Gerbera

374 63 2
                                    

"Hey hey hey, Mizuhara! Maaf ya, apa kau menunggu lama?"

Perhatian (Name) beralih pada lelaki yang tadi menyapanya. Bokuto memakai kaos lengan pendek bergambar patung liberty berwarna biru muda serta celana pendek selutut berwarna coklat tua. Di lehernya tersampir handuk kecil berwarna putih.

Bokuto mendudukkan diri di sofa seberang (Name), sehingga kini mereka saling berhadapan.

's-sial, kenapa rambutnya harus normal begitu, sih?' umpat (Name) yang salah fokus ke rambut Bokuto yang hair down.

"Bokuto, kenapa kau tidak memakai gel rambut seperti biasa?" Tanya (Name) sambil mengontrol rona di pipinya.

"Ah? Kalau di rumah biasanya aku tidak pakai gel. Alasanku pakai gel di sekolah agar bisa lebih leluasa saat bermain voli," jawab Bokuto. Tangannya kini mulai mengusak-usak rambutnya menggunakan handuk.

"S-souka,"

"Ano senpai, silahkan diminum teh nya," (Y/n) datang membawakan nampan berisi 2 cangkir teh. Ia menaruh cangkir tersebut dengan sopan.

"Oh (Y/n)! Aku sudah belanja lho tadi, semuanya sudah ku simpan di dalam kulkas!" Beritahu Bokuto.

"Tidak, kau hanya menaruhnya di depan kulkas Onii-chan," bantah (Y/n) datar.

"Ahahaha iya juga! Aku lupa!"

(Name) menyesap teh itu perlahan. Rasa hangat dari teh itu segera mengalir ke dadanya. Membuat nya dapat merasa nyaman.

'rose tea ya,' batin (Name) yang memang sudah hafal dengan semua rasa teh.

"Ngomong-ngomong, seitoukaichou ada urusan apa menemui ku sampai kesini?" Tanya Bokuto memecah keheningan. (Y/n) sendiri kini sibuk di dapur, memasak makan malam.

(Name) melempar tatapan tajam pada Bokuto. Hal itu membuat hawa di sekitarnya menjadi berubah.

'uwahh, entah kenapa aku menjadi merinding,' batin (Y/n) yang sedang memotong wortel.

"Mana print out klub voli? Bukankah kau yang bertanggung jawab soal itu?" Tanya (Name).

"A-aah, soal itu--"

"Katakan padaku Bokuto! Harusnya kau berikan print out itu kepadaku hari ini, kan? Kenapa kau tidak datang ke ruang osis hah?!"

"Woah woah, tenanglah Mizuhara! Biarkan aku menjelaskan soal ini!"

(Name) baru menyadari posisinya saat ini. Ia kini tengah berdiri sambil bertumpu di meja menggunakan kedua tangan. (Y/n) bahkan menghentikan kegiatan memasaknya, ia tak menyangka kalau ketua osis nya yang biasanya kalem itu kini jadi menyeramkan.

"G-gomennasai," gumam (Name) pelan sambil kembali duduk. Rona merah merambati pipinya, tak menyangka ia akan kelepasan seperti itu. Sangat tidak sesuai dengan imagenya yang cool dan kalem.

Bokuto tersenyum kecil melihat hal itu. Ia menopang dagunya dengan tangan kanan yang dipangku di atas lutut.

'Menggemaskan sekali,' batinnya.

"Jadi, bisa jelaskan alasannya, Bokuto?" Ujar (Name) setelah berhasil mengendalikan dirinya.

Bokuto tersadar dari lamunan nya.

"I-itu, kertasnya hilang makanya aku tidak bisa mengisinya,"

"Cuma itu?"

"I-iya,"

"Kalau begitu kenapa tidak datang ke padaku untuk meminta kertas baru?"

"Yah, aku kan sibuk latihan voli. Kejuaraan sudah semakin dekat, kau tahu itu?"

𝐁𝐥𝐨𝐨𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang