Part 8

148 7 0
                                    

Jangan lupa ninggalin jejak yah...

Selamat membaca...!!! ❤🥰🤗

****

Orang yang selama ini ku hindari, tidak bisa lagi ku hindari, dia melihat ku, membuat luka yang selama ini ku tutup rapat rapat, terbuka lebar kembali, yang tak tertahankan perihnya, sakit, sangat sakit, dada ku sesak, sangat sesak, hingga membuat ku susah untuk bernapas, Lee Ki Won, kenapa dia bersekolah di sini, di tampat ini, dan kenapa takdir mempertemukan kami kembali, takdir memang tak pernah adil pada ku.

****

Dengan berani ku langkahkan kaki ku menuju tempat tempat di mana Ayah dan Ibu ku pernah membawa ku, mengenang mereka berdua, dan mau tak mau mengingatkan ku kembali dengan Lee Ki Won, di mana kami selalu bersama sepanjang waktu, langkah kaki ku berhenti tepat di depan rumah mewah yang telah banyak berubah dari terakhir kali aku menempatinya, rumah di mana aku menghabiskan masah kecil ku yang bahagia bersama kedua orang tua ku, rumah di mana banyak menyimpan kenangan manis sebelum mereka tiyada, ku perbaiki letak topi dan kaca mata hitam lebar ku dan mendekati Ibu Ibu yang sedang menggandeng Anak Perempuan berusia sepuluh tahun, mengingatkan ku kembali dengan Ibu ku, di mana kami berdua sering berjalan jalan di sore hari menuju taman bermain terdekat, "Permisi!" ucap ku sopan menghentikan langka Ibu dan Anak itu sambil tersenyum.

"Ia, ada apa Nona?" tanya Ibu itu sopan, membalas senyuman ku begitupun Anak Perempuannya.

"Ibu tinggal di daerah sini?" tanya ku sopan.

"Yah, kami tinggal di lingkungan ini!" balasnya tak kalah sopan dari ku dengan senyum bersahabat.

"Ibu Kim yang pernah tinggal di rumah itu!" ucap ku menunjuk rumah ku dulu, "7 Tahun yang lalu, sekarang tinggal di mana yah?" tanya ku.

"Oh, Ibu Kim yang Anaknya korupsi dan bunuh diri bersama Istinya, itu kan!" ucap Ibu Ibu itu menohok ku, membuka lebar lebar luka yang berusaha ku sembuhkan bertahun tahun, "Nona?" panggik Ibu Ibu itu menyentuh bahu ku, membuat ku tersadar dari lamunan ku.

"Iii...ia...!!!" ucap ku terbata bata, berusaha menahan bulir bulir bening yang akan keluar dari kedua pelupuk mata ku.

"Ibu Kim telah pindah 6 Tahun yang lalu setelah seluruh Asetnya di sita oleh pihak Bank, dia pindah ke lingkungan kumuh di pinggir pantai!" ucap Ibu Ibu itu bersimpati.

"Te...terima kasih!" ucap ku terbata bata, membunggkukkan sedikit badan ku, dan segera pergi, tampa berbalik sedikitpun.

"Nona, kalau boleh tau kamu siapanya Ibu Kim?" teriak Ibu Ibu tadi yang tak ku hiraukan sama sekali.

"Ayah ku tak pernah Koropsi, Ayah ku di jebak, Ayak ku tidak pernah bunuh diri, dan membawa serta Ibu ku, Ayah dan Ibu ku di bunuh!" teriak batin ku berkecamuk, tak kurasa setetes air mata telah membasahi pipi ku dan di ikuti setetes berikutnya dan aku berjanji, orang yang melakukan ini semua akan mendapat hukuman yang setimpal dengan apa yang telah di perbuatnya, aku berjanji itu, walaupun nyawa ku, taruhannya.

****

Ini hari kedua aku bekerja paruh waktu di Cafe, berkat Flo tentunya, aku sebenarnya lebih suka menjadi Dj dari pada pengantar minuman dan cake, tapi apa mau di kata, aku harus selalu ada di sisinya, karna itu lah tugas ku, menjagannya.

"Permisi!" ucap perempuan cantik dan sangat sederhana, menepuk bahu ku, saat aku sedang serius membersihkan meja.

"Yah, ada apa?" ucap ku to the point.

"Ka...kamu, Ki...kim So...so Eun?" ucapnya terbata bata dan menatap ku penuh haru.

"Yah!" ucap ku mengiyakannya dan menunjukkan papan nama yang ada di dada ku, dan betapa terkejutnya aku ketika dia langsung memeluk ku dengan erat.

True Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang