Ketua OSIS dan Anak Kelas Tiga

369 63 1
                                    

"(Name)! Tolong dengarkan aku sebentar!"

Yang di panggil hanya mempercepat jalannya. Ia sama sekali tak berani untuk menoleh ke belakang, ke arah Kaori yang sedari tadi terus memanggilnya.

"Sampai kapan kau akan menghindari ku? Kita harus bicara!" Kaori akhirnya berhasil memegang lengan (Name).

(Name) menghempaskan tangan Kaori, ia menatap Kaori dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Gomen Kaori, aku harus kembali ke ruang OSIS, tugasku masih banyak," ucap (Name) pelan.

Kaori hendak protes, tapi ia berdecak. (Name) segera saja meninggalkan Kaori. (Y/n) melihat itu semua. Ia melihat kejadian itu dari awal ketika (Name) tidak sengaja lewat di depan gym. Kaori menyadari itu, lalu memanggil (Name). Tapi seperti yang telah terjadi, (Name) justru terkesan seperti menghindari Kaori.

(Y/n) menoleh ke Akaashi yang berada di sebelahnya. Kekasih nya itu juga saksi peristiwa tadi. Mata Akaashi menatap ke arah Kaori dengan sendu. (Y/n) sudah tak tahan lagi, ia sangat penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi.

"Ne, Keiji," panggil (Y/n).

Akaashi menoleh, ia melembutkan tatapannya kala manik gunmetal blue nya bertabrakan dengan manik keemasan milik gadisnya.

"Sebenarnya, apa yang terjadi diantara anak kelas 3?"

Akaashi tertegun, ia lalu tersenyum sambil kembali memandang ke depan.

"Kenapa tidak tanyakan langsung pada Suzumeda-san?" ucap Akaashi.

"Misalnya jika ada kecelakaan, apakah kamu akan menanyakan detail peristiwa kepada keluarga korban yang sedang berduka?" Balas (Name).

Akaashi terdiam beberapa saat, ia lalu tertawa kecil sambil mengusap pucuk kepala (Y/n).

"Pacarku ini cerdas ya," puji Akaashi.

(Y/n) tersipu, merasa senang dengan pujian itu. Akaashi menarik tangan (Y/n), membawanya duduk ke dekat dinding gym. Tangannya terus menggenggam erat tangan (Y/n).

"Kamu yakin mau dengar ceritanya?"

"Iya!"

Akaashi tersenyum, ia menarik napas sebelum akhirnya mulai bercerita.

***

"Dulu, Suzumeda-san, Bokuto-san, Shirofuku-san, Konoha-san, Ketua OSIS, serta anak kelas 3 yang lain itu satu kelas saat tahun pertama,"

"Ku dengar, mereka sangat akrab dan juga Mizuhara-san waktu itu belum menjadi ketua OSIS. Mizuhara-san yang dulu itu murah senyum dan juga senang bercanda, semua orang menyukainya,"

(Y/n) diam menyimak. Dalam hatinya, ia membayangkan sosok (Name) yang murah senyum. Ia yakin, pasti sangat mirip dengan malaikat. Secara wajah (Name) memang sangat manis menurutnya.

"Ketika pergantian semester, Mizuhara-san berhasil meraih peringkat 1 paralel, berkat itu ia diangkat untuk menjadi ketua OSIS, padahal ia masih kelas 1. Tapi, hal itu sama sekali tidak dipermasalahkan oleh kakak kelas, mereka beranggapan bahwa Mizuhara-san pantas mendapatkan posisi itu,"

"Semua berubah saat Yamada-san menyatakan perasaan nya pada Mizuhara-san. Mizuhara-san yang saat itu masih polos, belum tahu apa-apa tentang cinta, sangat senang dengan hal itu. Ia menerima Yamada-san sebagai pacarnya, lalu menceritakan nya pada teman-temannya,"

(Y/n) mengangguk paham, ia sangat mengerti bagaimana perasaan (Name) waktu itu. Tentu saja. Maksudku, (Y/n) kan sudah pernah mengalami nya.

"Semua nya merasa curiga dengan Yamada-san, terutama Suzumeda-san. Dialah yang paling menentang hubungan Mizuhara-san. Tapi, melihat Mizuhara-san yang sangat lugu, Suzumeda-san tidak tega. Akhirnya ia memutuskan untuk mendukung. Aku ingat, waktu Suzumeda-san menceritakannya kepadaku,"

.
"Waktu itu (Name) bilang padaku, 'kau tahu Kaori? Aku seperti menjadi wanita paling bahagia di dunia!' makanya, aku jadi ragu untuk menentang hubungannya,"
.

"Kaori-san sampai bilang begitu?" (Y/n) bertanya tidak percaya. Pertanyaan itu di balas oleh anggukan oleh Akaashi.

"Berarti, semua orang saat itu menghargai keputusan Seitokaichou ya," gumam (Name).

"Maa ne," sahut Akaashi santai.

"Setelah itu apa yang terjadi, Keiji?"

Akaashi menghela napas berat, rasanya ia sudah lelah duluan sebelum bercerita. Yah mau bagaimana lagi, kalau bukan (Y/n) yang meminta, ia tidak akan mau.

***

"Mizuhara-san dan Yamada-san waktu itu terkenal sangat serasi, tapi hal itu tak berlangsung lama,"

"Hanya dalam waktu 3 minggu, Yamada-san berubah menjadi lelaki brengsek, ia menggoda semua gadis yang dianggap nya imut, tapi disisi lain, ia juga tidak memutusi Mizuhara-san,"

"Yang benar saja? Bagaimana reaksi (Name)-senpai waktu itu?" Tanya (Y/n) sedikit geram.

"Mizuhara-san pernah sekali berdebat dengan Yamada-san, tapi Yamada-san sama sekali tidak menggubris nya, saat Mizuhara-san mengancam akan memutuskan nya, barulah ia bersikap manis, memohon agar hal itu tidak terjadi,"

"Wah sampah sekali ya," komentar (Y/n) dengan nada datar. Akaashi tertawa.

"Semenjak itulah, Mizuhara-san mulai berubah. Ia yang dulunya murah senyum menjadi sangat pendiam dan sangat jarang berbicara. Ia hanya akan tersenyum untuk formalitas. Semua orang sangat merasakan perubahan itu, dan tentu saja itu semua karena Yamada-san,"

"K-Kaori-san tidak bertindak untuk itu?" Sela (Y/n). Akaashi menggeleng.

"Saat itu, mereka sudah naik ke kelas 2. Kelas diacak, dan mereka tidak sekelas sama sekali. Apalagi waktu itu klub voli sangat sibuk mempersiapkan diri untuk mengikuti turnamen, OSIS juga memiliki banyak urusan. Sehingga mereka menjadi sangat jarang berbicara seperti dulu,"

"Meskipun begitu, tetap saja teman-teman yang lain sangat khawatir dengan Mizuhara-san. Terutama--"

Akaashi terdiam sebentar, ia menunduk.

"Bokuto-san,"

Manik keemasan (Y/n) membulat.

"Onii-chan?"

Akaashi mengangguk, ia menatap (Y/n) dalam.

"Bokuto-san lah yang paling memikirkan Mizuhara-san, ia sering sekali curhat padaku," jelas Akaashi. Pikirannya menerawang saat ia masih kelas 1 dulu, dimana Bokuto sering bercerita kepadanya.

.
"Na Akaashi, waktu awal pacaran, Mizuhara bilang padaku kalau dia seperti menjadi wanita yang paling bahagia di dunia,"

"Kalau dia bilang begitu, maka tangisan yang disembunyikan nya dari kami itu artinya apa?"
.

(Y/n) tertegun, ia tak menyangka kalau Onii-chan nya sangat peduli pada (Name).

"Dan akhirnya, di kelas 3, entah kenapa mereka semua bisa sekelas lagi. Makanya, Suzumeda-san berusaha untuk mengajak Mizuhara-san untuk berbicara soal hubungan nya. Tapi seperti yang kamu lihat, Mizuhara-san selalu menghindari topik itu,"

(Y/n) menundukkan kepalanya sambil tersenyum pahit.

"Begitu rupanya," ujar (Y/n).

Sekarang ia mengerti kenapa semua anak kelas 3 seakan menaruh perhatian pada ketua OSIS nya. Ini bukan murni masalah percintaan belaka, tapi juga menyangkut persahabatan dan rasa solidaritas para anak kelas 3. Dan (Y/n) benar-benar tak habis pikir kalau masalah sedalam ini hanya diakibatkan oleh satu orang saja.

Tapi masih ada yang mengganjal di pikiran (Y/n), ia masih merasa bingung.

"Keiji, jika Yamada-san sudah berbuat sekejam itu pada (Name)-senpai, kenapa Senpai tidak memutuskannya? Dan kenapa ia sangat menghindari topik soal hubungannya?" (Y/n) bertanya.

Akaashi tak menjawab, ia seolah menyatakan kalau ia juga tidak tahu. Ia mengelus rambut pacarnya.

"Pikiran orang pintar itu kadang memang sulit di mengerti ya?"

TO BE CONTIUNED

Maaf kalo chapter kali ini agak susah dipahami, tapi semoga reader-tachi bisa ngerti ya!

𝐁𝐥𝐨𝐨𝐦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang