjamin Olivia," ucap Olivia sarkastik semakin memeluk Calvin.

"Kalian berdua ingin membunuh Daddy!" ucap Calvin merasa sesak karna di peluk kuat oleh kedua anaknya.

"No!" kompak keduanya, refleks melepas pelukan masing masing, sambil menggeleng kuat.

"Sorry Daddy!" kompak keduanya lagi, menatap satu sama lain kemudian tertawa bersama, melihat ke kompakan keduanya.

True Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang