6 || Reinkarnasi

468 67 5
                                    

Hay!
Semoga suka>.<

Ceklek

"Soobin-ah, kenapa kau belum tidur?"

"Aku menunggumu"

"Kenapa kau menungguku?"

"Jika aku tidur lebih dulu kau tak akan bisa tidur"

"Ah benar juga"

Beomgyu menghampiri Soobin yang sudah berbaring. Ia ikut berbaring disampingnya.

Seperti biasa sebelum tidur ia akan termenung melihat langit langit kamarnya.

"Soobin-ah/Beomgyu-ya"

Keduanya saling pandang canggung. "Kau duluan" ucap Soobin.

"Kau tak ada niatan mempekerjakan asisten rumah tangga?"

"Kita hanya tinggal berdua. Lagipula aku tak mau jika ada orang lain dirumah ini selain kita berdua. Aku susah beradaptasi"

Beomgyu mengangguk. Benar juga yang dikatakan Soobin itu. "Sekarang kau"

"Mm, lalu kau tak ada niatan untuk menambah anggota keluarga?"

Beomgyu membalikkan tubuhnya menghadap Soobin. "Maksudmu?"

Soobin ikut membalikkan tubuhnya untuk saling tatap dengan Beomgyu. "Maksudku.. Ah tidak jadi. Sekarang kau tidur saja"

"Baiklah"

Mata keduanya mulai terpejam. Tangan Soobin setia menepuk nepuk paha Beomgyu.



















































Soobin terbangun saat merasakan tubuhnya didekap erat oleh seseorang dari belakang. Saat ia membuka mata sepenuhnya ia melihat tangan melingkar erat dipinggangnya. Dan ya itu adalah Beomgyu.

"Beomgyu-ya? Kau tak apa?"

Soobin membalikkan tubuhnya yang tadinya membelakangi Beomgyu sekarang menjadi menghadap Beomgyu.

Tubuhnya gemetar.

"Gyu-ya? Kau sakit?"

Soobin meraba kening Beomgyu dan benar. Sangat panas. Ia segera bangun dari tidurnya.

"Beomgyu-ya, tubuhmu sangat panas. Aku akan membawakanmu makanan dan obat. Tunggu sebentar"

Soobin segera turun kebawah untuk mengambil obat dikotak P3K.

"Makanannya habis, tapi aku tak bisa memasak. Emm"

"Soobin-ah, biar aku saja yang memasak. Lagipula aku tak apa apa" suara menyerupai lirihan itu terdengar dalam indra pendengaran Soobin. Ia menolehkan kepalanya kearah tangga dan memang terlihat Beomgyu yang turun dengan langkah gontai. Ia terlihat sangat lemas dengan muka pucatnya.

"Hey! Kenapa kau turun? Aku tak menyuruhmu untuk turun!"

"Kau memang tak menyuruhku untuk turun. Tapi aku ingin turun. Dan.. Aku tidak apa apa, sungguh. Aku hanya masuk angin mung─" Beomgyu menutup mulutnya dan berlari ke kamar mandi.

Soobin segera menghampirinya. "Aku bahkan belum mengapa apakanmu. Tetapi kau sudah begini. Apa jangan jangan... Kau pernah disentuh seseorang?"

Bugh

"Jangan berbicara sembarangan! Ku bilang aku hanya masuk angin saja! Aku tak menyangka jika pikiranmu itu sangat kotor"

Soobin mengusap bahunya yang tadi terkena pukulan oleh Beomgyu. "Maaf maaf, boleh ku pijat tengkukmu?"

Memories ||SOOGYU✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang