Part 7

151 8 0
                                    

Jangan lupa ninggalin jejak yah...

Selamat membaca...!!! ❤🥰🤗

****

Setelah beristirahat beberapa menit aku segera membersihkan diri dan pergi menuju ke area pemakaman, tempat peristirahatan terakhir kedua orang tuaku, butuh waktu dua puluh menit perjalanan mengendarai mobil pribadi, aku terpaksa meminta supir untuk mengantar ku kesana, Marks dan Markus juga ikut menemani ku, dengan alasan, takut terjadi apa apa dengan ku dan untung saja Mr. Prescot mau memenuhi permintaan ku, karna tidak ada bus yang menuju perbukitan ini, dan betapa terkejutnya aku melihat siapa orang yang sedang menaruh bunga di nisan kedua orang tua ku, "Ki Won... Lee Ki Won...!!!" gumang ku, tepatnya pada diri ku sendiri, segera bersembunyi di balik pohon besar di dekat ku, membekap mulut ku sendiri agar isakan ku tak terdengar olehnya, yah dia Lee Ki Won, aku tau betul itu dia, tampa terasa setetes air mata keluar begitu saja dari kelopak mata ku, di ikuti setetes berikunya, tampa bisa ku hentikan, mengingat masa lalu yang terus berputar di kepala ku tampa ku minta, masa lalu yang ingin sekali ku hapus dari ingatan ku, untuk selamannya.

"POV LEE KI WON"

"Hallo Paman, Bibi?" sapa ku seperti biasa, menaruh karangan bunga lily yang ku bawa di hadapan nisan keduanya, "maaf dua minggu ini Ki Won tidak bisa datang, Ki Won banyak tugas di sekolah, yang tidak bisa Ki Won tinggalkan, ujian semester, Paman tau sendirikan, kalau Ayah marah, dia akan menghajar ku, apa lagi kalau Ki Won gagal naik kelas, jadi Ki Won harus belajar dengan giat, karna aku satu satunya penerusnya, itu yang sering Ayah katakan, jika sedang memarahi ku!" ucap ku tersenyum miris mengingat betapa marahnya Ayah pada ku jika aku melakukan kesalahan, sekecil apapun itu, dia tidak segan segan memukuli ku, "Paman dan Bibi baik baik saja kan?" tanya ku mengelus nisan keduanya.

"Maaf, Ki Won belum bisa menemukan Putri kalian!" ucap ku setelah lama terdiam, dan segera berlalu pergi, sebuah sedan hitam terparkir indah di belakang mobil ku, dengan dua orang Boddyguart asing (bule) bertubuh tegap, berpakaian serba hitam, di lengkapi irpon pada telinga mereka masing masing, serta kacamata hitam berdiri menjulang di hadapan ku, menatap lurus kearah pemakaman, membuat ku mau tidak mau menoleh kearah penglihatan mereka, tidak ada orang di sana, "aneh!" gumang ku heran, tepatnya pada diri ku sendiri, melewati ke dua orang anah yang ada di hadapan ku, memasuki mobil lamborghini hitam kesayangan ku dan segera meninggalkan area pemakaman, ingin segera sampai ke sekolah, tak ingin terlambat tepatnya.

****

"Dia sudah pergi!" suara Marks dan Markus lewat irpon yang ada di telinga Kim So Eun, membuatnya dengan segera keluar dari persembunyiannya.

Dengan langkah gontai Kim So Eun menghampiri makam kedua orang tuanya, memandangi makam keduanya dengan sedih, membuat tangisannya kembali pecah, kakinya lemas, tak bisa menopang tubuhnya sendiri, membuat tubuhnya jatuh terduduk di atas rumput hijau yang tumbuh subur di bawah kakinya "Hik...hik...hik...!!!" tangisnya, berusaha menghentikannya, tapi tidak bisa, semakin di hapusya air matanya, semakin deras pula bulir bulir bening yang keluar dari kedua kelopak matanya, hatinya sangat sakit, bahkan dadanya terasa sesak.

"Hik..hik...hik, maaf So Eun baru bisa datang mengunjungi kalian!" sesalnya semakin terseduh seduh, meletakkan buket bunga mawar putih yang sejak tadi di genggam dengan erat, melihat keberadaan Lee Ki Won.

"Kalian tidak usah khawatir, So Eun baik baik saja, Daddy Calvin merawat So Eun dengan baik, dia sangat menyayangi So Eun, apa lagi Kak Edward, Kak Antonio dan Kak Nathan, mereka sangak menyayangi ku, melebihi diri mereka sendiri!" ucap Kim So Eun bersemangat mengusap air mata yang terus saja keluar dari kedua sudut matanya.

"Kalian baik baik saja kan?" tanyanya lagi memeluk makam keduanya tak memperdulikan hujan yang kini mulai membasahi tubuhnya.

"Ayo pergi, kita sudah terlambat!" intrupsi Marks, memayungi Kim So Eun dan mengelurkan tangan kanannya padanya, membuat Kim So Eun mau tak mau menggapainya, berdiri dari duduk ku.

True Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang