"(Name), kamu terlihat sedikit bahagia malam ini, ada apa?"
(Name) mengangkat kepalanya, menatap kedua orang tuanya itu secara bergantian. Benar-benar menakjubkan, padahal (Name) jarang sekali mengubah ekspresi. Tapi, orang tuanya mengetahui perubahan itu.
"Bukan apa-apa," jawab (Name) seperti biasa.
"Tadi Mama lihat kamu bawa bunga waktu pulang? Siapa yang berikan? Yamada ya?" Tanya Aiko, Mamanya sambil mengambil sepotong daging.
"Bukan, itu bunga dari Bokuto," jawab (Name).
"Bokuto? Ah, teman mu waktu kelas 1?" Kini Keichii, Papanya yang bertanya.
"Ingatan Papa bagus juga," gumam (Name).
"Sekolah mu bagaimana? Apakah terjadi hal yang menyenangkan?" Aiko tersenyum lembut.
(Name) terdiam, berusaha mengingat-ingat kejadian tadi siang. Matanya memutar malas begitu teringat tentang perselingkuhan Yamada yang ia lihat di depan matanya sendiri.
"Berjalan seperti biasa, kurasa," ujar (Name).
"Begitu ya,"
"Aku sudah selesai makan," (Name) menyatukan kedua tangannya di depan dada lalu bangkit dari kursi.
"Aku mau ke kamar, belajar untuk materi besok," beritahu (Name).
"Ah iya, nanti akan Mama antarkan camilan,"
(Name) tersenyum kecil, lalu menaiki tangga menuju kamarnya.
"Pasti ada hal menyenangkan yang terjadi padanya hari ini," ucap Keiichi.
"Hm? Kenapa Kei berpikir begitu?" Bingung Aiko.
"Dia tersenyum, hal yang sangat jarang terjadi," balas Keiichi sambil tersenyum.
Aiko tertegun, lalu ia ikut tersenyum.
"Benar juga, semoga ia bisa terus begini untuk kedepannya,"
***
*Tok tok tok!
"Masuk,"
Pintu osis itu dibuka dan menampakkan seorang laki-laki bersurai tegak berwarna hitam dan putih.
"Oh kau ternyata," gumam (Name).
Bokuto tersenyum lebar, ia langsung duduk di salah satu sofa yang ada di sana. Matanya menjejaki setiap sudut dari ruangan itu.
"Wah! Piagam nya semakin banyak!" Komentar Bokuto.
(Name) tidak menyahut, ia menaruh sehelai kertas di atas meja pendek yang ada di depan Bokuto. Bokuto langsung meraih kertas tersebut.
"Aku harap kau bisa menyelesaikan nya dengan cepat, kalau ada yang tidak dimengerti tanyakan saja," tukas (Name).
"Osuu!" Sahut Bokuto sambil mengambil sebuah dompet kain dari kantung dalam blazernya. Ia lalu mengeluarkan sebuah pensil dan penghapus dari dompet itu.
"Motif yang bagus," gumam (Name) melihat dompet milik Bokuto.
"Ooh! Mizuhara tertarik? Ini namanya motif batik, Onee-chan membelikanku ini ketika dia ada dinas ke Indonesia," jelas Bokuto antusias.
"Indonesia, aku pernah dengar. Negara tropis dengan keindahan alam yang melimpah kan?"
"Iya! Kata Onee-chan disana banyak pulau dan laut yang bagus, aku ingin ke sana suatu saat nanti,"
(Name) tersenyum tipis, turut mengaminkan ucapan Bokuto di dalam hati.
"Semoga kau bisa, sekarang cepat selesaikan print out nya," perintah (Name) sambil kembali bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐥𝐨𝐨𝐦
FanfictionBunga itu... Bisa tumbuh dengan indah karena tercukupi dengan berbagai zat. Seperti sinar matahari, udara, zat hara pada tanah, dan juga air. Ya, untuk bisa mekar, bunga memerlukan air jernih. Tapi, apa jadinya jika bunga itu disiram dengan air koto...